Natha tadinya sudah terlelap namun ia kembali terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Namun niatnya ia urungkan karena mendengar percakapan di luar kamar Audriana. Ia sangat kenal dengan suara itu namun begitu mendengar pembahasan mereka, tangannya terkepal dan ia begitu marah mendengar mamanya yang ingin mencarikannya wanita lain.
"Nath …."
"Ma! Jangan pernah mencoba sesuatu yang sudah jelas hasilnya akan gagal. Aku sampai kapanpun hanya ingin Audri. Nggak peduli jika mama setuju atau enggak. Aku hanya ingin Audri. Dan jika mama sudah tidak memiliki kepentingan disini, sebaiknya mama pulang karena ini sudah malam," tegas Natha.
"Wah, lihat anak ini mulai kurang ajar pada orang tua. Kau berani mengusir mama?" hardik Fitria.
"Aku hanya tidak ingin ada yang membuat mood-ku memburuk," jawab Natha dengan entengnya.
"Kau?!"
"Ma, jangan berdebat dan kau Nath, jaga bicaramu pada mamamu. Dia orang tua dan dia yang sudah melahirkanmu. Papa pun akan melakukan hal yang sama dengan mamamu jika itu menyangkut anak kami. Kau satu-satunya anak kami dan jangan marah jika kami bertindak seperti ini. Semuanya semata-mata demi dirimu juga," ujar Gustav dengan sedikit perasan kesal.
"Pa, aku tidak ingin mendebat siapapun. Permisi," ucap Natha yang langsung masuk ke dalam kamar Audriana.
"Lihat 'kan Pa?"
"Sudahlah Ma, jangan menyiram api dengan bensin.. Nanti mama sendiri yang akan terbakar," tegur Gustav.
Setelah kedua orang tuanya pulang, Natha kembali bernapas lega. Ia tahu ini tidak akan mudah dan ia sudah hafal akan sifat mamanya yang tidak akan berhenti jika ia sudah berniat.
Natha mendekati Audriana kemudian ia mengecup keningnya. Ia membisikkan kata agar Audriana tidak tersinggung dengan ucapan mamanya barusan. Ia meminta agar Audriana menganggap itu hanya candaan belaka.
Hari berganti, dan tak terasa kini sudah sepuluh bulan Audriana masih betah dalam tidur panjangnya. Natha pun masih betah menemaninya apalagi dia memiliki teman berbagi cerita yang selalu mau mendengarnya tanpa membantah ataupun tak setuju dengan pemikirannya.
"Aku hanya kesal saja karena mama tidak berhenti menjodohkan ku dengan wanita lain yang ia pilih. Aku tidak mau menikah jika bukan dengan Audriana," keluh Natha.
Suster Lya tersenyum, "Maka tuan harus mengatakan bahwa tuan tidak akan menyerah dan tidak akan menikah jika bukan dengan nona Audri. Tuan tolak saja semua pilihan nyonya Clay agar ia nantinya menyerah dengan sendiri," ujar suster Lya.
Dan setelah mereka semua ditolak dan nyonya Clay menyerah maka aku yang akan maju untuk menjadi pemenang.
"Aku sudah mencobanya dan seperti yang kau lihat sendiri, mama masih terus datang merecoki semuanya," ucap Natha dengan mendesah kesal.
"Itu tandanya tuan harus lebih berusaha lagi," ujar suster Lya.
"Ah begitu ya."
Melihat Natha yang sedang berpikir sambil menggigit bibir bawahnya membuat suster Lya semakin berhasrat untuk memiliki pria dengan garis wajah sempurna ini.
Suster Lya memberikan ide agar Natha mencari gadis yang mau menjadi kekasih palsunya saja agar ia tidak di desak dengan pernikahan. Dan dalam hatinya ia berharap Natha setuju agar ia bisa menyodorkan dirinya.
Natha yang mendengar usul suster Lya bagaikan mendapat angin segar. Ide ini menurutnya sangat bagus dan ia akan membayar gadis yang rela membantunya berbohong di depan orang tuanya.
"Kau benar juga-" ucap Natha kemudian ia kembali menghela napas- "Tapi aku akan mendapatkan orang yang mau menjadi kekasih bohongan itu dimana?" tanya Natha putus asa.
"Apakah tuan tidak memiliki teman wanita lainnya di luar sana? Rekan bisnis? Teman sekolah atau kenalan lainnya?" tanya suster Lya.
Jawab tidak please dan biar aku yang akan menyodorkan diri.
Natha menatap suster Lya kemudian menggeleng. "Aku hanya punya satu wanita yang dekat denganku dan itu hanya Audriana. Aku membatasi diriku dan ya … panggil Natha saja, aku risih kau memanggilku tuan. Kau bukan anak buah atau pembantuku. Aku sudah menganggap dirimu sebagai temanku. Mulai sekarang panggil aku Natha saja," ucap Natha menginterupsi.
"Oh, hahaha maaf ya Natha," kekeh suster Lya.
Yes! Satu langkah lebih maju. Aku memang selalu menggumamkan namamu Natha Clay, bahkan hampir setiap waktu.
"Nah begitu lebih baik," ujar Natha.
Suster Lya tersebut dan senyumannya sedikit membuat hati Natha bergetar.
Apa-apaan ini?!
Natha menyentak dirinya sendiri. Ia tidak ingin khilaf apalagi di ruangan ini ada kekasihnya yang tengah berjuang hidup dan mati.
"Kembali lagi ke topiknya tadi Nath, kau bisa mencari pacar sewaan untuk membantumu. Aku bisa membantumu mencarinya," ucap suster Lya dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Ekhhmm kau menggodaku? Sorry aku adalah pria setia dan lihatlah disana ada kekasihku," ledek Natha.
"Kau gede rasa juga ya. Aku hanya ingin membantumu saja." Suster Lya balik meledek.
Entah mengapa berawal dari saling meledek kini mereka sudah begitu dekat dan hal tak terduga Natha mendadak mencium suster Lya dan tentu saja suster Lya yang begitu mendambakan sosok Natha Clay langsung membalasnya.
Berawal dari ciuman kini mereka sibuk saling meraba satu sama lain. Bagaikan ahli pemain cinta, mereka sudah saling hafal dimana saja letak titik-titik sensitif dari tubuh pasangannya.
Pandangan mata Natha sudah berkabut dan ia sempat bertanya apakah ia boleh menyentuh suster Lya dan suster Lya hanya mengangguk pasrah dalam kenikmatan yang Natha suguhkan padanya. Dan tentu saja ia tidak akan menolak karena inilah yang ia inginkan.
Akhirnya di atas sofa di dalam ruangan Audriana keduanya melakukan hal yang tak pantas mereka lakukan. Suster Lya yang paling bersemangat dalam hal ini.
"Apakah sakit?" tanya Natha.
"Sakit, tapi lanjutkan saja. Ini hal biasa bagi perempuan yang baru pertama kali melakukannya. Aku tidak apa-apa. Lanjutkan, aku sudah tidak sabar menunggu kenikmatan selanjutnya," rengek suster Lya.
Natha menyeringai, "Baiklah jika kau yang meminta. Jangan salahkan aku jika kau kesakitan. Jangan minta berhenti karena aku tidak akan pernah berhenti sampai aku merasa puas. Kau siap?"
Suster Lya mengangguk pasti, "Sangat siap!"
Dengan sekali hentakan Natha sudah berhasil memasuki suster Lya. Keduanya pun mulai menikmati penyatuan mereka dan suara decakan, erangan dan ******* menggema di dalam ruangan tersebut. Ruangan yang kedap suara itu membuat suara mereka tak mengganggu aktivitas di luaran sana.
Baik Natha maupun suster Lya begitu bernafsu untuk memuaskan hasrat masing-masing tak peduli mereka saat ini tengah berada di ruangan Audriana. Natha bahkan lupa jika ia tadinya dan beberapa waktu sebelumnya sedang menangisi keadaan kekasihnya dan mendoakan agar Audriana segera membuka matanya namun nyatanya ia malah melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan apalagi di tempat yang sama dengan Audriana.
Akhirnya kau jadi milikku juga Nath. Setelah ini kau tidak akan lepas dari jeratku lagi. Dan Audriana ….
Suster Lya menatap ke arah ranjang dimana Audriana berada. Ia memicingkan matanya walaupun ia sulit melakukan itu karena Natha terus menggempurnya dan memberikannya kenikmatan yang tiada tara.
Ahh … dia menangis rupanya. Dia bisa mendengar kami. Baguslah, ini awal yang buruk untukmu Audriana. Kau akan lebih sering mendengar yang lebih dari ini agar kau semakin terpuruk dan pelan-pelan kau akan mati dengan sendirinya karena sakit hati, patah hati dan mati sendiri, ahhahaha.
Saat suster Lya tengah menikmati pemandangan Audriana, mendadak ia dikejutkan dengan suara jentikan jari Natha.
"Sus … suster Lya? Apa kau melamun?" tanya Natha.
"Hah?"
Suster Lya melihat keadaan sekitar. Ia masih duduk di depan Natha dan mereka masih menggunakan pakaian lengkap. Ia merasa malu karena kedapatan melamun dan berharap ia tidak menampilkan ekspresi menjijikan di depan Natha a hingga Natha akan merasa ilfeel padanya.
Sial! Aku hanya melamun saja rupanya. Ah, bahkan pikiranku sudah segila ini padanya. Aku harus mendapatkanmu Natha Clay.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
JW🦅MA
jangan gitu awal nya dengki suka gak suka
entar suoa beneran lo
2023-04-05
1
🗿
hmm ledek²kn timbul cinta,
2023-04-05
1