Bab 19

Tiga hari berlalu begitu cepat dan pelan-pelan Audri sudah mulai membalas perkataan Natha. Hal itu membuat Natha kembali berpikir positif jika Audri tidak mencurigainya dan mimpi buruknya hanyalah bunga tidur belaka. Selama tiga hari pula Natha tidak mau meninggalkan Audriana padahal pekerjaannya sedang banyak dan masalah silih berganti datang menghantam perusahaannya.

Kedua orang tuanya marah besar tetapi dengan tegas Natha mengatakan jika bangunnya Audriana ini adalah lembaran baru baginya dan ia akan bersiap menghadapi segala tantangan asal Audri berdiri bersamanya.

Natha bukan membiarkan masalahnya membelenggu tetapi ia tetap berusaha menyelesaikannya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Natha masih memiliki orang-orang yang siap membantunya. Ia bekerja dan memantau segalanya dari rumah sakit.

"Nath ... mengapa tidak bekerja di kantor? Aku tidak mau kau bermasalah lagi karena aku. Berangkat kerja lah dan aku akan baik-baik di sini. Banyak yang menjagaku," pinta Audri entah yang keberapa kalinya selama tiga hari ini tetapi Natha seakan acuh.

"Aku bekerja sayang. Tidak perlu ke kantor aku juga bisa bekerja dari sini," sahut Natha sambil menyuapi Audri.

Audri selalu menolak dengan alasan dirinya bisa makan sendiri dan tangannya masih berfungsi dengan baik. Tetapi Natha yang memang tidak suka penolakan tetap memaksa hingga mau tidak mau Audri menerima semua perlakuan Natha padanya.

Sangat manis sikap yang Natha tunjukkan bahkan melebihi sikapnya dulu tetapi Audri masih menunjukkan sikap dinginnya dan hanya sesekali menjawab atau bertanya pada Natha.

Ponsel Natha berdering dan itu adalah panggilan dari Daren. Natha segera menjawabnya, "Ada apa Daren?" tanya Natha, wajahnya terlihat tegang karena ia yakin berita yang akan dikatakan oleh Daren ini menyangkut perusahaan.

"Tuan, pengusaha yang berada di balik pailitnya kantor cabang itu akan mendatangi anda. Dia sendiri yang membuka jalur dan meminta untuk disediakan waktu. Dan ternyata beliau masuk dalam jajaran pengusaha paling sukses di Asia dan Eropa. Beliau bernama Adrian Dameer."

"Adrian Dameer?" gumam Natha.

Audri langsung terbatuk begitu Natha menyebutkan nama tersebut. Audri ketar-ketir, takut jika Adrian Dameer memiliki hubungan dengan Natha dalam bisnis mereka.

Natha menjauhkan ponselnya dan segera mengambilkan air untuk Audri, "Maaf sayang, aku melupakanmu," ucap Natha yang tersadar jika dirinya sedang menyuapi Audri tetapi ia menerima telepon.

Audri menggeleng dan mengibaskan tangannya. Ia masih syok mendengar Natha menyebut nama keramat itu. Audri melihat wajah Natha yang terlihat tegang, ia menerka-nerka masalah apa yang sedang dihadapi oleh Natha. Selama di rumah sakit tiga hari ini pun Natha tidak pernah meninggalkan laptop dan ponselnya lebih sering berdering.

"Ada masalah?" tanya Audri lembut.

Natha menggeleng lalu tersenyum kecut, "Aku baik-baik saja. Hanya masalah kantor," jawab Natha berusaha meyakinkan Audri namun raut wajahnya mengatakan sebaliknya.

"Jika ada masalah yang membelenggu, katakanlah. Aku tidak bisa membantu tetapi bisa mendengarkan keluh kesah mu," imbuh Audri.

Natha menatap haru pada kekasihnya ini. Ini dia Audri-nya yang ia cari setelah bangun dari koma. Peka dan sangat perasa pada keadaannya. Natha langsung mengelus rambut Audri, merasakan kasih sayang dengan sentuhan lembutnya. Natha juga mengambil tangan Audri dan menempelkan telapak tangan Audri di pipinya.

"Tetaplah menjadi Audri kesayangan Natha. Aku mencintaimu selalu," lirih Natha bahkan hampir tidak terdengar.

Audri menahan air matanya, ia juga sama tersiksanya selama mendiamkan Natha tiga hari ini. Tetapi hatinya menolak--belum siap untuk menerima keadaan yang ia rasakan saat ini. Hatinya mengatakan jika Natha-nya tidak seperti dulu dan pikirannya terus menghasutnya dengan mengatakan jika Natha bukan hanya miliknya saja.

"Kau ingin aku seperti itu maka kau juga harus seperti itu, terbukalah dan katakan ada masalah apa," desak Audri. Bagaimana mungkin ia bisa diam jika baru saja yang dibahas adalah Adrian Dameer, nama keramat dalam hidupnya dan saat ini sudah sampai di hidup Natha. Audri sangat penasaran.

Natha memejamkan matanya, menghirup udara sebanyak-banyaknya, ia benci jika harus terlihat lemah dan bermasalah di depan Audri tetapi hal ini juga yang sering membuatnya merasa senang karena Audri selalu ada untuk menemani dan memberikannya semangat.

"Salah satu anak cabang perusahaanku pailit. Aku pernah bermasalah dengan salah satu pemegang saham di perusahaan itu dan masalahnya adalah karena aku menolak anak perempuannya. Dia menghasut beberapa pemegang saham lainnya untuk menarik investasi mereka hingga akhirnya perusahaan itu pailit. Belakangan aku ketahui ternyata ada lagi dalang dibalik semua kejadian ini, pengusaha sukses bernama Adrian Dameer. Aku tidak mengenalnya dan tidak memiliki masalah apapun dengannya tetapi dia tiba-tiba saja menyerang perusahaanku. Aku bingung," ungkap Natha, ia kemudian merebahkan kepalanya di atas pangkuan Audri.

Mata Audri membulat sempurna setelah mendengar cerita Natha. Jika Adrian Dameer sudah memasuki kehidupan Natha, pasti itu ada hubungan dengan dirinya. Dalam hati Audri meminta maaf pada Natha, karena ia yakin alasan dibalik semuanya adalah dirinya.

Mengapa dia melakukan ini pada Natha? Mengapa mencampuri lagi urusanku? Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui dan dia mengetahuinya? Jika dia sudah bertindak sejauh ini, berarti ada hal yang tidak beres denganku. Sejauh ini aku tahu, dia masih menjadi malaikat pelindungku.

.

.

Malam kembali menjelang, malam yang selalu membuat Natha bingung juga gugup. Ia bingung karena ketika malam menjelang maka Audri akan bersikap sangat manja dan romantis padanya, berbanding terbalik dengan siang harinya yang lebih sering diam dan mengacuhkannya.

Seperti saat ini, Audri tengah bermanja-manja pada Natha. Ia meminta Natha menyanyikan lagu untuknya dan tangannya terus menggenggam tangan Natha seolah ia tengah menegaskan pada suster yang kini tengah menatap mereka bahwa Natha Clay adalah miliknya.

Hati suster Lya memanas, ingin rasanya ia menarik Natha dan membawanya ke dalam pelukan lalu menegaskan pada Audriana jika Natha pun adalah miliknya. Apalagi sikap Audri yang terlihat seperti tengah memanas-manasi dirinya. Suster Lya tidak suka namun tidak bisa berbuat apa-apa mengingat dirinya hanyalah sebuah rahasia.

"Nath ... aku ingin bersandar di bahumu. Bisakah kau baik ke ranjang dan duduk di sampingku?" pinta Audri.

Natha yang heran pun tetap menuruti permintaan Audri. Ia sesekali melirik ke arah suster Lya yang sedang berdiri di dekat mereka karena Audri yang memintanya untuk datang.

Dia memintaku datang hanya untuk memamerkan kemesraannya? Kurang ajar!

"Suster, apakah menurutmu Natha adalah pria yang cocok untukku?" tanya Audri tiba-tiba.

Suster Lya tergagap, bingung hendak berkata apa dan juga lelah berpura-pura bahagia melihat kemesraan mereka.

"Tapi nggak usah dijawab. Aku tidak peduli juga sih dengan omongan orang tentang aku dan Natha. Apapun penilaian mereka, yang jelas hanya aku yang cocok bersama Natha. Kau tahu suster, jika saja ada yang berani mengambil Natha dariku maka orang itu bersiap saja untuk hancur. Aku tidak berdusta, aku bisa melakukannya dengan tangan kecilku ini," ucap Audri dengan tegas. Sorot matanya begitu tajam menatap ke arah suster Lya dan itu membuat suster Lya sedikit gemetar.

Ucapan Audri juga menarik perhatian Natha. Ia bahagia dan bingung di waktu yang bersamaan. Bahagia karena Audri tidak mau dirinya berbagi dengan siapapun dan siap melawan pelakor tetapi juga ia bingung mengapa Audri berkata seperti itu pada suster Lya. Pada suster Lisa ia tidak demikian malah terkesan malas membahas hubungannya bersama Natha walaupun kadang suster Lisa menggodanya.

Jangan-jangan Audri sudah tahu tentang aku dan suster Lya. Aku tidak siap jika harus kehilangan dia. Aku mencintai Audri begitu besar tetapi aku belum bisa melepaskan Fidelya. Aku harus bagaimana?

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 BB 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 Bab 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
211 BAB 211
212 BAB 212
213 BAB 213
214 BAB 214
215 BAB 215
216 BAB 216
217 BAB 217
218 BAB 218
219 BAB 219
220 BAB 220
221 BAB 221
222 BAB 222
223 BAB 223
224 BAB 224
225 BAB 225
226 BAB 226
227 BAB 227
228 Episode 228
229 BAB 229
230 BAB 230
231 BAB 231
232 BAB 232
233 BAB 233
234 BAB 234
235 BAB 235
236 BAB 236
237 BAB 237
238 BAB 238
239 BAB 239
240 BAB 240
241 End
242 Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243 Pengumuman
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
BB 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
Bab 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210
211
BAB 211
212
BAB 212
213
BAB 213
214
BAB 214
215
BAB 215
216
BAB 216
217
BAB 217
218
BAB 218
219
BAB 219
220
BAB 220
221
BAB 221
222
BAB 222
223
BAB 223
224
BAB 224
225
BAB 225
226
BAB 226
227
BAB 227
228
Episode 228
229
BAB 229
230
BAB 230
231
BAB 231
232
BAB 232
233
BAB 233
234
BAB 234
235
BAB 235
236
BAB 236
237
BAB 237
238
BAB 238
239
BAB 239
240
BAB 240
241
End
242
Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!