Keajaiban Duniawi

Paijo membersit hidungnya di sarung dengan posisi membungkuk. Kaki kokohnya yang terlihat berbulu dan berotot membuat Michelle berdecak kagum, ia berjongkok, tangannya tiba-tiba meraba bulu kakinya sampai membuat pria itu berjingkat kaget.

“Mau apa weyy!” ucap Paijo dengan nada spontan. ”Semprul, keceplosan.” Menajamkan telinga, terdengar suara gemericik air di toren belakang, ”Semoga nggak dengar bapak!”

Jengkel ia mendelik kikuk ke bawah, Michelle meringis seraya menyembunyikan tangannya ke belakang.

Jakun Paijo bergerak naik turun, ia menelan saliva-nya susah payah seolah gumpalan kata-kata tersendat di tenggorokan setelah wajah mengemaskan di bawahnya tersenyum manis.

Michelle mengedipkan mata. Makin sesak lah napas Paijo, ia terpesona melihat resiknya wajah Michelle.

”Cuma nyentuh, lebat banget itu. Asli?”

Terlahir sempurna dari pasangan Marisa yang berasal dari Michigan+Singapura dan Prambudi dari Malang, Michelle mewarisi lebih banyak gen bule ibunya. Hidung mancung, bibir mulus merah muda, alis rapi tanpa sulam, kulit putih bersih tapi mata indahnya seperti mata Prambudi yang teduh.

Tatapan Paijo mengawang, melayang pada imajinasi baru yang mampir tanpa permisi ke benaknya. Bibir kecil merah muda itu berkelana di sekujur tubuhnya.

Double pedal menghentak dadanya bertambah dua, tak cuma jedag-jedug, Jantung hampir meledak. Paijo menggigit bibirnya, gelisah tak terperikan bersama wanita yang benar-benar konyol apa adanya.

Paijo menatap perempuan dihadapannya yang berani menatap balik sorot matanya sambil mengedipkan matanya genit.

Paijo yang tak kuat lagi menghentikan khayalannya yang mengembara memilih jatuh pingsan.

”Lah... lah... Jo... Paijo.” ucap Michelle, terpogoh-pogoh ia menangkap tubuh jangkung yang tidak besar tapi juga tidak kerempeng, tapi Paijo lumayan berat bagi Michelle yang hanya senang yoga dan berenang.

Dengan posisi di peluk Michelle. Paijo meringis dalam hati. ”Keajaiban duniawi.”

Badannya bergerak-gerak mengikuti irama tubuh Michelle yang mengunci tubuhnya seraya memasang kuda-kuda dengan kuat di lantai untuk mengangkatnya dan membawanya ke dipan.

Michelle membungkukkan badan, merebahkan Paijo dengan hati-hati di kasur.

Lelah menggotong tubuh Paijo yang lemas dan lemah kecuali bagian tertentu di tubuhnya. Kedua kaki yang masih mengangkang tepat di atas pahanya ia rendahkan. Michelle mengatur napas. Reaksi tubuh Paijo menjadi-jadi. Napasnya berantakan, sentuhan fisik yang bertambah memperparah guncangan dunia privatnya yang sudah bereaksi.

Terbebas dari Dominic, mampir adiknya yang lebih sinting. Yungalah... Nasib... Pingin berduaan dengan Puspita malah datangnya titisan peri penggoda. Khilaf salah, pingin tambah semakin salah.

“Mas Domi punya sahabat gini amat, gampang semaput.” ucap Michelle seraya turun dari pangkuan Paijo.

Belum tuntas, Michelle menyelipkan tangannya di bawah ketiak Paijo yang berimbas pada kegilaan batin laki-laki yang masih memejamkan mata.

Michelle menarik tubuhnya sekuat tenaga hingga sekujur tubuh Paijo berada di kasur.

Michelle berjongkok di tepi dipan, bercerita sambil melihat telapak tangan Paijo yang kapalan dan mengusap-usap perlahan.

“Di bawah tadi deg-degan banget, wuh, gatel semua badanku, banyak laba-labanya lagi... tapi seru...”

Jakun Paijo bergerak, suara resleting koper terbuka, baju resik yang wangi mendarat di lengannya. Michelle melepas tali pengikat handuknya seraya mematikan lampu kamar.

Pencahayaan yang meredup, otomatis membuat Paijo lebih rileks. Dia mencoba mengatur napasnya sambil menilik apa yang sedang Michelle lakukan. Ujung matanya melirik sekilas pesona sang primadona yang memiliki tubuh padat dan mulus.

Paijo memejamkan mata saat Michelle berbalik. Kain halus yang membelai lengannya imbas dari tarikan tangan Michelle yang mengambil pakaiannya, mengerikan.

Paijo merinding. Tubuhnya menegang.

Michelle menghidupkan lampu setelah memakai pakaian dan mengambil parfumnya. Wajahnya tampak berpikir dengan ibu jari yang terpasang dipencetan parfum.

“Gak usahlah, nanti di kira beli wangi-wangian baru si Paijo.” Michelle nyengir, ia membiarkan Paijo yang terpingsan dan tegang beberapa saat.

Michelle membuka minuman dingin yang ada di plastik transparan lalu meminumnya sebelum duduk di tepi kasur. Dia menguncupkan bibir. Kesal dan geli, air mukanya bercampur baur dengan situasi yang lebih hening dari sebelumnya.

...***...

Kusumonegoro selesai membersihkan diri dan beristirahat di kamarnya, dekat bedeng depan kamar Paijo. Matanya menerawang kejanggalan sambil menunggu sesuatu yang di sebut tenang. Maklum, sebagai seorang abdi dalem yang jujur dan rendah hati, cermat dan teliti, tunggangan di halaman rumahnya memancing heran. Milik siapa itu? Kenapa tumbenan ada mobil seperti itu mampir di desanya yang terletak di pinggir kota dan di kelilingi hamparan sawah.

Kusumonegoro menghela napas. Dari sekelumit perubahan tingkah Paijo yang aneh dan samar-samar wewangian feminim yang ia endus di kamarnya dugaan negatif itu langsung menjurus kepada pemilik mobil yang singgah di kamar Paijo. Dia menanti dengan sabar pun dengan perut kelaparan fakta apa yang di sembunyikan anaknya.

Kusumonegoro pindah ke dapur, serius menyeduh kopi di temani alunan gending karawitan dari radio.

Kusumonegoro menarik kursi seraya mendudukinya. Rokok kretek dan kopi sehabis mengabdi membuatnya menghela napas seraya memejamkan mata.

...***...

“Ditemenin cewek cantik malah semaput. Nggak bersyukur kamu, Jo.” Michelle menarik dagu Paijo ke bawah seraya membungkukkan badan. Wajahnya menaungi paras eksotis yang membuatnya ngacir ke Jogja untuk berkenalan lebih lanjut.

Michelle semakin membungkuk hendak memberi napas buatan, namun sejurus kemudian Paijo gelagapan sendiri sebelum bibir itu benar-benar menyentuhnya.

“Jangan!” desisnya gugup sambil menahan kedua bahu Michelle dengan tangan. “My first kiss just for Puspita!” katanya mengingatkan dengan suara tertahan.

Michelle mendelik kaget. Paijo hanya pura-pura pingsan. Sialan, mana ia berpakaian tanpa rasa was-was di dekatnya. Michelle menangkup wajahnya tanpa sungkan.

“Aku itu nggak nakal, nggak niat ngapa-ngapain kamu, tapi kamu yang pura-pura pingsan pasti ngintip aku pakai baju!” tukasnya masa bodoh dengan situasi yang terjadi.

Paijo meringis, matanya berbinar-binar mendengar opini Michelle yang seratus persen benar.

Melihat itu, pikiran Michelle meruncing. Ia mendengus seperti banteng yang marah lalu bertanya sesuatu yang membuat Paijo justru terbahak-bahak.

“Bagus gak? Seksi kan?”

Kusumonegoro bangkit, rasa tenangnya sudah tidak bisa di redam lagi. Dia melangkah serupa pahlawan menuju lokasi perang, serius, ia menggedor pintu kamar Paijo dengan berang.

”BUKA PINTUNYA, JO! BUKA PINTUNYA!”

Mampus... masih dengan mata mendelik, keduanya mencelat dari kasur dengan belingsatan. Keduanya wira-wiri sebelum saling berhadapan dan menatap, tak mampu secuil pun ide keluar dari kedua otak mereka yang sudah tersulut nafsu.

”BUKA!”

Brak..

Brak...

Brak....

Kusumonegoro murka. Mengumumkan kecemasannya mengenai wanita yang ada di kamar itu. Ketakutan, Michelle memeluk Paijo buru-buru seraya meminta perlindungan. “Takut.”

Paijo tersentak. Namun kepalang basah, wajah Michelle yang teramat dekat dengan wajah Paijo menyemburkan napas hangat. Keduanya saling melihat dengan bahasa tubuh yang tertarik untuk menuntaskan satu dahaga yang menggebu.

Bibir mereka mendekat, saling menyentuh kehangatan dan berbagi penasaran dalam kemesraan yang murni. Keduanya menikmati awal skandal yang terjadi di rumah itu sebelum pintu terpelanting keras.

Kusumonegoro beradu pandang dengan mereka dengan ekspresi tercengang tak karuan.

“Ono opo iki!”

...----------------...

Terpopuler

Comments

As Ngadah

As Ngadah

jo paijo, bikin ngakak wae 😃😃😃

2024-10-08

0

Asngadah Baruharjo

Asngadah Baruharjo

Paijo Paijo

2023-11-09

0

Queeny

Queeny

Jiannnn nek adhikne dominic iki luwih sat set ketimbang kangmas e🤣

2023-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Kamu
2 Menyembunyikanmu
3 Keajaiban Duniawi
4 Tanggung jawab
5 Pahit Rasanya
6 Lebih dari perkenalan
7 Pas-pasan
8 Malang Melintang
9 Bibir vertigo
10 Michelle lagi, Michelle lagi
11 Kepergok lagi.
12 Nikah Siri
13 Otw Party
14 Pesta Slalu
15 Orak-arik Rasa
16 Curang
17 Bukan cinta yang apik.
18 Rumah kita
19 Paijo!
20 Aku Siap.
21 Puspita
22 Kembali
23 Di Mataku
24 Cukup Gila
25 Seandainya
26 Benang Merah
27 Rumah
28 Pilihan sulit
29 Wisnu
30 Puspita Wisnu
31 Paijo dan Michelle
32 Terciduk
33 Prolognya apa mas!
34 Meninggalkanmu
35 Hampir meriang
36 Badai penghancur
37 Kacau
38 Kok Bule?
39 Serangan Darurat
40 Paijo Dominic
41 Rindu Bersua
42 Icel mau punya...
43 Ambyar mashee
44 Jangan Khawatir.
45 Sepetak Sawah
46 No papa...
47 Rewel terus
48 Mletre
49 Sukur...
50 Kacau
51 Mau Kasih Sayang
52 Haru
53 Sungkem
54 Cookies
55 Apa!
56 Gayeng
57 Sabar
58 Pinang Aku.
59 Cap KUA
60 Sekilas Nobar
61 Tak wolak-walik
62 Wedding resepsi
63 Sweetie
64 Sweetie 2
65 Jengah
66 Haduh.
67 Mata panas
68 Nyentrik
69 Ngambeks
70 Tampan Sekali
71 Party terakhir
72 Pulang kampung
73 Ketemu kamu
74 Gila
75 Jewer terus
76 Fakta
77 Sebuah isyarat
78 Gagal total
79 Galak
80 Pulang Kampung dan Akhir Bahagia
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bertemu Kamu
2
Menyembunyikanmu
3
Keajaiban Duniawi
4
Tanggung jawab
5
Pahit Rasanya
6
Lebih dari perkenalan
7
Pas-pasan
8
Malang Melintang
9
Bibir vertigo
10
Michelle lagi, Michelle lagi
11
Kepergok lagi.
12
Nikah Siri
13
Otw Party
14
Pesta Slalu
15
Orak-arik Rasa
16
Curang
17
Bukan cinta yang apik.
18
Rumah kita
19
Paijo!
20
Aku Siap.
21
Puspita
22
Kembali
23
Di Mataku
24
Cukup Gila
25
Seandainya
26
Benang Merah
27
Rumah
28
Pilihan sulit
29
Wisnu
30
Puspita Wisnu
31
Paijo dan Michelle
32
Terciduk
33
Prolognya apa mas!
34
Meninggalkanmu
35
Hampir meriang
36
Badai penghancur
37
Kacau
38
Kok Bule?
39
Serangan Darurat
40
Paijo Dominic
41
Rindu Bersua
42
Icel mau punya...
43
Ambyar mashee
44
Jangan Khawatir.
45
Sepetak Sawah
46
No papa...
47
Rewel terus
48
Mletre
49
Sukur...
50
Kacau
51
Mau Kasih Sayang
52
Haru
53
Sungkem
54
Cookies
55
Apa!
56
Gayeng
57
Sabar
58
Pinang Aku.
59
Cap KUA
60
Sekilas Nobar
61
Tak wolak-walik
62
Wedding resepsi
63
Sweetie
64
Sweetie 2
65
Jengah
66
Haduh.
67
Mata panas
68
Nyentrik
69
Ngambeks
70
Tampan Sekali
71
Party terakhir
72
Pulang kampung
73
Ketemu kamu
74
Gila
75
Jewer terus
76
Fakta
77
Sebuah isyarat
78
Gagal total
79
Galak
80
Pulang Kampung dan Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!