Paijo menghirup napas panjang seakan tahu persoalan hidupnya baru berada di ujian terdahsyat yang tak hanya mempertimbangkan hal-hal serius. Hal sepele pun ia pikirkan sekarang.
Lahir sebagai anak pensiunan pegawai negeri sipil yang kini menjadi abdi dalem untuk mengisi kesibukan dan kesendirian Kusumonegoro yang menduda, Paijo kecil sudah membalut diri dengan belajar kedisplinan dan kesetiaan dari kedua orang tuanya.
Kepintarannya yang turun dari mereka tak ayal memudahkannya di dunia pendidikan, perangai yang ramah, dan mudah bergaul mempertemukannya dengan Pranata dan Dominic dari kelas ekonomi eksklusif yang mengangkat lingkaran pertemanannya menjadi lebih oke.
Dari mereka berdua yang kerap di kelilingi wanita cantik baru malam ini mampir salah satu harapannya setelah putus asa mengejar Marsha— junior kampus, kembang desa sebelah yang kini kecantol anak pak RT—Pelik sudah perasaannya saban kali harus rapat pemuda-pemudi bersama anak pak RT yang menghujaninya segudang cerita tentang Marsha.
Cerita-cerita tentangnya yang manja, penuh perhatian dan slalu wangi mendekorasi kenyataan pahit yang semakin masygul sampai ia bertemu Puspita yang menjaga keamanan acara wayangan di kelurahan tempatnya bekerja.
”Makan dulu, Sel. Baru mikir yang lain.” ucap Paijo pelan.
Michelle melepas senyum sekenanya sembari merebahkan kepalanya di stir mobil.
“Aku makan di sini aja, ya. Aku males dilihat-lihat.” Michelle nyengir, tahu betul di beberapa daerah bule slalu mencuri perhatian serius kaum adam. ”Malam ini aku cuma mau sama kamu.”
Ini salah, ini sepenuhnya nggak benar.
Paijo keluar mobil, ia berjalan dengan pundak melorot. Mengkhianati Puspita yang sedang menjalani impiannya, ia seolah menambah bongkahan masalah baru yang ia jatuhkan langsung dari langit tanpa ozon. Perselingkuhan yang terjadi langsung di awal jumpa lagi.
Paijo meraba hatinya setelah duduk dan memesan tiga capcay kuah. Ia mencari nama Puspita yang seolah samar di seluruh permukaan hati dan raganya. Terakhir, ia bertemu dua bulan yang lalu dengan komunikasi yang tidak baik.
“Udah lama nggak ketemu.”
Paijo memutar cincin di jari tengah tangan kirinya. Ragu dan cemas mulai menggelayuti benaknya yang kalut.
Pacaran sama Puspita, selingkuh sama Michelle. Giliran laku, posisi dipersulit keadaan. Pahit-pahit.
Setelah membayar tiga capcay kuah dan dua air putih, Paijo membawa nampan stainless ke mobil. Kedatangannya langsung di sambut manis Michelle yang pindah ke kursi penumpang seraya mendorong pintunya.
“Air putih aja?”
“PNS sama anak juragan isi kantongnya beda!” seru Paijo kecut.
“Bukan itu masalah, Jo. Minum air putih sehat tapi kita berdua lagi benar-benar butuh gulo biar semangat.” Michelle menurunkan satu persatu gelas dan mangkok capcay kuah yang mengeluarkan aroma gurih dan lezat ke jok mobil dan memeganginya agar tidak tumpah.
Paijo menaruh nampan stainless di jok depan seraya meraup bungkusan permen kiss yang di makan Michelle.
“Permen yang kamu makan sudah banyak, yakin kurang gulo?” cibirnya sambil menaruh kembali sampah itu ke nampan.
Michelle menggeleng cepat tapi senyumnya merekah. Diam-diam Paijo perhatian. Yes... Yes... Yes...
“Udah makan, habis ini ke rumah lagi ngantar makan buat bapak.” kata Paijo menyudahi kesenangan Michelle.
“Iya boleh, bapakmu nanti juga jadi bapakku.”
Tersedak kuah dan gigitan cabe ceplusan, Paijo batal menyantap capcay kuahnya. Tenggorokannya perih. Sementara menunggu capcay kuah hangat-hangat kuku. Michelle melirik Paijo yang memainkan ponselnya dengan serius.
”Kamu bakal putus sama tunanganmu?” tanya Michelle hati-hati, takut menyinggung ketenangan Paijo yang di terpa badai atas kehadirannya.
Paijo menaruh ponsel di pahanya seraya menantang tatapan Michelle yang takut-takut kepadanya.
“Ini semua gara-gara kamu!” katanya pelan.
“Gak juga.” Michelle menarik kepalanya menjauh seraya menggelengkan kepala. ”Kalau kamu mau jujur daripada menyembunyikan aku di kolong tempat tidurmu yang bau, aku kira bapakmu lebih sanggup menerimaku sebagai tamu dan adik mas Domi walau pun pakaianku nggak sopan.”
Paijo tersenyum getir, protes jujur itu mengingatkannya pada kelakuan Dominic. Dua-duanya sama-sama gila, yang membedakan saudara itu hanyalah logika laki-laki yang matang dan perasaan wanita yang plin-plan. Tapi keduanya sama-sama berani.
Paijo mendengus. Orkestrasi hormon dan feromon yang memompa gairah di tubuhnya mana mungkin mati-matian ia tahan. Sudah kesandung skandal, segalanya menjadi buyar sekalian.
“Kita selesaikan setelah makan, ruwet pikiranku sekarang!” ucap Paijo datar.
Michelle tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke arahnya.
“Aku sebenarnya cuma menghukum kamu yang sudah lihat aku pakai baju. Enak kamu dong lihat aku.” Michelle mendesis. ”Lagian ciuman bisa meredakan ketegangan tubuh biar lebih rileks.”
Tapi bikin aku tambah tegang, Michelle!!
Paijo mencengkram ponselnya sembari menahan napas ketika ia berani menatapnya dengan percaya diri.
”Dan harusnya ada opsi lain yang bisa kamu lakukan buat nolak aku tadi. Kamu bisa dorong aku sampai jatuh dan marah-marah.” Michelle berdehem sambil mengetuk-ngetuk dagunya dengan jemari tangan kiri.
“Kamu sudah tertarik sama aku waktu ketemu di Malang kemarin?”
Paijo tersenyum kecil sambil mengangkat mangkok capcay kuahnya. Menghindar dari tuduhannya yang lima puluh persen betul.
“Udah terlanjur kita perbuat, sekarang kita pikir caranya menebus kesalahan ini.”
Michelle mendesis, benaknya ganti yang berkecamuk wong sebenarnya ia juga belum cinta-cinta amat sama Paijo, dia cuma terkagum-kagum. Tapi ya sudahlah, dia jomblo. Nikah bisa di atur, cinta bisa tumbuh, rasa sayang bisa berkembang.
Keduanya menyantap capcay kuah yang mudah-mudahan tidak membuat lambung elite Michelle bermasalah.
“Habis ini mau cari penginapan atau ke mertua kakakmu?” tanya Paijo setelah mengantar capcay kuah untuk bapaknya yang masih terjaga di bedeng belakang rumah.
“Penginapan aja.” Michelle tersenyum geli, ingat pesan Dominic bahwa ia jangan ke rumah mertuanya. Banyak pria lajang di sana dan kedatangannya ditakutkan membuat gaduh suasana.
“Cari dekat-dekat tempat dinas aja, Jo. Aku yakin kamu capek hari ini.”
Paijo hanya mendesis tajam atas situasi malam yang penuh tantangan. Kolaborasi nafsu, cemas, kesal dan khayalan tingkat tinggi membawanya pada satu alur penuh rahasia.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
icel,aku mendukungmu😀😀😀
2024-03-05
0
Queeny
Jiahahahahaha jannn icel ini yoooo gaspol terus
2023-09-12
0
Anonim
nasibmu Jooooooo....
apa kabar Puspita 😉😉😉
2023-09-05
0