“Nginap di hotel mana kalian?” tanya Dominic sambil mengemudikan mobil di tengah syahdunya suasana tengah malam kota Jogja yang lengang. Tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang menemani pulangnya tiga anak muda dari pesta semalam. Segelintir aktivitas jual-beli makanan pun sudah arang terlihat. Hanya terlihat satu-dua penjual warmindo 24 jam dan pedagang bakmi Jawa yang masih meramaikan suasana jalan.
“Dekat-dekat sini ajalah, repot aku besok pagi!” sahut Paijo yang kudu banget pahanya menjadi bantal Michelle yang semakin kehilangan kesadarannya.
“Bisa di atur, Jon. Santai... kek sama siapa jaim banget.” Dominic nyengir sambil melajukan mobilnya masuk ke parkiran hotel di seputar kawasan wisata Malioboro.
Dominic memajukan tubuhnya, mengamati suasana hotel bintang empat yang elegan dan bergelimang cahaya lampu-lampu lobby.
Ia tersenyum, perasaan cukup pilu melihat adiknya menikah dengan pria sederhana meski dia sahabatnya yang baiknya minta ampun. Hanya saja urusan hati cukup pelik untuk mencampuri.
Cocoklah, kasian Michelle kalo cuma di kasih bintang dua apalagi losmen. Ha, jadi ingat masa lalu.
Kaca jendela di samping Dominic bergerak naik.
“Ntar aku cabut apa gabung?” tanya Dominic sambil menoleh ke belakang. Tampak Paijo berusaha menegakkan tubuh Michelle yang sempoyongan.
“Cabut besok pagi! Adikmu agak mesyumable, Dom. Nafsuan, ngeri aku.”
“Perawan tua, Jon... Butuh kesenangan duniawi dia.”
Haissssss... Paijo mendesis tajam, tatapannya mengamati adegan kecil di depannya. Dominic mengeluarkan kartu ATM dan mengulurkannya.
“Pegang, biar dia nggak nyusahin kamu Jon. Bagaimana pun aku ngerti kalian cuma apes saking gobloknya nggak bisa akting.”
“Dapuranmu, Dom.” Paijo menggeleng sambil mendorong pelan kartu itu dengan telapak tangannya. Ia tidak mau menerimanya karena Michelle harus menerima kenyataan bahwa duit seorang pegawai negeri sipil tidak banyak dan ia harus bertanggung jawab dengan uang itu. Semampunya.
Di balik kemudi, Dominic tergelak. “Lumayan lho ini buat bayar hotel sama kontrakan, beras seton sama mesin cuci. Icel gak bisa nyuci, kukunya cantik, takut kasar dan jelek, dia nggak bisa masak, tapi pintar gambar, dia designer, model dan jahit pakaian.” ucap Dominic menjelaskan kekurangan dan kelebihan adiknya dengan kebanggaan dan pemakluman seorang kakak laki-laki untuk adiknya yang di manja sejak lahir.
“Dia punya pendapatan sendiri, nggak kamu kasih nafkah pun nggak masalah Jon, dia cenderung mandiri cuma sama kamu Icel agak mupeng emang. Nggak tahu deh Jon, nyari apa dia di kamu.” Dominic nyengir.
“Batangmu mungkin lucu baginya.”
“Semprul.” Paijo membuka pintu mobil, udara malam menyentuh kulitnya. ”Ini adikmu aku gendong apa kamu gendong, Dom? Bagi tugas!”
Dominic keluar dari mobil seraya ngacir masuk ke lobby hotel, di depan meja resepsionis yang menyambutnya ramah karena menyegarkan matanya yang ngantuk dia menyebutkan kamar paling atas.
Paijo mendengus, kepayahan ia mengatur Michelle yang tak berdaya menempel ke punggungnya dengan pintu mobil yang terbuka lebar.
“Berat banget beban ini, Gusti...” Memasang kuda-kuda kuat, dia mengangkat tubuh Michelle keluar mobil. Paijo bertahan pada satu kaki, sementara sebelah kakinya menendang pintu mobil.
Di bawah langit Malioboro yang berbintang, Paijo melangkah tertatih-tatih menghampiri Dominic yang menunggu di lobby hotel untuk memberi hadiah pernikahan ke mereka.
“Langsung ke kamar, Jon. Istirahat, ciuman doang di kelab nggak enak. Di kamar be...hhh..., Jonny-mu bisa melayang ke langit ke tujuh!” goda Dominic sembari menyingkirkan rambut Michelle yang menutupi wajah..
”Iyo dek, penasaran sama si Jonny cilik?”
“Ngomong apa mas? Nggak ada itu malam pertama! Paijo larang.” gumam Michelle dengan mata terbuka sipit.
“Icip-icip toh, asal jangan di seruput.” goda Dominic.
“As... janccuk.” Michelle menoleh, menyembunyikan wajahnya di leher Paijo. “Mending turu daripada kecewa, iya, Jo?”
“Pinter.” Paijo menyembunyikan senyumnya seraya membetulkan letak Michelle yang nyaris melorot. ”Ke kamar, Dom. Lama-lama encok aku bawa adikmu.” ucapnya dengan bahasa Jawa.
Pindah ke lift, ketiganya memilih diam meski Dominic dan Paijo saling tatap. Hanya dua pria bersahabat itu yang tahu maksudnya tanpa mengatakan apa pun.
”Ntar kalian aku tinggal, aku balik ke rumahmu Jon. Ambil baju dinas dan koper Icel masih di mobil.” ucap Dominic setelah membuka pintu kamar.
Suasana elegan dan mewah yang jarang Paijo lihat sempat membuatnya terpukau, tetapi bagi Michelle itu sudah biasa.
Paijo menurunkan Michelle di tepi ranjang berselimut putih resik dan wangi. Lelaki itu melepas jaketnya untuk meredam keringat yang membasahi sekujur tubuhnya setelah berolahraga di tengah malam..
Michelle mengubah posisinya sendiri sampai ia menemukan bantal. Ia menggeliat sebelum menemukan guling.
”Jon...” ucap Dominic pelan sambil melambaikan tangan di ambang pintu.
“Piye?” Paijo menoleh ke belakang sejenak, wanita yang memakai jins panjang dan sabrina blouse membuka matanya.
“Bukan rahasia, Dek. Obrolan sahabat.”
“Yakin lho? Bohong asetmu aku orak-arik mas.” ancam Michelle.
Meringkus tangan Paijo dan menariknya keluar kamar, Dominic menghela napas.
“Bapakku pasti kepikiran dengan nasib Icel, Jon. Dan mungkin ya, dia bakal ikut campur masalah utama kalian, jadi aku minta kamu manut-manut aja dulu biar risikonya tipis. Gimana?” kata Dominic setelah menemukan berbagai pengamatan menarik di rumah Paijo tadi.
“Gampanglah, udah aku pikirkan itu.”
“Terus yakin nunda ml?” Dominic mengeluarkan senyum geli.
Setelah satu menit mengistirahatkan punggungnya di tembok dan memijat keningnya, Paijo mengangguk.
”Ngurus Puspita dulu aku, Dom.” ucapnya dengan lemah.
“Ngertilah aku, tapi hargai juga adikku sebagai istrimu.” Dominic terbahak seraya menepuk-nepuk bahu Paijo. “Selamat, Bro. Aku tinggal.”
Keduanya meninggalkan lorong hotel yang sunyi menuju tempat istirahat masing-masing. Paijo mengunci pintu hotel seraya mengamati istrinya yang kesusahan melepas celana jins-nya.
“Jo, Jonny. Bantuin tarik celanaku.” seru Michelle.
“Terus kamu tidur nggak pakai celana? Jangan edan!” Paijo mendesis mangkel sembari berdiri. Ini gimana to ceritanya, malah pamer pupu alus.
Michelle menarik tali thong ‘jenis celdam’ kuning lemon yang dikenakannya sewaktu Paijo menarik celana jins-nya sampai terlepas.
”Aku nggak bisa tidur pakai celana jins, sesak, nggak boleh sama mama.”
“Terserah kamu, tapi jangan pamer-pamer.” Paijo menarik selimut tebal yang di tindih Michelle sekuat tenaga. ”Di tutup, banyak setan keliaran malam-malam.”
“Hehe... Kamu setannya, Jo, Jonny. Sini, bobok...” Michelle cengengesan sambil mendekap selimut yang di pasang Paijo di tubuhnya.
Paijo geleng-geleng kepala sembari menggaruk kepalanya.
“Aku tidur di sofa.”
“Boleh.” Michelle menganggukkan kepala sembari tersenyum. “Tapi minta tolong bersihin mukaku dulu, Jo. Berminyak, nanti bisa jerawatan kalau nggak hilang make up-nya.” ucapnya rancu sembari mengusap bulu pipinya.
Paijo tidak yakin urusan dengan Michelle mengenal kata usai jika ritual sebelum tidur wanita itu terjadi.
Paijo pergi ke kamar mandi dengan langkah-langkah malasnya, tangannya sigap mengambil handuk putih yang tersedia di samping wastafel dan membasahinya dengan air kran seraya memberinya sedikit sabun cair.
“Belum sehari mintanya sudah aneh-aneh, gimana seminggu. Iso-iso tipes aku.” gerutu Paijo seraya pindah ke samping Michelle. Ia menatap wajah bening dan bibir seksinya sambil menghela napas. Tangan kiri Paijo terangkat, menyingkirkan rambut Michelle dari wajahnya.
“Besok-besok jangan sering mabuk, bapak tahu, aku yang di marahi.”
Gelagapan Paijo mencari jawaban yang tepat selain apa yang di pikirkan sekarang. Kamu tanggung jawabku dunia akhirat.
“Ya pokoknya aku yang dimarahi, nggak mau toh kamu aku kena marah terus?” tanya Paijo sembari mengusap pipinya dengan ibu jari.
“Enggak.” Michelle tersenyum sewaktu kain basah menyentuh wajahnya dengan lembut dan penuh kehati-hatian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ersa
sabun bayangan kalik ahh... 🤣🤣 wis jian guyonan e garangan ki bar bar tenan.
2023-08-24
0
Ersa
lambemu Jo...,sesuk yakin aku kowe sing lebih mesyum jaall wani taruhan 🤣🤣
2023-08-24
0
App Putri Chinar
kuat ga Yo....Jonny🤣🤣🤣
2023-05-11
1