BB 14

Jenuh, itulah yang dirasakan oleh Natha saat ini. Menunggu selama ini tanpa membuahkan hasil apapun dan Audriana sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan sadar dari komanya semakin membuat Natha lelah untuk menantinya. Walaupun tak bisa ia pungkiri jika melihat wajah Audriana masih membuat hatinya berdesir. Tidak bisa berbohong, rasa cinta untuk wanita ini masih ada walaupun mulai terkikis perlahan-lahan.

"Apakah aku salah karena sudah berkhianat? Tapi aku adalah manusia bisa, aku juga punya kelemahan dan titik batas kesabaran. Menunggumu tanpa kepastian seperti ini hanya membuatku lelah. Aku hampir menyerah Audriana. Coba saja jika kau buka matamu, maka aku akan kembali bersemangat. Setidaknya aku tahu kau masih mau berjuang untuk hidup bersamaku."

Natha mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja kerjanya. Beberapa hari ini ia merasakan dua perasaan sekaligus. Bimbang dan juga bahagia. Natha belum pernah bermain dengan dua hati sekaligus dan kali ini ia melakukannya. Sumpah dan janji setia yang ia ucapkan untuk Audriana kini terlanggar begitu saja. Tapi ia tidak menyesali karena ia mendapatkan cinta lain setelah cinta Audriana yang tidak lain adalah suster Lya.

Bagaimana Natha menggambarkan perasaan dan keadaannya saat ini, ia tidak tahu. Ketika ia membayangkan senyuman suster Lya hatinya terasa tenang dan ketika ia membayangkan wajah pucat Audriana, hatinya bersedih.

"Tidak Natha, kau tidak salah. Keadaan yang membuatmu jadi seperti ini. Jika Audriana tidak koma maka kau tidak akan membagi hatimu. Ini bukan sepenuhnya salahmu. Kau jangan bingung, jalani saja."

Meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak larut dalam rasa bersalah, membuat Natha tersenyum sendiri. Ia kembali mengingat malam panas yang ia lalui bersama suster Lya walaupun dia dalam keadaan mabuk.

"Kenapa rasanya seperti ingin mengulang kembali?" gumam Natha. Tubuhnya terasa panas dingin dan sesuatu dibawah sana sudah menegang hanya karena teringat penyatuannya dimalam itu.

Sial!

Natha buru-buru ke dalam kamar mandi yang ada di ruangannya untuk menuntaskan hasratnya. setelah setengah jam kemudian ia keluar dan mendapati Darren sudah berada di dalam ruangannya.

Natha duduk di kursinya lalu menatap Darren yang sudah dari tadi sedang duduk menunduk dia tahu dan yakin benar bahwa saat ini terjadi sesuatu.

"Sekarang apa lagi?"

"Tuan, ini tidak semudah seperti yang kita duga. Ternyata di balik hancurnya anak cabang perusahaan kita bukanlah dari keluarga Barrack melainkan ada dari pihak lain yang menekan keluarga Barrack sehingga perusahaan mereka menarik saham di perusahaan anak cabang kita. Saya sudah berusaha menyelidikinya tetapi nihil, sangat sulit menemukan informasi dari perusahaan mana yang sudah menekan perusahaan Barrack."

Natha mengalah nafas panjang, ia memijat pelipisnya masalah ini memang belum tuntas karena sampai detik ini baik Daren maupun orang-orang suruhannya belum dapat menemui Tuan Barack untuk menyelesaikan masalah perusahaan lebih lanjut.

"Menurutmu siapa yang bisa menekan keluarga Barrack? Mereka bahkan berada satu tingkat kekuasaan di bawah kekuasaan keluarga Clay. Orang ini pasti bukan orang sembarangan," ujar Natha, ia juga memikirkan dan menebak-nebak siapa pengusaha yang sudah berani menabuh genderang perang dengannya.

Daren hanya bisa menggeleng karena ia pun tidak tahu siapa otak dibalik ini semua.

"Tuan, ada hal lain lagi yang ingin saya tanyakan," ucap Daren ragu.

Natha menatap Daren tidak biasa. Ia juga yakin jika Daren hendak bertanya, pertanyaannya pasti bukanlah hal sepele.

"Katakan!"

"Apa kita akan membiarkan wanita itu, Tuan? Sejauh ini dia sudah melewati batas. Apa tidak berbahaya jika terus membiarkannya berada di--"

"Aku belum puas. Ini belum seberapa dibandingkan apa yang sudah dia perbuat. Apa yang aku lakukan padanya barulah sebuah pemanasan belum masuk ke inti permainan. Berani menyentuhnya itu artinya kehancuran. Biarkan saja dia merasa berada di atas angin, nanti saat waktunya tiba, aku akan menghempaskannya bahkan hingga remuk seremuk- remuknya," ucap Natha dengan penuh penekanan bahkan tangannya kini terkepal kuat.

Sorot mata Natha Clay begitu mengerikan dan siapapun yang menatapnya akan langsung terkena serangan jantung. Tatapan elang yang siap menerkam mangsanya dan juga dalam tatapan itu penuh dengan amarah dan kebencian. Daren bahkan tidak sanggup untuk menatapnya.

"Saya hanya khawatir jika anda yang terjebak," ucap Daren.

Natha menyeringai, "Bukankah kau sangat mengenalku Daren?"

Daren mengangguk, ia merasa lega, "Kalau begitu saya permisi tuan."

.

.

Malam kembali menyambut, suster Lya yang diminta Natha untuk menyiapkan makan malam di ruangan Audriana kini terlihat begitu semangat. Ia bahkan sedikit lebih memoles wajahnya. Ia merasa yakin jika malam ini akan terjadi sesuatu yang spesial antara dirinya dan Natha.

Suster Lya sudah yakin benar jika Natha tidak lagi mencintai Audriana karena info dari rekan kerjanya yang mengatakan bahwa Natha Clay sudah jarang menjenguk Audriana di siang hari dan malam harinya Natha bahkan selalu ada bersamanya. Suster Lya yakin peluang untuknya semakin besar.

"Aku sudah tidak sabar," gumamnya.

Beberapa menit kemudian Natha masuk ke ruangan Audriana. Ia melirik sekilas pada kekasihnya itu kemudian beralih menatap suster Lya yang terlihat menggoda. Ia langsung mengecup pipi suster Lya dan hal tersebut membuat suster Lya kaget sekaligus senang.

"Malam ini, maukah kau menjadi kekasihku? Aku sengaja memintamu menyiapkan makan malam untuk merayakan hari jadi kita. Itupun jika kau mau jadi kekasihku. Aku sudah jenuh menunggu Audriana. Aku baru sadar jika selama ini ada cinta lain yang selalu bersamaku dan aku tidak melihatnya sama sekali," ucap Natha.

Betapa terkejutnya suster iya mendengar ucapan Natha tersebut. Dengan cepat ia menganggukan kepalanya bahkan terus mengangguk-anggukkan kepalanya saking senangnya, "Ya aku tentu saja mau."

Natha menyeringai, "Terima kasih. Kalau begitu mari kita makan malam karena aku juga ingin segera merasakan hidangan penutup seperti malam itu. Apa boleh?"

Suster Lya tersedak ludahnya sendiri mendengar ucapan Natha. Apalagi melihat kedipan mata Natha yang begitu menggoda hingga ia merasa dihipnotis. Suster Lya mengangguk malu menyetujui keinginan Natha.

"Itu baru kekasihku. Ayo makan! Kau harus banyak makan karena malam ini aku akan sulit dikendalikan. Kau akan merengek dan aku akan menulikan telingaku. Bersiaplah," bisik Natha yang membuat suster Lya degdegan.

"Apakah malam ini kau akan menyebut namaku?" tanya suster Lya memastikan. Ia tidak ingin kejadian malam itu terulang lagi.

"Tentu saja. Aku tidak dalam keadaan dibawah pengaruh alkohol saat ini," jawab Natha.

Suster Lya tersenyum puas dalam hati ia bersorak karena apa yang selalu ia bayangkan akan terwujud.

.

.

Makan malam telah selesai dan kini keduanya saling menatap penuh arti. Natha tersenyum miring kemudian meminta suster Lya untuk duduk di pangkuannya. Natha yang melihat suster Lya langsung patuh diam-diam menyeringai. Entah apa maksud tatapannya saat ini. Apakah mungkin sebuah tatapan untuk mengejek Audriana? Atau karena ia terlalu terbakar gairah saat ini.

Suster Lya memberanikan diri mencium bibir Natha lebih dulu dan dengan senang hati Natha menyambutnya. Ciuman yang lama kelamaan menjadi semakin panas dan menuntut. Tangan Natha bahkan sudah menjelajahi tubuh suster Lya yang kini sudah bertelanjang dada.

Suster Lya pun tidak tinggal diam. Tangannya sibuk mencari ke arah sensitif Natha dan menemukan pusaka itu. Ia menggenggamnya dengan erat hingga membuat Natha meraung kenikmatan.

"Aku ingin mencobanya," ucap suster Lya.

Seringai tipis muncul di bibir Natha, "Lakukan dan buat aku puas!"

Dengan lihai suster Lya melakukannya hingga membuat Natha berteriak kenikmatan. Karena sudah tidak tahan lagi, Natha langsung membalikkan tubuh suster Lya dan melakukan penyatuan. Keduanya kini tenggelam dalam kenikmatan dunia yang tiada tara. Erangan dan ******* memenuhi ruangan tersebut tanpa peduli ada orang lain yang sedang terbaring disana yang mungkin saja bisa mendengar suara menjijikan mereka.

Natha meneriakkan nama suster Lya ketika ia mencapai pelepasannya begitupun dengan suster Lya. Namun kegiatan tersebut terus berlangsung bahan suster Lya sudah mencapai pelepasan berulang-ulang.

Natha kau memang menakjubkan. Ternyata benar ucapanmu jika malam ini aku tidak akan kau lepaskan. Walaupun lelah tapi aku sangat menyukainya. Oh ya ampun Audriana, sekarang calon suamimu ini tengah bercinta denganku. Bagaimana denganmu? Apakah rasanya sakit atau sangat sakit? Tapi jangan lupakan jika malam ini Natha juga sudah resmi menjadi kekasihku. Jadi kita sama dan sebaiknya kau cepat pergi dari dunia ini.

Mengayuh kenikmatan bahkan mencapai pelepasan berkali-kali tidak membuat keduanya berhenti. Natha terus menggempur suster Lya yang walaupun wanita itu sudah mengatakan ia menyerah. Tetapi hanya dibibir saja karena kenyataannya ia tetap menikmati dan mendesah penuh kenikmatan.

Keduanya bahkan tidak mendengar bunyi melengking dari monitor yang terhubung dengan tubuh Audriana. Wanita itu menitikkan air matanya dan tubuhnya mendadak kejang-kejang namun tidak ada satupun yang melihat dan mendengarnya.

Samar-samar mata indah dengan bulu mata lentik itu terbuka. Kedua bola mata indah itu mulai menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke indera penglihatannya dan telinganya sedikit banyak menangkap suara aneh. Ia hendak berbalik tetapi yang terlibat justru bayangan dua orang yang sedang saling menindih hingga akhirnya mata indah itu kembali terpejam.

Tanpa dua orang yang tengah menikmati surga dunia itu tahu, kegiatan mereka justru menarik seseorang dari alam bawah sadarnya hingga ia mampu membuka matanya. Keduanya ambruk sekitar pukul dua dini hari.

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

Audriana...akhiry kmu bngun juga syng,dan natha juga si jalng,semoga nanti kalian kena karmany😡

2023-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 BB 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 Bab 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
211 BAB 211
212 BAB 212
213 BAB 213
214 BAB 214
215 BAB 215
216 BAB 216
217 BAB 217
218 BAB 218
219 BAB 219
220 BAB 220
221 BAB 221
222 BAB 222
223 BAB 223
224 BAB 224
225 BAB 225
226 BAB 226
227 BAB 227
228 Episode 228
229 BAB 229
230 BAB 230
231 BAB 231
232 BAB 232
233 BAB 233
234 BAB 234
235 BAB 235
236 BAB 236
237 BAB 237
238 BAB 238
239 BAB 239
240 BAB 240
241 End
242 Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243 Pengumuman
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
BB 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
Bab 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210
211
BAB 211
212
BAB 212
213
BAB 213
214
BAB 214
215
BAB 215
216
BAB 216
217
BAB 217
218
BAB 218
219
BAB 219
220
BAB 220
221
BAB 221
222
BAB 222
223
BAB 223
224
BAB 224
225
BAB 225
226
BAB 226
227
BAB 227
228
Episode 228
229
BAB 229
230
BAB 230
231
BAB 231
232
BAB 232
233
BAB 233
234
BAB 234
235
BAB 235
236
BAB 236
237
BAB 237
238
BAB 238
239
BAB 239
240
BAB 240
241
End
242
Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!