Bab 2

Langkah kaki Natha terlihat begitu lambat seolah ia tidak memiliki tenaga. Keluar dari ruangan dokter Miller semakin membuat tenaganya habis terkuras. Air mata mengalir di sudut matanya. Pria yang biasanya sangat disegani karena auranya yang begitu kuat dan mendominasi kini terlihat begitu terpuruk.

Ia teringat akan ucapan dokter di ruangan tadi bahwa pendarahan di otak Audriana yang menyebabkan dirinya koma. Dokter pula tidak bisa memastikan kapan Audriana akan siuman. Bisa sehari, seminggu, sebulan bahkan setahun.

Natha terkejut dengan ucapan dokter tersebut. Ingin rasanya Natha membungkam mulut dokter itu jika ia tidak ingat pria ini yang sudah membantu Audriana melewati masa kritisnya.

Natha menggeleng keras, "Apakah tidak ada cara untuk membuatnya cepat siuman?" 

Dokter hanya tersenyum tipis, "Kami tentu akan melakukan yang terbaik akan tetapi mengenai kapan pasien akan membuka mata hal itu tidak bisa kami pastikan. Selain itu anda pun bisa turut andil untuk hal ini untuk membantu kekasih anda agar segera siuman," ujarnya.

Natha mengernyit, bingung bagaimana mungkin dirinya bisa membantu.

Dokter yang melihat raut bingung di wajah Natha pun menjelaskan dengan sabar. Beliau meminta Natha untuk mengajak Audriana bercerita, mengatakan hal-hal yang ia sukai atau hal yang indah. Biasanya pasien koma akan tertarik sendiri keluar dari alam bawah sadarnya dan mereka bisa mendengar setiap perkataan orang-orang terdekatnya namun tidak bisa merespon.

"Apa dengan begitu Audriana akan segera sadar?" tanya Natha.

Dokter itu tidak menjawab secara langsung, ia hanya tersenyum dan kembali menjelaskan bahwa biasanya jika orang terdekatnya selalu mengajaknya berbicara secara tidak langsung hal itu mendorong pasien untuk segera bangun dari komanya dan hal itu biasa ditunjukkan dengan respon kecil seperti gerakan jarinya atau air matanya yang mengalir ketika orang terdekatnya merasakan kesedihan. Jika hal itu terjadi ada kemungkinan untuk pasien segera membuka matanya.

Percakapan yang begitu berat menurut Natha itu langsung merontokkan seluruh tenaganya. mengurasnya habis tak bersisa dan kini ia hanya bisa memantau Audriana dari balik kaca jendela. Tak pernah ia bayangkan belahan jiwanya akan terbaring tak sadarkan diri bahkan hampir seluruh bagian tubuhnya terpasang alat kesehatan.

"Sayang, aku mohon sadarlah. Besok kita akan menikah? Apa kau tidak ingin menikah denganku? Apa kau tadi marah karena aku tidak mau bernyanyi untukmu? Bangunlah maka aku akan segera bernyanyi lagu apapun itu. Kumohon bangunlah sayang, aku tidak bisa tanpamu. Jangan menakutiku seperti ini," lirih Natha yang matanya tak bisa lepas dari Audriana.

Dokter belum mengizinkan pasien untuk dijenguk dan Natha hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Sosok pria yang biasanya terlihat arogan kini justru terlihat sangat rapuh bagaikan setitik air yang beku.

Dari kejauhan terdengar suara berisik yang Natha sudah hapal siapa pemilik suara itu. Nyonya Clay datang menghampiri Natha. Ia yang melihat betapa tragisnya keadaan putranya langsung memberikan pelukan.

"Ma, Audri pasti akan bangun 'kan, Ma? Dia nggak mungkin ninggalin aku 'kan, Ma? Bilang padanya untuk bangun. Besok kami akan menikah. Dia sangat jahat padaku, tolong marahi dia dan paksa dia untuk bangun," isak Natha bagaikan anak kecil dalam dekapan mamanya.

Nyonya Clay mengelus punggung Natha penuh kasih. Hati ibu itu terenyuh dengan keadaan putranya. Ia melirik ke arah dimana Audriana terbaring.

Cepatlah sadar karena kau harus bertanggung jawab karena sudah membuat putraku seperti ini.

"Kau yang sabar sayang. Biar mama yang akan mengurus soal pernikahan kalian. Mama akan mengumumkan jika pernikahan kalian ditunda sampai Audri sembuh," ucap nyonya Clay yang tidak ditanyakan oleh Natha.

.

.

Audriana sudah dipindahkan ke ruang rawat VVIP namun peralatan yang menempel pada tubuhnya masih tetap terpasang. Natha terus menemani kekasihnya itu. Ia tidak ingin melewatkan waktu dimana Audriana membuka mata. 

Hari pernikahan tinggal kenangan dan hari-hari penuh kehampaan terus berjalan hingga hari berganti Minggu dan Minggu berganti bulan. Audriana masih setia menutup matanya dan Natha masih begitu setia menemaninya.

"Sayang, besok adalah hari ulang tahunku. Apakah kau tidak ingin bangun dan memberikanku hadiah? Paling tidak aku mendapatkan kecupan darimu. Ayolah, aku sangat ingin meniup lilin bersamamu dan aku ingin kau menjadi orang pertama yang memakan potongan kue ulang tahunku," ucap Natha memohon. Walaupun ia tahu percakapan ini hanya sebuah monolog saja, ia tetap melakukannya. Baginya, Audriana tetap meresponnya.

Natha terus menggenggam tangan Audriana. Tak ingin ia lepaskan sampai ia merasa puas menceritakan keluh kesahnya tentang pekerjaan juga tentang kisah cinta mereka yang entah kapan akan bersemi lagi hingga ke pelaminan.

"Sayang kau istirahat dulu ya, aku mau melanjutkan pekerjaan. Daren sudah membantuku mengerjakan yang lainnya. Aku juga kasihan padanya karena terus menggantikanku dan papa juga begitu. Aku pamit ya, aku mau bertemu klien penting dulu. Semua untuk masa depan kita," ucap Natha.

Meskipun berat hati meninggalkan Audriana, ia tetap harus melakukannya karena ia tidak bisa juga mempertaruhkan nasib perusahaannya hanya karena keegoisannya yang ingin bersama Audriana.

Saat Natha hendak keluar, suster Fidelya datang dan Natha memintanya untuk menjaga Audriana selama ia keluar. Sudah beberapa hari ini Natha mempercayakan Audriana padanya. Ia sering mengajak suster Lya mengobrol membahas tentang Audriana dan ia senang karena suster Lya mengerti keadaannya.

"Suster, titip Audriana ya. Tolong jaga dia untukku. Aku tidak lama," ucap Natha.

"Tentu saja, tuan. Itu sudah tugas saya sebagai perawat," jawab suster Lya.

Natha mengangguk kemudian ia pergi dan tak lupa meninggalkan kecupan di kening Audriana. Ada hati yang memanas melihat pemandangan tersebut.

Aku juga mau digituin sama dia. Oh andai dia tahu kalau aku suka sama dia. Dan kau Audriana, daripada kau kesiksa karena koma kayak gini, mending kamu cepat mendaftar deh ke malaikat maut untuk dapat jemputan lebih awal.

Suster Lya yang harusnya memeriksa keadaan Audriana kini justru tengah duduk bermalas-malasan. Ia hanya rajin jika di dalam ruangan ada Natha Clay. Pria dengan garis wajah yang begitu tampan tanpa celah itu mulai merasuki hati dan pikirannya.

"Natha Clay, aku pastikan kalau kau akan menjadi milik Fidelya," gumam suster Lya bertekad.

Hari sudah mulai sore dan Natha sudah kembali lagi ke rumah sakit. Natha bahkan sangat jarang menginjakkan kaki di rumahnya. Semua perlengkapan dan kebutuhannya ia siapkan di rumah sakit. Ia tidak mau meninggalkan Audriana. Wajahnya yang lelah kini kembali ceria apalagi ia baru saja membersihkan dirinya. Tubuhnya kembali segar dan wajahnya semakin tampan saja.

Natha duduk di samping Audriana. Ia menggenggam tangannya dengan erat lalu mengecupnya dengan lembut.

"Sayang, sampai kapan kau akan begini? Harusnya kita sudah menikah dan kalau Tuhan menghendaki maka kau saat ini pasti sudah mengandung anakku, anak kita. Kau sudah terlalu lama begini, aku begitu kesepian tanpamu. Bangunlah kumohon. Aku pasti akan menyanyikan banyak lagu untukmu," lirih Natha.

Natha terus mengecup tangan Audriana. Membisikkan kata cinta juga penyesalannya karena begitu ceroboh hingga Audriana berakhir koma seperti ini.

"Harusnya aku lebih peka saat kau minta aku untuk menggelar akad di masjid saja. Harusnya saat kau berbicara aneh sebelum keberangkatanmu itu aku sudah merasa kau berbeda. Aku memang bodoh karena lambat menyadari kau sedang merasa tak baik-baik saja. Andai aku sedikit lebih perasa maka hari itu tidak akan pernah terjadi. Aku minta maaf sayang, bangun dan hukumlah aku sepuasnya. Aku lebih suka kau marah padaku daripada kau tak mau menatapku dan bicara padaku seperti ini."

Natha kembali menangis. Setiap hari, di dalam ruangan Audriana ia menjadi lelaki cengeng luar biasa. Ia hanya menunjukkan sisi lemahnya pada Audriana saja. 

"Sayang bangunlah."

Natha akhirnya tertidur di sisi Audriana. Ia begitu lelah karena pekerjaan juga karena hati dan pikirannya. Ia tidak sadar jika di luar ruangan ada dua orang yang mengintip kegiatannya.

Di luar ruangan Audriana, sepasang suami istri yang sedari tadi menguping itu mulai berdebat. Lebih tepatnya sang istri yang memulainya. Ia terus menggerutu, memarahi suaminya yang mengizinkan Natha menikah dengan Audriana padahal dari awal dirinya tidak setuju namun ayah dan anak itu memaksa dan berujung seperti ini. Nyonya Clay–Fitria Clay terus menyalahkan suaminya itu.

Tuan Clay–Gustav Clay, hanya bisa menghela napas. Sudah sering telinganya mendengar kata ini dari mulut istrinya. Ia bosan sendiri dan lama kelamaan mulai terhasut juga oleh perkataan istrinya.

"Ma, papa memberi restu karena Natha sangat mencintainya. Lihatlah dia yang dulu begitu kacau balau dan ketika Audriana hadir dalam hidupnya, Natha berubah jauh lebih baik. Apa salahnya merestui mereka. Hanya saja memang permainan takdir yang tidak menggariskan mereka untuk berjodoh. Jika Natha bersedia untuk mencari wanita lain, papa juga tidak akan mencegah," tutur Gustav Clay.

Fitria Clay menatap suaminya kemudian ia tersenyum kecut.

"Pa, apa tidak sebaiknya kita mencarikannya untuk Natha?" tanya Fitria.

Gustav sudah yakin hal ini akan terjadi lagi. Ia tidak berniat mencegah namun juga tidak menyetujui. Ia hanya malas berdebat dengan istrinya yang ujung-ujungnya dirinya yang akan dipersalahkan.

Gustav kembali mengingatkan agar jangan lagi mengulang kesahalan yang sama ketika Natha yang dulunya terpuruk ditinggal kekasihnya itu begitu hancur dan mamanya yang menjodohkan Natha dengan beberapa gadis justru membuat anaknya itu memberontak hingga hidup Natha menjadi kacau balau.

"Oh ya ampun, mama hampir saja melewatkan kejadian itu. Tapi mama akan berusaha tanpa membuat Natha marah. Lagi pula jika Audri sadar nanti mereka pasti tetap akan menikah. Tapi masalahnya, sampai kapan kita menunggu?" 

"Sampai aku menua atau bahkan sampai aku mati aku hanya ingin Audri saja Ma."

"Nath …."

Terpopuler

Comments

JW🦅MA

JW🦅MA

waduh kok seperti itu Nathan
nasib mu ya

2023-04-05

2

🗿

🗿

kasihan sekali nathan yg sabar yaa

2023-04-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 BB 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 Bab 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
211 BAB 211
212 BAB 212
213 BAB 213
214 BAB 214
215 BAB 215
216 BAB 216
217 BAB 217
218 BAB 218
219 BAB 219
220 BAB 220
221 BAB 221
222 BAB 222
223 BAB 223
224 BAB 224
225 BAB 225
226 BAB 226
227 BAB 227
228 Episode 228
229 BAB 229
230 BAB 230
231 BAB 231
232 BAB 232
233 BAB 233
234 BAB 234
235 BAB 235
236 BAB 236
237 BAB 237
238 BAB 238
239 BAB 239
240 BAB 240
241 End
242 Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243 Pengumuman
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
BB 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
Bab 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210
211
BAB 211
212
BAB 212
213
BAB 213
214
BAB 214
215
BAB 215
216
BAB 216
217
BAB 217
218
BAB 218
219
BAB 219
220
BAB 220
221
BAB 221
222
BAB 222
223
BAB 223
224
BAB 224
225
BAB 225
226
BAB 226
227
BAB 227
228
Episode 228
229
BAB 229
230
BAB 230
231
BAB 231
232
BAB 232
233
BAB 233
234
BAB 234
235
BAB 235
236
BAB 236
237
BAB 237
238
BAB 238
239
BAB 239
240
BAB 240
241
End
242
Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!