Gosip soal kerincuhan rumah tangga Jerol sedang memanas sebulan ini, dan Fou menjadi orang yang dikait-kaitkan. Untung saja para ibu-ibu paling membela Fou, mematahkan kecuringan demi kercurigaan yang dilemparkan Vinzy.
“Seharian Fou di sekolah, mana ada waktu dia selingkuh dengan suamimu, seharian kamu mengekori suamimu… apa kamu pernah memergoki Jerol sama Fou jalan bareng?”
Tante Nina yang paling vokal membela Fou, dia datang ke rumah Jerol sengaja untuk mengkonfirmasi sendiri perkataan Vinzy pada Febi yang menjual pulsa.
”Kan tante gak tahu, sekarang cara orang selingkuh udah canggih.”
Si Vinzy masih mempertahankan kecurigaannya.
“Ampun ni anak, tante ya… kenal Fou udah sejak orok, tahu juga riwayat pacarannya sama Jerol, yang ada ya… si Jerol diputusin berkali-kali sama Fou. Jadi kalau emang mereka berdua mau udah lama kali mereka nikah, ngapain selingkuh? Ngapain Jerol nikahin kamu? Mikir gak sih kamu?”
“Kak Jerol gak akan nikahin aku kalau aku gak hamil.”
“Ya itu penderitaanmu sendiri, siapa suruh anak SMA kegatelan, harusnya kamu masih sekolah sekarang… syukur Jerol mau tanggung jawab. Harusnya ya… kamu baik-baikin Jerol biar dia cinta sama kamu.”
“Tapi aku sering ngeliat kak Jerol suka mandangin si bu guru itu lama-lama, masih nyimpen foto si bu guru.”
“Itu masalah suamimu, jangan bawa-bawa Fou dong, cemburu sama suami tapi jangan menuduh orang lain. Tanya suami kenapa? Emang Fou yang nyuruh si Jerol buat mandangin dia buat nyimpen fotonya?”
“Tapi banyak tanda-tandanya mereka selingkuh, cuma belum ada bukti aja, kalau aku punya bukti, aku bakal laporin bu guru itu.”
“Vinzy? Mama gak suka kamu mengatakan itu, Jerol itu anak mama, sebelum nikah denganmu Jerol sudah sering mama dorong untuk menikah dengan Fou, tapi mereka berdua gak ada jodohnya. Gak mungkin juga mereka selingkuh, Fou itu pendidik, seorang guru, punya moral yang benar, jadi jangan sembarangan bicara.”
Mamanya Jerol datang menghampiri dan langsung memberi ultimatum kepada menantunya.
“Mama jangan belain kak Jerol sama bu guru itu.”
Si Vinzy ternyata berani membantah mertuanya, melihat itu tante Nina membulatkan mata bibirnya membentuk huruf ooh.
“Eh?? Mama harus membela anak mama. Gimana rumah tangga kalian bisa aman, kamu setiap hari curiga sama Jerol.”
“Gimana gak curiga, kak Jerol gak peduli sama aku padahal aku lagi hamil anaknya. Udah kelihatan kok gelagat mereka, masa nikahanku kak Jerol minta bu guru itu yang ngemsi, itu udah nyakitin aku banget. Mereka selingkuh, mama harus percaya.” Vinzy bersikukuh.
Mamanya Jerol terlihat sudah menahan-nahan semua kesabarannya menghadapi menantu banyak tingkah ini. Anak lelaki cuman satu dapat menantu seperti Vinzy membuatnya sakit kepala terus.
“Eh.. eh.. jangan sembarangan ngomong kamu Vinzy, kalau soal ngemsi di nikahanmu, itu bukan maunya Fou loh, tante tahu kok ceritanya, itu pak Pala yang minta makanya Fou bersedia. Pak Pala yang diminta papa mertuamu untuk ngemsi, tapi pak Pala gak bisa…” Tante Nina terpanggil untuk meluruskan, tante Nina gak tahu kayaknya asal-muasalnya sesungguhnya memang si Jerol yang menginginkan hal itu.
“Dengar Vinzy, kamu harus perbaiki kelakuanmu, jangan malas, jangan bangun telat… jadi istri yang bener.”
Mama Anet masih bersuara biasa walaupun kekesalannya yang terkumpul selama tiga bulan ini sudah menggunung sama tingginya dengan gunung Dua Sudara di bagian utara sana, kekesalan sang mama mertua sudah berbentuk gunung 'saudara kembar tiga'.
“Kak Jerol yang harus jadi suami yang bener, aku dicuekin padahal aku lagi hamil, aku nyusul ke tempat kerjanya disuruh pulang, biar apa, biar kak Jerol bebas buat selingkuh.”
“Vinzy!!!"
Tante Anet meledak sekarang, suaranya melengking di depan Vinzy.
"Saya tidak suka kamu menuduh Jerol. Dengar ya, anak saya gak akan bersikap seperti itu kalau kamu jadi istri yang bener. Mata di hp terus, gak ngurusin suami, terlalu banyak menuntut tapi gak bisa apa-apa!"
Suara dan napas tante Anet seperti memburu karena marah. Dan semakin marah saat melihat reaksi menantunya, bibirnya bergerak kiri-kanan berkomat-kamit jelas-jelas sebuah tindakan tak ingin mendengarkan sang mertua.
"Dengar kamu! Di rumahmu kamu boleh manja dan kurang ajar, tapi ini rumah saya, kamu harus mengikuti aturan saya, kalau mau jadi menantu di rumah ini, berubah!! Saya tidak ingin melihat sikap cengengmu dan saya tidak ingin mendengar ocehan kurang ajarmu. Mengerti??”
Hati seorang mama begitu sakit ketika anak sendiri selalu berlaku hormat dan ada seorang anak yang masuk dalam keluarga seharusnya bersikap hormat tapi malah sebaliknya. Tangannya melayang-layang di udara menunjuk-nunjuk Vinzy.
Dan ajaib si Vinzy seolah tak mengerti bahwa mertuanya sedang marah dengan sikapnya, masih bersikap sama bibir komat-kamit itu memang sedang mencemooh mertuanya.
"VINZY!!!"
Tante Nina tersentak dengan teriakan wanita yang sehari-hari sangat lembut, tadi ingin menyela lagi mengatakan sesuatu menurut persepsi tentang kelakuan Vinzy tapi urung karena melihat Anet mamanya Jerol emosi, dan melihat si Vinzy gak ada takut-takutnya berhadapan dengan ibu Mertua, Tante Nina hanya bisa menggelengkan kepala.
Vinzy masih duduk dengan cara yang sama, mengangkat kakinya di sofa mahal di ruang tengah rumah megah ini, menatap dengan sorot menantang pada mama Mertua.
“Kenapa marahin aku? Mama gak berhak marahin aku, aku gak salah. Harusnya mama marahin kak Jerol, dia gak pernah ngikutin permintaanku aku hamil bayinya tapi gak mau anterin aku ke dokter, gak mau beliin makanan padahal aku ngidam. Aku aduhin ke papaku aku diperlakukan gak adil di rumah ini.”
“Silahkan, panggil orangtuamu ke sini, saya gak keberatan mereka membawa kamu pulang ke rumahmu sendiri, kalau mereka masih ingin kamu jadi menantu kami mereka harus mendidik kamu dengan benar baru bawa kamu ke sini lagi. Silahkan panggil orang tuamu! Kebeneran saya harus menyampaikan pada mereka bagaimana kurang ajarnya kamu. Ternyata mereka tidak mendidikmu dengan baik.”
Vinzy tidak menyahut sekarang tapi dari sikapnya terlihat tidak ada rasa takut atau rasa malu mendengar pernyataan mama mertua tentang dirinya. Melihat sikap itu si mama mertua hanya membuang napas penuh sejuta emosi.
“Dapat mantu kok kurang ajar seperti kamu? Masuk kamarmu sekarang. Mulai sekarang kalau di rumah ini pakai baju yang bener, gak ada sopan-sopannya baju terbuka sana-sini.”
Mama mertua tidak ingin melihat wajah Vinzy lagi di ruangan ini, jari tangan masih menunjuk Vinzy dengan suara dan mimik muka yang penuh emosi. Raut wajah Vinzy masih terlihat menantang dan tidak ingin menyerah kalah dengan mertuanya. Vinzy tidak bergerak dari tempat duduknya.
Tante Anet semakin menyala, dua anaknya sangat menghormati dirinya, dapat karma dari mana punya menantu seperti ini.
“Masuk!!! Kamu boleh melawan orangtuamu, tapi kamu tidak bisa melawan saya!!!”
Vinzy bergeming masih menatap berani terlihat sekali pembangkangannya.
“Vinzy? Kamu tidak mendengar kamu di suruh masuk kamar…” Tante Nina menyela.
Vinzy hanya melengos dan seperti mengatupkan kedua bibirnya mengacuhkan perkataan tante Nina padanya.
“Astaga, Vinzy? Baru tahu kelakukanmu memang kayak gini? Pantas aja Jerol gak bisa sayang sama kamu sebagai istri, kalau kamu gak berubah… siap-siap aja terima yang terburuk. Jerol sayang banget sama mamanya dan kamu kurang ajar sama mamanya, kalau Jerol melihat ini…”
Tante Nina meneruskan bicara karena melihat Anet sudah ke area ruang makan dan minum air putih, terlihat sekali bahwa temannya sangat marah ditentang dengan sikap pembangkangan yang nyata.
“Apa? Maksud tante? Kak Jerol mau menceraikanku? Kak Jerol gak boleh melakukan itu.”
“Lah kelakukanmu kurang ajar kayak gini, siapa yang akan mempertahankan modelan istri begini?”
“Kalian mau menyuruh kak Jerol menceraikan aku kan?”
“Ihh?? Dasar. Berarti memang gak punya otak sejak lama ya, gak bisa mikir yang bener. Tapi bagus emang kalau Jerol melakukan seperti itu, tante juga ya... amit-amit dapet mantu kayak kamu.”
Tante Nina meninggalkan Vinzy. Di ruang makan si tante Anet yang baru perang dengan menantu hanya bisa mengurut kepalanya.
.
🧨
.
Beberapa waktu setelah pertengkaran mertua dan menantu, itu kemudian yang menjadi topik umum pergibahan di warung, di pos kamling, di depan rumah saat berkumpul di sekeliling motor abang sayur. Topik hangatnya berjudul “Anet udah gak tahan sama menantunya”.
Di rumah Fou sama juga, mama tercinta udah gak sabar menyampaikan sesuatu. Anaknya selalu pulang malam sekarang karena selepas mengajar Fou akan terus ke beberapa rumah murid lesnya. Dari senin sampai jumat dia memberikan les private matematika untuk sepuluh orang anak-anak SD, sore hingga malam hari. Jika ada job MC maka dia akan menggantinya di hari sabtu.
Hari ini dia pulang lebih cepat karena justru dua murid lesnya yang kakak-beradik yang terjadwal hari ini tidak bisa karena ada acara keluarga.
Baru saja Fou masuk rumah…
“Si Vinzy bertengkar sama Anet, Fou… Nina bilang dia berani sekali nunjuk-nunjuk si Anet.”
Fou hanya mengernyitkan dahi. Tadi di konter pulsa milik Febi ceritanya lain lagi. Entah mana cerita yang sesuai dengan kejadian dan mana cerita yang merupakan hasil kreatifitas mulut seseorang. Tapi memang cerita di kompleks ini akan berkembang begitu indah, dari satu kalimat menjadi satu paragraf bahkan bisa menjadi berhalaman-halaman dan gak pernah ending sebelum ada gosip terbaru.
“Katanya Jerol udah minta pisah, lagi nyari pengacara…” Mama belum berhenti.
Fou bergerak cepat membuka jas hujan, hari-hari ini memang sering hujan, tapi udara yang cenderung dingin tak bisa mendinginkan atmosfir pergibahan tentang keadaan rumah tangga sang mantan.
“Belum tentu seperti itu, ma… berkali-kali aku bilang sama mama jangan terlalu cepat mempercayai apa yang mama dengar dari orang-orang… dan jangan meneruskan pada orang lain. Cukup mama jadi pendengar saja jangan suka nambahin meskipun mama tahu sesuatu.”
“Ah kamu selalu kayak gitu, sok menggurui mama.”
“Ya karena profesi aku guru, kalau profesi aku wartawan gosip pasti aku bakal nyuruh mama cari informasi tambahan. Udah ahh, jangan omongin orang, gak baik dan gak bener.”
“Ah kamu memang malas kalau mama ajak ngomong apa…”
“Aku gak mau aja mama jadi ibu-ibu penggosip yang suka membicarakan kehidupan orang lain. Mama pernah ngalamin kan gak enak banget kehidupan mama dan papa dulu digunjingkan di mana-mana. Keluarga tante Anet juga kayak gitu sekarang, gak enak gak nyaman, persoalan mereka udah cukup berat jangan ditambah-tambahin dong dengan cerita yang aneh-aneh… yang didengar apa yang diomongin sama tetangga apa…”
“Tapi kamu harus tahu ini, Vinzy itu katanya yang mengganggu dan menggoda Jerol makanya dia hamil. Katanya papanya Vinzy pengusaha cap tks, Vinzy sering memberikan cap tks sehingga Jerol mabuk dan tidur dengannya. Jadi Jerol itu dijebak sama Vinzy…”
“Astaga ma, mau dijebak kek mau digodain kek kenyataannya Vinzy hamil... udah sampai di situ aja..."
Fou masuk ke kamarnya kesal juga akhirnya. Entah kenapa menceritakan orang lain sama seperti menikmati manisan bikin ketagihan, rasa manis seperti memicu rasa senang untuk membicarakan orang terutama yang buruk-buruk, udah gak bisa berhenti pengen terus menambah ceritanya, semakin panjang semakin nikmat rasanya.
Fou baru membuka lima kancing blouse warna khaki miliknya ketika seseorang tiba-tiba berdiri dari samping dalam tempat tidurnya, menatap Fou dengan mata setengah mengantuk membuat Fou kaget setengah mampus. Dia tidur di situ barusan?
"Astaga, ngapain di sini, oh ya ampun, kamu masuk lewat jendela lagi????"
Fou memperhatikan kamarnya, tentu saja dia tidak pernah lupa mengunci kamarnya.
"Ra..."
"Astaga, apa yang ada di otakmu sih?"
"Ra... itu..."
"Keluaar!!!"
Tangan Fou terangkat dengan telunjuk menunjuk ke arah luar.
"Kancing bajumu, Ra..."
Fou melihat blousenya dan tersadar. Eh ampun, makhluk yang menjengkelkan ini justru malah melihat hal yang lain. Fou menutup panik bagian atas tubuhnya yang sempat terbuka dengan celah yang lumayan besar. Dan mata pria itu masih memperhatikan, dia pasti sempat melihat sesuatu yang menyembul dari dalam sana tadi.
"Keluar sana!! Aduuuh kenapa kamu ke sini sih, kamu bikin masalah tau gak, ini masalah tau gak????"
Di luar kamar...
"Fou, kamu kenapa?? Kenapa teriak-teriak?"
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sri Astuti
aduh... ricuh bener.. kok ada anak remaja gatal datengan cowok dewasa smp hamil trus mlh fitnahin orang.. ngelawan mertua lagi... ini mah amazing
2023-06-30
0
Lucia Varash Waibakul
yang kuat ya Fou.
2023-04-09
0
Bunda Titin
itu si Vinzy bener2 liar ya ga pernah di ksh pendidikan akhlak dan sopan santun ya di rmh.........
2023-04-05
0