Bab 12

"Ngghh …."

Natha melenguh, kepalanya terasa begitu pusing akibat mabuk semalam. Ia memijatnya namun ada yang aneh begitu ia melakukan gerakan. Ia merasakan tubuh seseorang di sampingnya. Sofa besar yang lebih mirip dengan tempat tidur itu memang mampu menampung lebih dari satu orang. Tetapi ia heran karena seingatnya ia tidur sendiri dan Audriana masih di tempat tidurnya.

Natha mencoba bangun dan ia mendapati tubuhnya bertelanjang dada ketika selimut yang membungkus tubuhnya luruh. Ia melirik ke samping dan betapa terkejutnya ia begitu melihat suster Lya yang tengah tertidur pulas di sampingnya dan dalam keadaan sama dengannya, sama-sama tidak memakai sehelai benangpun.

Natha mencoba tidak percaya tapi ini memang nyata. Ia berusaha mengingat kejadian semalam. Sepenggal ingatan tentang ia yang mencumbui Audriana tetapi kini yang tidur di sampingnya adalah suster Lya. Dalam hati ia mengumpat, merutuki kebodohannya yang harus mabuk dan berakhir seperti ini. 

Bahkan aku melakukannya di dalam kamar yang sama dengan Audriana. Brengsek! Kenapa aku melewati batas seperti ini. Bagaimana dengan perasaan Audriana dan bagaimana dengan suster Lya?

Natha mengingat kembali bagaimana ia tidak membiarkan suster Lya bergerak atau beranjak pergi. Itu semua sebab yang ada di penglihatannya adalah sosok Audriana.

Dengan terburu-buru Natha memunguti pakaiannya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan suster Lya yang sebenarnya sudah bangun sedari tadi kini tersenyum puas. Dengan cepat ia memunguti bajunya dan bersiap melakukan drama untuk mengawali pagi harinya.

Aroma maskulin menyebar di seluruh ruangan bahkan hingga masuk ke indera penciuman suster Lya begitu pintu kamar mandi terbuka. Tampak Natha tengah merapihkan rambutnya yang masih basah dan suster Lya kembali meneguk salivanya dengan susah payah.

Merasa seperti ada yang memperhatikan, Natha melihat ke arah sofa dan menemukan suster Lya yang sedang duduk dengan kepalanya yang tertunduk. Natha ragu mendekat namun jika ia tidak mengatakan apapun, apa yang akan dipikirkan oleh suster Lya.

Natha menghela napas, ia memutuskan untuk berbicara walau singkat. Sebelumnya ia menatap penuh cinta dan penuh penyesalan pada Audriana.

"Mengenai kejadian semalam, saya minta maaf. Saya dalam pengaruh alkohol. Jika kamu ingin menuntut maka saya akan memberikan harga yang pantas untuk membayar kekhilafan saya semalam," ucap Natha begitu dingin. Bahkan ia berbicara tanpa menatap suster Lya.

Mendengar ucapan Natha, sontak saja membuat suster Lya terperanjat. Bukan ini yang ingin ia dengarkan, bukan sama sekali. 

"Anda pikir saya seorang pelacur?" hardik suster Lya, bahkan kini air matanya sudah menetes. 

Suster Lya tertawa ironi, "Anda mungkin kaya dan bisa membeli segalanya tetapi tidak dengan harga diri saya. Saya tidak menyangka orang yang saya hormati ternyata hati dan pikirannya begitu picik," tambah suster Lya.

Natha mengepalkan tangannya, ia tidak suka disindir seperti ini. Ia tahu dirinya salah tapi ia tidak mau menjadi tersangka. "Bukankah kau juga menikmatinya? Kau bahkan tidak menolak saat kujamah bahkan kau begitu bersemangat semalam. Kau juga tidak berusaha menghindar padahal aku semalam mabuk dan terus menerus menyebutkan nama Audriana."

Suster Lya tertohok, memang benar semua yang diucapkan Natha, tetapi ia tidak bisa terima. Dia melakukannya atas nama cinta. Merasa tidak tahan lagi dengan ucapan-ucapan Natha yang terus memojokkannya suster Lya pun memutuskan untuk pergi. Hati dan pikirannya tidak sanggup lagi. Ia tidak pernah mengira pria melankolis yang begitu mencintai kekasihnya itu memiliki lidah tajam dan juga tatapan yang mematikan bahkan tidak berperasaan.

"Baik akulah disini yang salah. Aku memang ****** dan kau tidak perlu memberikanku uang karena kesucianku aku berikan karena aku cinta padamu. Asal kau tahu, tidak ada harga untuk cinta dan keperawananku!"

Suster Lya berlari keluar meninggalkan Natha yang kini duduk lemas di sofa bekas percintaan mereka semalam. Bisa ia lihat noda darah di atas sofa, ia mengumpat. Merutuki kebodohannya dan ucapannya barusan pada suster Lya. Mau bagaimana lagi, ia tidak mungkin mengkhianati Audriana walaupun secara fisik ia baru saja melakukannya. 

Natha tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini. Semuanya terasa begitu mendadak. Bahkan kepalanya kini makin pusing dan ia harus pergi ke kantor sebentar lagi. Natha pun berjalan sempoyongan mendekati Audriana. Ia duduk di bangku dan memegang tangan Audriana dengan erat.

"Sayang maafkan aku. Aku sudah melakukan hal yang tidak seharusnya. Tolong jangan membenciku. Kau boleh marah tapi jangan tinggalkan aku. Aku khilaf dan secara tidak langsung sudah mengkhianatimu. Tolong jangan benci aku, aku sayang sama kamu. Maaf, maafkan aku Audriana."

Natha kali ini tidak lagi menangis karena rasanya air matanya pun tidak bisa mengembalikan kejadian semalam. Ia hanya terus menyalahkan diri dalam hati kenapa ia bisa sampai melakukannya pada wanita lain. Dan kini bebannya bertambah lagi. 

Belum habis urusan di perusahaan, Audriana tak kunjung bangun dan kini ia malah menambahnya dengan meniduri suster Lya yang selama ini sudah ia anggap sebagai sahabatnya itu.

"Maafkan aku suster Lya," gumam Natha.

Natha ingin mencium kening Audriana tetapi ia ingat semalam ia dengan bibir ini sudah mencium bibir wanita lain. Rasanya Natha ingin melukai bibirnya karena sudah begitu liar pada wanita selain Audriana. Namun sisi lain dari dirinya mengatakan bahwa ia tidak seharusnya melakukan itu karena Audriana pasti akan marah jika orang yang paling ia sayangi melukai dirinya sendiri.

Natha memeluk Audriana, mengusap pundak kepalanya dan membisikkan kata cinta dan maaf berulang kali kemudian ia berangkat ke perusahaan.

Seperti biasa, ia harus mengurus masalah akibat kencan yang diatur nyonya Clay dan berakhir pada nasib perusahaan mereka. Tetapi Natha tidak tinggal diam, ia terus berusaha menyelesaikannya dan usahanya itu terus membuahkan hasil yang bagus. Ia bahkan memilih lembur di kantor daripada harus kembali ke rumah sakit, ia belum siap untuk bertemu suster Lya.

Natha hanya akan datang pagi hari dan siang hari untuk menemani Audriana di rumah sakit. Malam harinya ia meminta salah satu orang kepercayaannya untuk menjaga Audriana. Suster Lya yang melihat hal ini pun semakin bertambah kesal. Ia tidak menyangka sudah salah mencintai seseorang apalagi sampai memberikan keperawanannya.

Suster Lya mengira dengan semua ini maka Natha akan membuka hatinya walau sedikit saja. Tetapi dugaannya salah, Natha Clay hanya mencintai Audriana saja dan bahkan selama dua hari ini ia tidak bertatap muka dan Natha sama sekali tidak datang untuk sekadar meminta maaf.

Dua hari berlalu begitu cepat dan Natha sudah bisa bernapas lega karena usahanya untuk menstabilkan perusahaan kini sudah hampir seratus persen kembali pulih. Natha menyandarkan kepalanya di kursi sambil memikirkan suster Lya.

"Aku sudah mengurus semua pekerjaan tetapi aku belum bisa menemuinya. Dia pasti marah dan benci padaku. Aku tidak masalah untuk itu selagi yang membenciku buka Audriana. Tapi bagaimana dengan nasib suster Lya?"

Natha mulai memikirkan masalah ini. Ia mencoba mencari solusi yang tepat dan tak sengaja ia mengingat ancaman nyonya Clay tempo hari. 

"Tidak lama lagi Audriana genap satu tahun dalam keadaan koma. Mama pasti tidak main-main dengan ucapannya waktu itu. Dan aku harus siap menikah ketika waktunya tiba. Apakah ini jalan untukku dan Audriana dengan hadirnya suster Lya? Aku bisa membawa suster Lya untuk dinikahi jika Audriana tidak kunjung sadar dan yang pasti suster Lya tidak akan memberi dampak apapun pada perusahaan. Ya, sebaiknya aku membicarakan ini pada suster Lya. Dan aku akan menekankan jika pernikahan ini hanya bersifat sementara."

Natha menyeringai puas, ia bersiap untuk pulang ke rumah sakit karena hari sudah mulai malam. Malam ini Natha memutuskan untuk bertanggung jawab tetapi dengan niat terselubung.

Maaf sayang, semua aku lakukan untukmu. Kau percayalah padaku.

.

Suster Lya dengan malas masuk ke dalam ruangan Audriana karena cairan infus pasiennya itu hampir habis dan ia harus segera menggantinya. Ketika ia hendak keluar, ia terkejut dengan suara yang sangat familiar dan sudah dua hari tidak ia dengar.

"Mau kemana kau?"

"Saya harus kembali, tuan," jawab suster Lya dingin.

Natha menghela napas, ia menepuk sofa yang ada di sampingnya. "Kemari, duduklah dan kita akan bicarakan masalah beberapa hari yang lalu," ucap Natha dengan lembut.

Suster Lya menaikkan sebelah alisnya, ia heran pria yang dua hari lalu berbicara tanpa perasaan kini berubah lagi menjadi pria dengan tutur kata yang halus dan lembut.

"Aku tidak ingin mengulang panggilan untuk yang kedua kalinya. Lagi pula aku tidak akan memakanmu," ucap Natha berusaha bercanda agar suster Lya tidak canggung padanya. Melihat sikap suster Lya yang cuek dan tidak seperti biasanya membuat Natha merasa gelisah entah kenapa.

Biasanya dia paling semangat untuk datang mendekat, kenapa sekarang dia malah cuek. Dan kenapa juga aku tidak menyukai sikapnya ini?

Suster Lya berjalan mendekat dan duduk di samping Natha. Ia tidak mau menatap pria itu, ia tidak mau dihina lagi. 

"Aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku padamu," ucap Natha.

Suster Lya mendongakkan kepalanya dan menatap Natha penuh selidik.

"Aku akan menikahimu secara sirih tapi nanti, jika Audriana tak kunjung sadar setelah satu tahun ini, maka seminggu kemudian aku akan menikahimu. Jika Audriana sadar sebelum waktu yang ditentukan maka aku akan menikahinya lebih dulu baru aku akan menikahimu. Tetapi, jika terjadi sesuatu pada Audriana dan dia tidak bisa diselamatkan lagi, maka aku akan menikahimu secara resmi. Bagaimana, apa kau setuju?"

Suster Lya terperanjat mendengar ucapan Natha barusan. Ia akan dinikahi, sudah pasti ia setuju walaupun secara sirih. "Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak punya pilihan dan jika anda tidak mau bertanggung jawab pun tidak apa. Bukankah saya seorang ****** bagi Anda. Malam itu toh kesalahan saya juga."

Suster Lya akhirnya bisa mengeluarkan uneg-unegnya setelah sekian lama ia menyimpannya.

Hati Natha rasanya seperti diiris mendengar ucapan suster Lya. "Maafkan aku atas ucapanku beberapa hari yang lalu. Aku sedang tidak bisa berpikir jernih. Sungguh aku tidak bermaksud berbicara seperti itu. Dan tolong jangan begitu formal padaku, kita adalah teman dan sebentar lagi akan menjadi pasangan. Kau setuju, 'kan?"

Dalam hati Natha merutuki dirinya kenapa bisa bicara semanis itu pada wanita selain Audriana. Ia saja tidak pernah bermimpi untuk menjadikan wanita lain sebagai istrinya. Ia bahkan tadi sempat mengatakan jika Audriana meninggal. Sungguh semua ucapannya membuat Natha bingung juga kesal.

Pipi suster Lya bersemu merah kala Natha mengatakan jika mereka akan menjadi pasangan. Ini dia yang selama ini suster Lya tunggu.

"Hmmm … terserah saja. Aku pasrah, dan tolong jangan sakiti hatiku lagi. Cukuplah dengan tidak mencintaiku, jangan hina aku. Aku tidak seburuk itu," lirih suster Lya.

Natha mengusap kepala suster Lya, "Maaf ya. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Bersikaplah seperti biasanya padaku," ucap Natha dengan lembut. Hatinya mendadak menghangat melihat suster Lya tersenyum.

Akhirnya, akhirnya hari ini tiba juga. Menjadi istri sirih pun tidak apa. Tapi jika aku melenyapkan Audriana maka langkahku akan segera sampai di finish. Ya, lebih baik aku menyingkirkannya dan tidak menunggu lagi. Aku bisa menyuruh orang lain yang melakukannya. Audriana, selamat bertemu dengan malaikat maut.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 BB 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 Bab 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
211 BAB 211
212 BAB 212
213 BAB 213
214 BAB 214
215 BAB 215
216 BAB 216
217 BAB 217
218 BAB 218
219 BAB 219
220 BAB 220
221 BAB 221
222 BAB 222
223 BAB 223
224 BAB 224
225 BAB 225
226 BAB 226
227 BAB 227
228 Episode 228
229 BAB 229
230 BAB 230
231 BAB 231
232 BAB 232
233 BAB 233
234 BAB 234
235 BAB 235
236 BAB 236
237 BAB 237
238 BAB 238
239 BAB 239
240 BAB 240
241 End
242 Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243 Pengumuman
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
BB 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
Bab 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210
211
BAB 211
212
BAB 212
213
BAB 213
214
BAB 214
215
BAB 215
216
BAB 216
217
BAB 217
218
BAB 218
219
BAB 219
220
BAB 220
221
BAB 221
222
BAB 222
223
BAB 223
224
BAB 224
225
BAB 225
226
BAB 226
227
BAB 227
228
Episode 228
229
BAB 229
230
BAB 230
231
BAB 231
232
BAB 232
233
BAB 233
234
BAB 234
235
BAB 235
236
BAB 236
237
BAB 237
238
BAB 238
239
BAB 239
240
BAB 240
241
End
242
Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
243
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!