Bab 6

Natha keluar dari ruang rapat dengan perasaan lega karena hari ini ia berhasil memimpin rapat penting dan semuanya berjalan dengan lancar dan sempurna. Para peserta rapat terus memuji dan tak henti memberikan tepuk tangan padanya. Natha bersyukur dan merasa tenang karena tidak lagi membuat malu papanya karena dirinya yang tidak fokus dan alhasil membuat mereka malu dan beberapa diantaranya kecewa pada Natha.

Hari ini Natha sudah menebus kegagalannya beberapa waktu lalu dan ia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Ia bahkan saat ini sangat bersemangat untuk pulang, pulang ke tempat dimana sebagian jiwanya berada. Ia tidak sabar ingin menceritakan kesuksesannya hari ini.

"Audri, tunggu aku," gumamnya ketika ia sudah membereskan beberapa berkas di dalam ruangannya.

Dengan bersemangat Natha berdiri namun belum sempat ia melangkah, pintu ruangannya dibuka dan wajah yang tidak siap ia lihat kini muncul di hadapannya.

"Mama dengar kau berhasil memimpin rapat dan tidak membuat papa malu lagi," ucapnya dengan angkuh lalu duduk di sofa.

Natha tak berniat menanggapi. Ia yakin betul kalimat pembuka itu hanya sekadar basa-basi. Mamanya ini pasti memiliki tujuan lain yang bisa Natha tebak.

Dengan malas Natha kembali duduk di kursinya. Ia yang tadinya begitu bersemangat mendadak lemas. Ia bukannya tidak suka pada mamanya, itu pemikiran yang salah besar jika Natha tidak menyukai wanita yang sudah membawanya melihat dunia ini. Ia hanya tidak suka tentang pembahasan yang akan mamanya bicarakan dengannya yang ujung-ujungnya pasti menjodohkan dirinya dan jika tidak pastilah berakhir dengan ancaman.

"Sekarang apa lagi Ma?" tanya Natha sarkas.

Nyonya Clay tersenyum kecut, ia tahu dengan pasti jika putranya ini sudah paham dengan maksud kedatangannya ke kantor ini. "Mama ingin kau makan siang bersama Clara. Mama sudah membuat janji dengannya dan kau harus memenuhi hal tersebut. Jangan menolak!" tegasnya.

Natha tertawa sumbang, "Mama yang membuat janji kenapa aku yang harus memenuhi. Mama dan Clara saja yang makan siang. Aku tidak lapar!"

"Nath!"

"Ma!"

Keduanya saling menyentak dan tak ada yang mau mengalah. Natha pun sebenarnya bukan anak yang pembangkang tapi bukan pula anak yang selalu tunduk pada titah orang tuanya. Ia kadang berontak jika itu tidak sesuai dengan keinginannya. Tapi kali ini ia berusaha untuk menahan semuanya, karena ada Audriana yang ia pikirkan.

Nyonya Clay memijat pelipisnya. Ia tahu membujuk Natha berpindah hati itu tidak akan mudah. Ia masih ingat betul bagaimana Natha yang begitu keras kepala hingga akhirnya membuat hidup putranya menjadi kacau ketika pertama kali patah hati.

Masih sangat membekas di hatinya ketika Natha patah hati karena ditinggal oleh Tiara karena kekasihnya sejak masa remaja itu meninggal dunia sebab suatu penyakit dan ia saksi hidup dimana Natha menjadi manusia tanpa hati dan tidak memperlihatkan tanda-tanda semangat hidup sampai akhirnya bertemu dengan Audriana.

Tapi kasus ini beda, kali ini berbeda karena Natha bukan lagi pemuda yang masih perlu bersenang-senang mencari kekasih sesuka hatinya. Bagi nyonya Clay, Natha harusnya sudah memiliki seorang istri dan penerus keluarga Clay. Ia tidak mau Natha menunda-nunda hingga akhirnya anaknya itu tidak lagi berminat untuk menikah.

"Mau sampai kapan menunggu Audriana? Apakah kau mau menunggu setahun? Dua tahun? Sepuluh tahun?" hardik nyonya Clay.

"Seumur hidup aku akan menungguinya," sahut Natha.

Nyonya Clay membelalakkan matanya. Ia tentu saja kesal dengan jawaban Natha. Ia tidak mau hal ini sampai terjadi. Anaknya tidak boleh hidup hanya untuk menunggu Audriana. Anaknya ini tidak kekurangan apapun, para wanita di luar sana pasti banyak yang mau menjadi pendampingnya.

"Jangan keras kepala Nath. Mama tidak mau tahu, siang ini kau temani Clara makan siang. Mama sudah mengatur perjodohanmu dengannya. Jangan menolak jika kau tidak ingin melihat Audriana mati karena mama akan melepas semua alat medis yang menopang hidupnya selama ini. Kau dengar mama baik-baik, ini bukan sebuah ancaman melainkan sudah menjadi ketetapan mama yang nggak akan bisa dibantah ataupun ditawar lagi. Kau menolak maka kau akan tahu sendiri akibatnya. Jika kau menurut maka ini tidak akan menjadi sulit seperti ini," ucapnya dengan penuh penekanan.

Natha tidak habis pikir bagaimana bisa mamanya mengambil keputusan seperti ini. Ingin sekali Natha membawa Audriana dari rumah sakit itu ke tempat yang lainnya tetapi ia sadar ia tidak punya apapun saat ini karena semua harta yang ia kumpulkan sendiri sudah hampir habis karena bertanggung jawab pada beberapa proyek yang pernah gagal karena dirinya yang gagal fokus dan lalai dalam pekerjaannya karena sibuk dengan mengurus Audriana dan menunggui kekasihnya itu bangun.

"Ma, kenapa setega itu?" lirih Natha.

"Mama tidak tega, Nath. Mama hanya ingin yang terbaik untukmu. Mama begini karena peduli. Kita tidak tahu seperti apa kedepannya nasib Audri. Setidaknya untuk menjaga kemungkinan terburuk, kau harus memiliki cadangan. Clara, dia yang paling cocok untuk menjadi calon istrimu jika Audri gagal untuk melakukannya," ucap nyonya Clay.

"Tapi Natha cuma mau Audriana. Dan ucapan mama barusan itu sangat melukai hati Natha, Ma. Audri akan bangun dan tidak akan meninggalkan aku. Mama jangan berkata seperti itu, lupakah mama kalau perkataan itu adalah doa. Dan untuk Clara, baik aku akan makan siang dengannya tapi aku tidak mau menjadikan dia cadangan. Jangan berharap lebih karena aku hanya mau Audriana saja, titik!"

Nyonya Clay tersenyum miring," Ingat Natha, semua keputusan ada di tanganmu. Jika kau menurut maka Audri akan tetap mendapat fasilitas medis tetapi jika kau menolak maka kau tahu sendiri akibatnya."

Setelah mengatakannya, nyonya Clay keluar dengan rasa puas karena berhasil membuat Natha setuju untuk makan siang bersama Clara. Tetapi bukan berarti ia sudah lepas tangan. Ia masih memiliki tujuan lain. Setelah memastikan Natha makan siang bersama Clara, ia akan mengurus hal yang lainnya yang selama ini sudah ia tunda-tunda.

"Halo Clara sayang, nanti makan siang di restoran A. Natha akan menunggumu disana."

Nyonya Clay menutup sambungannya ketika mendengar suara Clara yang begitu gembira karena Natha mau makan siang dengannya. Clara hanya tidak tahu saja jika Natha mau tidak mau harus makan siang dengannya karena saat ini ia berada di bawah ancaman seorang nyonya Clay.

.

.

Tring ...

^^^^^^Clara^^^^^^

^^^Tante, aku sudah bersama Natha dan terima kasih karena sudah membuatkan janji makan siang untuk kami.^^^

Nyonya Clay menyeringai puas begitu membaca pesan dari Clara. Ia yang berada di dalam ruangan suaminya pun berpamitan untuk pergi ke tempat yang ingin ia tuju. Padahal ia dan suaminya itu akan makan siang bersama, tetapi membaca pesan dari Clara sudah membuat nyonya Clay kenyang dan ia semakin bersemangat.

"Mama mau kemana sebenarnya?" tanya Gustav Clay.

"Mama ada urusan lain, Pa. Apa papa mau ikut?" Tentu saja dalam hati nyonya Clay berharap suaminya itu tidak ikut.

Tuan Clay menggelengkan kepalanya. "Ada banyak pekerjaan dan mama pergi lah tetapi jangan pergi melajukan hal yang aneh-aneh."

Bukan tanpa sebab ia mengatakan demikian, ia melihat sedari tadi raut wajah istrinya itu begitu berbeda seolah-olah ia tengah merencanakan sesuatu.

"Tenang aja, Pa. Nggak akan ada yang aneh-aneh. Mama pamit ya."

Mobil yang ditumpangi nyonya Clay sampai di depan rumah sakit. Dengan begitu angkuh ia melangkah menuju ke kamar dimana Audriana di rawat. Ia masuk begitu saja dan tidak mendapati siapapun di sana.

Nyonya Clay menatap penuh dengan kemarahan para gadis yang belum juga membuka matanya itu. Ia marah, sangat marah karena Audriana membuat hubungannya dengan Natha menjadi renggang.

"Audriana, harusnya kau mati saja! Jangan menyusahkan putraku dengan kondisimu ini. Karena kau, aku dan Natha selalu bertengkar dan karena wanita sepertimu Natha menolak banyak wanita yang bahkan jauh lebih unggul dibandingkan dirimu yang hanya seorang pemilik toko bunga kecil.

"Selama ini aku diam saja karena putraku selalu membelamu. Tapi lihatlah, kali ini pembelamu tidak ada disini. Aku bisa sesuka hati melakukan apapun padamu termasuk jika aku ingin membunuhmu saat ini. Kau gadis miskin yang ingin menjadi kaya mendadak karena menikahi putraku. Kau menjeratnya hingga dirinya hanya bisa melihatmu dan bahkan menentangku yang tidak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Kenapa kau tidak mati saja, hah?!"

Nyonya Clay menampar wajah Audriana yang hanya diam tanpa bisa membuka matanya. Ia bahkan menjambak rambutnya saat ini sehingga kepala Audriana semakin mendongak.

"Kau tahu, saat ini Natha sedang berkencan bersama wanita pilihanku yang pastinya jauh lebih segalanya dibandingkan dirimu. Mereka itu sangat serasi dan akan begitu sempurna jika mereka menikah. Tapi karena ada kau, semua menjadi terhalang. Kau penghalang kebahagiaan keluargaku. Cepatlah berpulang dan biarkan Natha bahagia bersama Clara," bentaknya dan dengan kasar menghempaskan rambut Audriana yang ia jambak.

Nyonya Clay mengatur napasnya yang memburu karena sudah marah-marah dan menumpahkan kekesalannya pada Audriana.

Sedangkan di luar, seseorang yang sedari tadi menguping pembicaraan nyonya Clay kini nampak mengepalkan kedua tangannya. Tatapannya dipenuhi amarah bahkan auranya menggelap karena diselimuti kemarahan.

"Ini semua nggak bisa dibiarin. Aku nggak akan membiarkan wanita manapun mendekati Natha. Hanya aku, hanya aku yang boleh menjadi pendampingnya. Kenapa jadi begini sih? Aku belum juga berhasil mendapatkan hati Natha, tapi sudah ada wanita lain bersamanya. Sial!"

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 BB 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 Bab 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
211 BAB 211
212 BAB 212
213 BAB 213
214 BAB 214
215 BAB 215
216 BAB 216
217 BAB 217
218 BAB 218
219 BAB 219
220 BAB 220
221 BAB 221
222 BAB 222
223 BAB 223
224 BAB 224
225 BAB 225
226 BAB 226
227 BAB 227
228 Episode 228
229 BAB 229
230 BAB 230
231 BAB 231
232 BAB 232
233 BAB 233
234 BAB 234
235 BAB 235
236 BAB 236
237 BAB 237
238 BAB 238
239 BAB 239
240 BAB 240
241 End
242 Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243 Pengumuman
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
BB 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
Bab 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210
211
BAB 211
212
BAB 212
213
BAB 213
214
BAB 214
215
BAB 215
216
BAB 216
217
BAB 217
218
BAB 218
219
BAB 219
220
BAB 220
221
BAB 221
222
BAB 222
223
BAB 223
224
BAB 224
225
BAB 225
226
BAB 226
227
BAB 227
228
Episode 228
229
BAB 229
230
BAB 230
231
BAB 231
232
BAB 232
233
BAB 233
234
BAB 234
235
BAB 235
236
BAB 236
237
BAB 237
238
BAB 238
239
BAB 239
240
BAB 240
241
End
242
Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!