Rasa dingin telah terasa membuat Fou ingin segera mandi dan berganti pakaian. Fou membuka lima kancing blouse seragam warna khaki miliknya, dan telinganya menangkap bunyi suara seseorang mengguman, matanya tertuju di tempat tidurnya dan itu segera membuat Fou kaget, Jerol duduk di tempat tidur dan menatap Fou dengan mata setengah mengantuk sambil mengacak rambutnya sendiri.
"Ehh??? Kamu tidur di kamar ini???"
Jerol meringis melihat wajah Fou yang langsung memerah.
"Astaga, ngapain di sini, oh ya ampun, kamu masuk lewat jendela lagi????"
Fou teriak histeris dengan semua emosi yang segera bangkit... Marah kesal, jengkel, benci... kenapa kebiasaan lama bertahun-tahun yang lalu dilakukan lagi oleh Jerol? Jerol memang tahu kebiasaan Fou yang membiarkan salah satu jendela tidak terkunci jika siang hari.
"Ra..."
"Astaga, apa yang ada di otakmu sih?"
"Ra... itu..."
"Keluaar!!!"
Tangan Fou terangkat dengan telunjuk menunjuk ke arah luar.
"Kancing bajumu, Ra..."
Fou melihat blousenya dan tersadar. Eh ampun, makhluk yang menjengkelkan ini justru malah melihat hal yang lain. Fou menutup panik bagian atas tubuhnya yang sempat terbuka dengan celah yang lumayan besar. Dan mata pria itu masih memperhatikan, dia pasti sempat melihat sesuatu yang menyembul dari dalam sana tadi.
"Keluar sana!! Aduuuh kenapa kamu ke sini sih, kamu bikin masalah tau gak, ini masalah tau gak????"
Di luar kamar...
"Fou, kamu kenapa?? Kenapa teriak-teriak?"
Mamanya berteriak dari luar, dan ini bukan hal yang baik jika mamanya tahu Jerol ada di sini. Mamanya punya sifat yang kurang bisa menahan bibirnya, semua hal diceritakan pada orang lain. Jika mamanya sampai bocor mulut orang pasti menanggapi dengan cara masing-masing, ujung-ujungnya orang akan mengiyakan gosip perselingkuhan yang terlanjur ditiup Vinzy.
“Gak…”
Fou berteriak.
“Ada tikus?”
“Hah? Iyaaa.”
Mamanya tidak bertanya lagi, dan Fou segera menatap garang laki-laki yang masih duduk di tempat tidurnya. Fou menghidupkan tv yang ada di rak depan tempat tidurnya, menambah volume untuk memanipulasi suara lalu satu tangannya naik ke pinggangnya.
“Kenapa sih kamu bodoh begini, Rol??? Tau gak, kamu membuat masalah jadi benar-benar ada sekarang. Apa kamu gak peduli sama sekali padaku sekalipun aku hanya mantan cinta monyetmu??? Kenapa kamu datang ke sini sih, apa kamu gak ngerti istrimu selalu mengkambinghitamkan aku dalam masalah kalian?”
Dengan suara yang pelan tapi penuh tekanan Fou mendekati Jerol masih dengan emosi yang memenuhi seluruh jaringan kulit di wajahnya. Muka Fou mengeras menahan emosinya.
“Jangan libatkan aku dengan masalah rumah tanggamu, Rol!! Apa kata mereka melihat kamu keluar dari rumahku? Apa kata mereka jika tahu kamu masuk ke kamarku begini? Astaga Rol????”
“Maaf Ra… Aku gak tahu mau lari ke mana. Vinzy benar-benar membuatku sakit kepala gak pernah tenang. Tadi aku capek banget, dia pasti bakal datengi semua tempat untuk mencariku, tapi dia gak akan menemukanku di sini… aku hanya numpang tidur Ra…”
“Oh ya ampun?? Hanya katamu? Apa kamu gak mikir efeknya? Kenapa kamu gak ke hotel ke mana buat tidur? Kenapa harus datang ke kamarku???”
“Maaf Ra, aku udah gak bisa mikir tempat yang lain saat pengen tenang tadi…”
“Oh mama, kamu ngumpet di kamarku itu sama aja kamu mau menghancurkan reputasiku, Rol… ngerti gak? Orang gak akan percaya kamu hanya mencari tempat tenang untuk tidur, itu alasan gak masuk akal!"
Suara Fou melemah sekarang. Di waktu yang lalu saat mendengar tuduhan Vinzy dia hanya kesal, tapi kali ini selain marah dia merasa kesedihan di hatinya, Jerol menangkap ekspresi itu, dia jadi merasa bersalah sekarang tidak berpikir jauh ketika tubuh dan otaknya butuh ketenangan.
“Ra… maafin aku ya… hanya kamarmu yang aku ingat Ra…”
“Rol???”
“Ya… karena dulu kalau aku ngumpet dari mama, mama gak akan menemukanku saat aku sembunyi di sini…”
“Astaga Rol… kamu udah jadi pria dewasa sekarang, kenapa harus sembunyi sih? Lagian kenapa juga kamu harus takut sama istri sendiri sih? Denger Rol, harusnya istrimu yang takut sama kamu, yang tunduk sama kamu, yang menghargai kamu, kenapa jadi seperti kamu yang punya dosa punya hutang padanya? Berhenti jadi pria manja, berhenti jadi pria cemen Rol, berhenti jadi pria lemah di hadapan perempuan.”
Jerol menatap gadis di hadapannya, lama tatapan mereka terpaut.
“Jadi… seperti itu aku di hadapanmu selama ini, Ra?”
“Iya! Kamu gak berani melawan perempuan. Baru tahu hah??”
“Hanya sama kamu kok. Aku gak ngelawan kamu waktu itu karena aku sayang kamu, Ra…”
“Oh ya ampun, bukan waktunya mengungkit hal itu…”
“Sampai sekarang aku masih…”
“Keluar sekarang, Rol… dan jangan sampai ada orang melihatmu. Astaga… jangan mengulangi lagi. Awas kamu datang lagi… oh ya ampun…. sana pergi….. pergi!!!”
Fou memutus perkataan Jerol, dia tak ingin mendengar pengakuan Jerol, hal itu mengerikan sekarang.
“Ra… aku…”
“Sana pergi. Hadapi istri manjamu, aku gak mau tau-tau kita digebrek istrimu!”
Fou berkata lemah, tak ingin bertatapan dengan mantan yang justru setelah menikah berubah menjadi pengganggu ketentraman hatinya.
“Iya, Ra… maaf.”
.
.
Selama beberapa waktu ini Fou was-was, kejadian Jerol masuk ke kamarnya membuat dia agak takut tercium warga. Dan setelah lewat dua minggu tidak terdengar secuil gosip pun, Fou baru bisa tenang.
Sementara, runyamnya rumah tangga sang mantan semakin mengganggu karena beberapa kali pertengkaran mereka berdua terjadi di lorong itu, seperti yang sementara terjadi sekarang.
“Ma… jangan keluar!”
Fou segera menutup pintu rumahnya saat melihat jiwa kepo mama muncul. Dia rela meninggalkan tayangan sinetron kesayangannya demi menonton kejadian real di dunia nyata milik tetangga. Kejadian real memang lebih menarik.
“Kenapa? Entar mama ketinggal berita, masa tetangga paling dekat dengernya dari orang lain, lucu kan…”
“Ya ampun mama, masalah orang dijadiin tontonan, bukannya bersimpati malah dijadiin bahan gosip, dosa ma, dosa…”
“Siapa suruh mereka umbar masalah mereka sendiri, jangan bertengkar di jalan dong kalau gak mau dikepoin tetangga.”
Mama keluar dan Fou gak bisa mencegahnya. Mana sekarang dia harus berangkat karena ada job ngemsi. Dia tidak ingin dirinya terlihat oleh pasangan fenomenal itu atau pun tetangga, di saat genting seperti ini.
Dia membatasi interaksi tapi tetap saja sering mendengar namanya disebut-sebut istri sang mantan. Dengan berdebar dia menunggu mobil online yang otw untuk menjemputnya, di depan masih terdengar adu mulut.
Dan… mobilnya datang. Fou cepat-cepat keluar pagar, menyusup di antara sekumpulan ibu-ibu yang menyaksikan sebuah adegan seru, berjalan cepat dan menunduk menuju mobilnya. Sebuah perkataan Jerol sempat singgah di telinga…
“Kamu pulang ke rumahmu, dan jangan pernah ke sini lagi, aku akan segera proses perceraian, mulai sekarang kamu bukan istriku, paham??!!”
Fou mengurut dada di dalam mobil yang sudah berjalan menjauh. Dalam mobil Fou merinding sendiri, emosi wajah Jerol saat mengatakan hal itu sungguh mengerikan, dia belum pernah melihat ekspresi yang seperti itu di wajah itu.
Fou larut dalam pikiran tentang Jerol, seandainya dia yang menjadi istri Jerol, mungkinkah ketika menghadapi kebuntuan dalam persoalan, Jerol juga akan mengucapkan kata-kata seperti itu?
Fou banyak mengutip kata-kata indah tentang pernikahan yang langgeng, dia baru berpikir sekarang bahwa mungkin saja dari sekian banyak pernikahan yang menggunakan jasanya sebagai MC sebagian dari mereka mungkin seperti rumah tangga Jerol, atau bahkan mungkin sudah berpisah.
Fou kemudian menyadari, seindah apapun kata-kata yang sering diucapkannya dalam setiap jobnya, tidak akan mempengaruhi sebuah pernikahan. Resepsi yang megah ternyata hanyalah sebuah panggung yang cenderung penuh ilusi, kenyataan sesungguhnya tentang pernikahan adalah kehidupan setelah itu.
Fou melihat narasi yang baru disusunnya untuk jobnya ini, membaca kata-kata itu jadi seperti sebuah untaian basi untuk penyatuan cinta.
.
.
Rupanya pertengkaran hebat beberapa waktu lalu adalah titik kulminasi kekisruhan si Jerol dan Vinzy, karena setelah sore itu tidak terdengar lagi keributan dari rumah depan. Jika kebetulan melihat Jerol, Fou tahu si suami orang itu sudah beraktifitas normal lagi.
Dan selama beberapa waktu ibu-ibu di perkumpulan gibah seperti kehilangan bahan yang menarik untuk diperbincangkan. Satu berita yang menutup cerita tentang Jerol adalah, istrinya dibawa pulang orangtuanya ke kampung dan proses perceraian sedang berlangsung.
Dunia sedang damai, bibir ibu-ibu anggota elit geng poskamling sedang istirahat atau hanya sedang berfungsi normal beberapa waktu ini?
.
.
Sore ini, Fou melayani ibu-ibu PKK yang melakukan kegiatan pertemuan di rumahnya karena sang mama terjadwal untuk menerima arisan.
Tiba-tiba tante Nina mengungkapkan sesuatu yang baru.
“Aku melihat Vinzy di indo maret tadi, gak mungkin kan dia kebetulan ada di sekitar sini…”
Musim tenang tanpa cerita tentang Jerol rupanya berakhir sekarang.
Fou yang masih menata meja hidangan hanya menghembuskan napasnya, merasakan sesuatu akan kembali semarak lagi di lingkungan ini. Beberapa gosip terakhir tidak terlalu seru beberapa bulan ini.
“Perutnya sudah besar sekali, mungkin udah masuk HPL kali ya…”
Tante Nina sambil mencatat uang arisan, bibirnya juga membagikan arisan gibahan.
“Apa dia balik ke rumah Anet? Denger-denger sih Jerol dilarang Anet untuk mengurus perceraian, kasihan sama bayinya katanya… itu cucunya… pak Herry juga gak setuju katanya…”
Ketika sebuah topik diangkat maka semua bibir seperti mendapatkan kesenangannya untuk ikut berbicara, maka...
“Tapi kok diusir kayaknya si Vinzy dari rumah itu…”
“Eh bukan diusir, dipulangkan disuruh didik lagi yang bener sama orang tuanya, Anet ngasih uang kok tiap bulannya…”
“Denger dari mana?”
“Dari mbak di rumah itu lah…”
“Anet gak akan datang ya?”
“Udah nitip uang arisan, tau sendiri kan sejak kejadian Jerol sama Vinzy, Anet jadi malas ngikut kegiatan apapun, malu kayaknya…”
“Iya malu lah… mereka orang terpandang di lingkungan kita terus harus mengalami kejadian kayak gitu…”
“Sebenarnya ya, beruntung banget jadi menantu keluarga mereka kan… siapa coba yang menolak besanan sama mereka, eh si Vinzy model begitu…”
“Denger-denger setelah Vinzy melahirkan baru surat cerai diurus…”
“Ohhh gitu toch? Baguslah… biar Vinzy gak bikin kekacauan lain di sini…”
Bergantian-gantian ibu-ibu peserta arisan sambil makan sambil ngomong, masing-masing mengucapkan apa yang mereka ketahui. Fou hanya bisa mengeluh, tak semua yang didengarnya itu bisa divalidasi kebenarannya.
“Eh… setelah itu Jerol udah gak terikat lagi… kita jodohin sama anak-anak kita aja, ternyata dia suka sama yang jauh lebih muda…” Tante Nina kemudian bicara lagi, dia yang paling menguasai pembicaraan.
“Eh… memang kalian mau nyuruh Jerol poligami nikahin semua anak-anak kalian?" Mamanya Fou menimpali agak tidak senang dengan keinginan itu, jangan-jangan masih menyimpan keinginan yang sama untuk Fou dan Jerol.
Di dapur, Fou hanya menggelengkan kepala mengetahui isi kepala ibu-ibu ini yang pada umumnya mengharapkan Jerol beneran bubar sama Vinzy.
Begitulah isi pergibahan hari ini, Fou tidak mungkin menutup bibir tante-tante itu kan meskipun ini di rumahnya.
Ya rumah ini statusnya udah menjadi rumahnya, si papa telah mengatur lewat surat hibah bahwa halaman dan isinya yaitu rumah ini dan bangunan kost di samping adalah milik Fou. Dua adiknya juga telah memperoleh bagian masing-masing. Papa yang baik untuk anak-anaknya tapi tidak untuk istrinya.
Fou tidak mendoakan apa-apa dan tidak mengharapkan apa-apa mengenai Jerol dan Vinzy, hanya berharap apapun kejadian di depan sana, dia tidak akan terkait lagi dengan mereka.
.
.
Hi...
Isi cerita ini hanyalah berisi sekumpulan halu dari otor, gak diambil dari pengalaman siapapun. Jika kebetulan ada kemiripan dengan tetangga, saudara, kenalan, kejadian di sekitar pembaca semua... Jangan dianggap serius ya... sebab saat menulis gak ada niatan menyinggung atau mengusik tetangga atau saudara readers semua... Hehehe...
Terima kasih
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sri Astuti
klo mmg itu terjadi.. sungguh bikin mules
2023-06-30
0
Sri Astuti
klo mmg itu terjadi.. sungguh bikin mules
2023-06-30
0
jie ung
ni ya klw misal ini kisah nyata, klw jerol sm vinzy cere....si vinzy Mau nikah lg sm sapa pun tetep benci ama fou, terus banding2in suami baru sm mantan suami si jerol itu, terus si jerol masih terus berkelana nyari yg sama kaya si fou....
soalnya ada sodaraku begitu hehehe
2023-04-06
0