Liquid Jogja.
Kelab malam dan dansa di jalan Magelang km 5,5 itu menjadi tempat party pengantin baru dan Dominic yang tiba pukul sepuluh malam.
Kelab yang mempunyai slogan #pestaSELALU itu ramai oleh anak muda Jogja yang menghabiskan malam dengan melihat live DJ atau sekedar menikmati beragam variasi koktail dan alkohol yang tersedia.
Di sofa, jauh dari live DJ yang sedang beraksi, Michelle mulai merayakan pernikahannya yang jauh dari kata sempurna, ia menuangkan Jack Daniels ke dalam gelas yang berisi bongkahan es batu dan irisan jeruk nipis. Ia menggoyangkan gelasnya sebelum meneguknya langsung.
“Kamu nggak minum, Jo?” tanyanya pada Paijo yang mengamati orang-orang dugem di lantai dansa.
Sambil merokok dan duduk tegap, Paijo menggeleng. “Besok aku kerja, kamu aja kalau suka.”
Michelle kembali menuangkan Jack Daniels ke gelasnya, begitu gelas Dominic. Wanita itu berusaha bersikap apa adanya karena masih nyaman di dekat kakaknya.
Keduanya bersulang sebelum Michelle merendahkan suaranya menjadi bisikan dan tersenyum begitu menggemaskan.
“Dia nggak neko-neko mas, nanti di marahin bapak.”
Kuping Paijo yang masih awas di tengah suara musik yang jedag-jedug dan suasana meriah di kelab itu masih mendengar suara wanita yang memenuhi isi kepalanya.
Paijo menuangkan sendiri minuman itu ke gelasnya. Dia meneguknya lalu menghentakkan gelasnya dengan keras di meja.
Dominic mengamati keduanya yang membuat jarak aman, ia bersedekap. “Ya kalau nggak mau dinikahkan jangan macem-macem, giliran gini, mumet toh, serba salah.”
“Begini.” ucap Paijo, mengabaikan ucapan sarkasme Dominic. ”Aku pura-pura pingsan bukannya tanpa sebab, kamu ngerti lah Dom gimana rasanya berdua dengan wanita. Ndilalah bukannya marah dia aku lihat, adikmu malah tanya, bagus nggak, seksi kan.” ucapnya meniru suara manja Michelle sambil memperagakan gayanya yang mengelus sisi paha sampai pinggang seperti yang di lakukannya kemarin.
“Yo aku ketawa to, Dom. Maksudnya apa gitu lha tanya-tanya yang sudah jelas.” Paijo mengisap rokoknya seraya menghela napas, sepasang matanya menatap Michelle yang kembali minum. “Bukan cuma aku yang bingung memperlakukan pernikahan ini, aku yakin adikmu sama.”
Michelle menyerahkan gelasnya ke Paijo. Pria itu menerimanya seraya menghabiskannya dalam beberapa kali tegukan.
“Kita bisa bicara sekalian tentang kita ke depannya, Sel?”
Dominic beranjak dari sofa, menyingkir dari batas yang memisahkan adik dan sahabatnya.
”Aku cari minuman yang lebih soft bentar.” akunya seraya mengacak rambut ikal Michelle yang menarik tepi kemeja putihnya. “Santai, nggak lama dek. Ngobrol-ngobrol dulu tuh sama Paijo biar ketemu jalan enak.”
Michelle melepas ujung kemeja putih kakaknya sembari mendengus. “Aku sebel sama kamu, mas!”
Mencebikkan bibir dengan sikap meledek, Dominic menepuk bahu Paijo.
“Tanggung jawabku yang besar banget sudah lepas, Jo. Makasih lho sudah jadi suami adikku dengan suka rela, jadi agak ringan ini pundakku.”
Sialan. Aku cuma apes, dombret!
Paijo menonyor bahu pria beranak satu itu saat melewatinya sembari merenggangkan bahu. “Awas yo sampean, Rastanty bakal aku kasih tau rahasiamu paling ekstrim.” ancamnya balik yang hanya ditanggapi Dominic dengan kekehan.
”Rasakno sampean.” imbuhnya dengan bahasa Jawa.
Michelle ganti menarik jaket Paijo dengan cepat, ia langsung tersentak duduk. “Udah kali, gak gentle banget kamu buka-buka rahasia kakakku!”
“Ben...” ucap Paijo sambil memajukan wajahnya. Ia menatap Michelle yang bermata merah khas seseorang yang hampir limbung dan mabuk.
Ekstrim juga ini cewek, terus biaya mabuknya sekarang siapa yang nanggung?
Michelle menatap Paijo penuh arti dan tersenyum. “Aku tahu kita mengkhianati Puspita, tapi kita sama-sama menikmatinya dan menikah. Betul? Sekarang coba kita lebih akrab lagi, harus. Ya, pelan-pelan juga bisa.”
“Jangan harap malam pertama sebelum aku putus dengan Puspita!”
Ups... Michelle batal terbang ke planet orgassme karena sekarang wajah Paijo terlihat panas dan seksi. Keeksotisannya bertambah ketika pria itu menatapnya tajam dan begitu dekat.
Michelle menurunkan tangannya yang meraba wajah Paijo dengan bibir bawah yang tergigit sensual. Setengah mati dia mengutuk peringatan yang berasal dari kepalanya.
Jangan minum alkohol saat perutmu kosong!
Ruangan party itu terasa berputar, dan Michelle yang kehilangan setengah kesadarannya menyandarkan kepalanya di bahu Paijo. Ia meracau banyak hal yang semuanya memusingkan kepala pegawai suaminya.
“Kamu mau aku pakai lingerie apa pakaian tidur biasa? Suka kopi apa? Terus kontrakan kita nanti di mana? Aku alergi telur.”
“Icel!” Paijo menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dengan hati-hati, “Nggak usah bahas itu dulu, ruwet pikiranmu.”
“Begitu ya.” gumam Michelle, ia mengalihkan perhatiannya ke lantai dansa yang semakin lama semakin ramai. “Mau turun ke sana, aku pintar dansa.”
Detik demi detik, Paijo memikirkannya penuh pertimbangan. Michelle istrinya, wanita yang menemaninya nonton film sehabis ikut membereskan kegiatan aqiqah Budiman di Malang tidak bisa di biarkan sendiri ke lantai dansa.
Wajah bulenya menarik perhatian, kondisi setengah mabuk dan keberadaan Dominic yang tak terlihat di pupil mata mengharuskannya menemani wanita itu party di bawah lampu sorot yang bergerak lincah mengikuti irama musik remix.
Michelle mengalungkan kedua tangannya di leher Paijo, bersama kerumunan orang yang penuh sesak, keduanya nampak paling aneh koreografinya di kelab yang berisi orang-orang yang mengangkat tangan dan berjingkrak-jingkrak.
“Aku emang belum cinta sama kamu, Jo. Tapi aku nunggu hal itu terjadi.” Michelle mendongak sebab tinggi pria itu 1,8m sementara ia hanya 1,7m. Orang-orang jamin keturunan mereka akan memiliki tinggi badan yang oke-oke.
Paijo menundukkan kepala, menyentuhkan keningnya di kening wanita yang lebih lengket di tubuhnya dari ujung kaki sampai ke badan-badannya. Rangkulan di lehernya semakin erat.
“Cintai aku jangan terburu-buru, aku khawatir kamu menyesal atas pernikahan ini.”
Michelle merasakan bibirnya di belai lidah Paijo, perpaduan antara lembut dan hangatnya bibir itu bercampur dengan pahitnya Jack Daniels yang membekas di sana.
Paijo menyusupkan jemarinya di helaian rambut Michelle dan mencengkeramnya lembut hingga menarik kepalanya ke belakang.
Keduanya memperdalam ciuman yang lebih berani, menjadikan kelab itu serasa milik pribadi. Tapi sepertinya takdir memiliki gagasan kain..Pesta pernikahan mereka semakin panas. Paling tidak itu satu-satunya ritual cinta yang bisa dilakukan mereka karena pasti ada yang kurang, menikah kok tidak bersentuhan.
...----------------...
🤭🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
As Ngadah
karepmu jo Paijo
2024-10-08
0
emak gue
katanya jangan harap malam pertama sebelum putus,,trs kalo nempel trs bibirnya mana tahan Jo....Paijo🤣🤣
2024-06-13
0
Asngadah Baruharjo
gas pollll jooooo
2024-03-06
0