“Sore tante semua…”
Fou mengurangi kecepatan maticnya saat hendak berbelok ke arah lorong rumah, menyapa geng ibu-ibu yang berkumpul di pos kamling.
“Fou… mampir dulu… ada gohu… udah lama kamu gak beli daganganku…” Tante Nina teriak pada Foura.
Sepanjang siang pos kamling itu jadi tempat jualan tante Nina dan otomatis jadi tempat berkumpulnya ibu-ibu setelah jam dinas di rumah masing-masing selesai.
Tempat permanen berukuran empat kali lima itu dibangun dengan swadaya masyarakat lingkungan, tapi kebanyakan berfungsi sebagai markas pasukan elit ibu-ibu lorong. Setelah malam hari baru alih fungsi menjadi tempat minum kopi bapak-bapak sambil main catur sekaligus menjaga keamanan setempat.
Fou menghentikan motornya karena tiba-tiba jadi menginginkan penganan segar pencuci tenggorokan.
“Mau Fou?” Harap tante Nina.
“Iya Tan… dua mangkok deh, yang pakai bakasang ya…”
“Oke bu guru…”
“Makan di sini?”
“Bungkus,” jawab Fou singkat.
“Fou, si Vincy dikeluarkan dari sekolah kan gara-gara hamil?” Seorang ibu bertanya.
Eh eh… opening deh siaran pergibahannya. Selanjutnya ibu-ibu pasti sahut menyahut menyampaikan “laporan terkini dari TKP”. Sekarang yang sedang trending adalah berita hot soal Vinzy. Maka dari itu semua yang buruk-buruk dan jelek-jelek tentang Vinzy jadi sorotan.
Pada dasarnya sebagian besar ibu-ibu tidak rela Vinzy menikah dengan Jerol, karena dalam hati pernah menginginkan Jerol jadi menantu, di lorong ini ada banyak anak cewek seusia Vincy kalau ternyata Jerol mencari yang lebih muda, kenapa bukan salah satu dari anak mereka aja, itu salah satu dari seribu alasan ibu-ibu yang tidak terungkapkan.
Itu karena keluarga Jerol boleh dibilang paling kaya di lorong ini. Rumah paling bagus, mobil ada beberapa, punya banya usaha lain selain kost-kostan yang ada di beberapa tempat di kompleks ini. Papa si Jerol masih menjabat di salah satu kantor BU*MN dan juga sering menangani proyek pembangunan. Makanya keluarga ini lebih menonjol keadaan finansial mereka.
Jerol juga termasuk cowok yang gesit menjalankan usaha. Salah satu usahanya adalah dia punya showroom jual-beli mobil second. Biasa dia membeli mobil rusak dengan harga sangat murah, lalu memperbaiki di bengkel sendiri dan menjual dengan harga tinggi. Dia juga punya usaha percetakan yang lumayan besar.
“Pastilah dikeluarin, mana boleh ada siswa yang hamil dibiarin tetap sekolah, kan itu bisa mencoreng nama sekolah, secara sekolahnya bu guru ini sekolah top di kota kita kan, masa membiarkan anak yang gak punya moral yang baik tetap sekolah, nanti anak-anak yang lain pada ikutan." Tante Nina yang menanggapi.
Fou hanya tersenyum, tidak ingin terpancing.
“Apa si Vinzy salah satu muridmu Fou?” Ibu yang lain juga kepo bertanya.
“Oh?? Gak… dia murid Reguler… aku ngajarnya di Binsus tante," Fou menjawab taktis.
“Ya walaupun bukan muridmu tapi si Vinzy bikin heboh sekolah pastinya…” Tante Nina menanggapi.
Fou masih tersenyum, dia sudah sangat paham alur pergibahan, jika dia salah berkomentar pasti endingnya namanya yang akan dicatut sebagai sumber… “Ini Fou yang ngomong atau Fou yang kasih tahu, atau kita dengernya dari Fou.” Biasanya seperti itu.
Bisa saja mereka ngomong… “Kata Fou si Vinzy dikeluarin dari sekolah karena hamil.” Padahal mereka sendiri yang mengucapkan dan Fou hanya mengiyakan.
“Eh tahu gak, kemaren Anet ngeluh soal anak menantu manja itu, bangunnya telat melulu alasan pusing, mual. Padahal menurut Anet dia terlihat seger, minta dibeliin makanan yang mahal-mahal alasan ngidam dan makanan masakan pembantu rumah katanya hanya bikin dia mual dan semua minta diladeni sama Jerol.”
“Terus Jerolnya mau?”
“Gak lah, Jerol mana mau… belum pada tahu ya… sekarang ya Jerol lebih banyak di bengkelnya atau gak di showroomnya atau gak di rukonya…”
“Makanya si Vinzy tiap hari susulin Jerol ke sana…”
“Eh katanya sering berantem kan, baru aja dua bulan nikah…”
“Jangan-jangan beneran beritanya ya… Jerol emang gak cinta…”
Ibu-ibu sahut-sahutan bicara soal istri Jerol, Fou gak mungkin menutup telinga, dan memang ada beberapa kali di melihat dari jendela kamarnya pasangan itu berantem saat Jerol mau berangkat dengan mobilnya. Dan Fou gak ingin tinggal lebih lama, mulai ada feeling dikit lagi arah jarum pergibahan akan bergeser padanya.
“Tante Nina… udah?”
“Bentar lagi Fou…” Tante Nina hanya melirik Fou. Irisan pepaya sudah memenuhi dua kresek kecil transparan di atas dua mangkok, dan tante Nina segera menuangkan kuah cuka gula aren.
“Eh… Fou, kapan kamu nikah? Nikahnya jangan di restoran ya, mahal bayarnya undangan makan gak puas… bahkan ya… di pesta nikahnya anak Pak Elon di Aula Edelweis banyak undangan yang gak kebagian makanan…” Tante Nina angkat bicara lagi.
Nah kan… mulai deh, asal jangan mengait-ngaitkan dengan Jerol aja.
“Ya iyalah gimana makanannya bisa cukup, banyak yang simpan makanan di kresek dibungkus bawa pulang… terus bayar katering restonya untuk 100 orang yang diundang 200 orang…” Fou menimpali sembari membayar jajanannya dengan tidak menggubris pertanyaan soal nikah.
“Ya kan gak afdol kalau gak bungkus makanan… lumayan kan besoknya buat sarapan…” seorang dari ibu-ibu itu memebela diri.
Selain pergibahan, tradisi ‘perbungkusan’ setiap kali hadir kondangan udah jadi gaya hidup ibu-ibu di sini. Bahkan dalam sebuah acara perkumpulan, hidangan sekedarnya permen doang hanya sekedar penghilang ngantuk juga dibungkus untuk anak atau cucu… yang hadir sepuluh orang bisa menghabiskan lima bungkus permen isi 40. Haha parah memang.
“Mari tante-tante… selamat bergosip ya… gosip tentang aku diskip aja ya, udah basi kan… hehehe,” ucap Fou lalu segera pergi
Tepat sebelum berbelok ke halaman rumahnya Fou berhenti karena salah satu mobil tetangga depan parkir di pintu masuk rumahnya, ini memang kebiasaan seperti itu, siapa lagi… si Jerol pastinya, ini menunjukkan dia masih akan pergi lagi.
Melihat mobil yang tertutup rapat dan mesin mobil tidak hidup akhirnya Fou memarkir motornya tepat di hadapan mobil hitam double cabin merek tiga berlian. Fou masuk setelah sebelumnya mengunci stir motornya.
Seringai jahat muncul di wajah Fou karena melihat ada mobil ambulance milik seorang anggota dewan yang sering digunakan untuk pengabdiannya pada kepentingan masyarakat. Mobil tetangga sebelah kiri rumah Fou ada di belakang mobil Jerol, Jerol akan kerepotan nanti.
Beberapa waktu kemudian selesai Fou mandi terdengar keributan di luar, seperti orang yang sedang bertengkar. Fou keluar dengan daster yang melekat di tubuhnya serta kepala berbungkus handuk karena baru keramas.
Dari suara yang terdengar, Fou bisa mengenali itu suara sang mantan dan istrinya, tapi kenapa mereka membuat rusuh di teras rumah orang sih?
Lalu belum sempat sempat Fou keluar ke terasnya, Jerol muncul di pintu ruang keluarga disusul istri kesayangannya.
“Ra, minta kunci motormu.” Jerol tak berbasa-basi.
“Untuk?”
“Mau pindahin motormu lah, motormu menghalangi mobilku, aku mau pergi lagi.”
“Lain kali kamu parkir jangan tepat di depan pintu pagar rumah orang, kamu kebiasaan dari dulu…” Fou menyemprot Jerol.
Fou mengambil kunci dari meja makan dan tangan Fou yang menyerahkan kunci itu di saat yang sama Jerol mengambilnya, tangan mereka bersentuhan sejenak, melihat itu si Vinzy yang kini berdiri di samping suaminya langsung menyemprot Fou…
“Eh bu guru, jangan cari-cari alasan ya supaya bisa ketemu suamiku… kenapa juga parkir motor depan mobil suamiku. Sengaja kan? Jangan jadi pelakor ya, aku laporin ke sekolah?”
“Vinzy!!! Pulang kamu, sana balik. Cari gara-gara terus.”
Fou awalnya bingung tapi kemudian mengerti pertengkaran suami-istri ini mulai menyangkutkan namanya. Bukannya mereka harusnya masih saling posesif, ini hitungannya masih masa bulan madu… dan perkataan dari mulut si Vinzy, ya ampun…
“Kalian memang sengaja kan, pintar kalian ketemuan di belakangku, sekarang mulai terang-terangan?” Vinzy masih bicara tentang prasangkanya.
“Rol… bawa istrimu pergi dari sini, biar aku yang pindahin motorku, aku gak ingin bertengkar sia-sia dengan istrimu.” Suara Fou yang penuh otoritas, seperti suara seorang guru yang berwibawa di depan murid-muridnya tapi malah diteriaki si Vinzy…
“Hei bu guru, kamu kira aku gak tahu kamu mantannya suamiku, mau rencana balikan lagi kan kalian berdua… ngaku aja kalian, kalian selingkuh dariku.” Vinzy berujar semakin kasar.
“Astaga Rol… bawa istrimu, cepat!”
“Sana… malu-maluin! Otakmu gak beres. Selingkuh selingkuh apa hah? Jangan-jangan kamu yang selingkuh main asal tuduh!” Jerol bicara sambil mendorong kasar tubuh Vinzy, wajah Jerol terlihat emosi menunjukkan bahwa pertengkaran ini bukan baru terjadi di teras rumah Fou.
“Aduuh, kak Jerol kasar, aduuh perutku.”
“Jangan muna kamu, perutmu gak papa, kamu selalu menggunakan kehamilanmu kan untuk memanipulasi kami semua. Sana pulang!” Jerol berkata dengan nada semakin tinggi.
Fou dengan cepat menghidupkan motornya lalu membawa motornya menjauh. Tadi dia memarkir tepat di depan mobil Jerol karena kesal, biar Jerol tahu bahwa mobilnya menghalangi yang punya rumah. Sekarang dia menyesali, itu membuatnya terlibat dalam pertengkaran mereka.
“Awas kamu bu guru aku pasti akan mendapatkan bukti perselingkuhan kalian, aku bakal buat kamu dipecat!” Teriak Vinzy.
Gak usah ditanya lagi teriakan Vinzy sudah berhasil menggerakkan beberapa orang untuk datang mendekat, keluar dari rumah mereka masing-masing. Sesuatu yang menarik untuk dunia pergibahan sementara terjadi dan siapa yang paling cepat mendapatkan info akan merasa paling hebat, karena akan menguasai perbincangan, seolah mendapatkan tempat terhormat di komunitas.
Mungkin selamanya Fou gak akan merasakan damai lagi di sini, ini mulai terasa sejak Jerol hendak menikah dan sekarang muncul gangguan baru nampaknya, dituduh selingkuh oleh istri sang mantan. Atas dasar apa? Bertemu langsung aja sejak hari dia menikah baru sekali ini.
Di ujung lorong…
“Ra…”
Kepala Jerol menyembul dari dalam mobil, kaca dibuka penuh dan lengan Jerol bersandar di pintu mobil itu. Jerol malah ternyata menyusul Fou yang sengaja menjauh dulu dari kompleks rumah mereka berdua, padahal dengan baju hampir tidak pantas sama sekali untuk statusnya, hanya dengan daster setali agak pendek pula, mana belum memakai b*ra. Tadi itu emergency jadi gak sempat memikirkan penampilan.
“Astaga? Pergi Rol, jangan deket-deket, aku gak mau tuduhan istrimu ditanggepin orang-orang… kenapa kamu harus ngikutin aku sih?”
“Aku mau minta maaf soal Vinzy.”
“Gak perlu. Aku udah tahu wataknya, udah sana… aduuh Rol, kamu gak tahu apa ini bisa jadi pergunjingan orang, dikira kita beneran selingkuh.”
“Dia masih anak-anak Ra, bikin pusing aku aja…”
“Anak-anak kok dinikahin, udah sana…”
“Dari awal aku memang gak niat nikahin kok… hanya…”
“Aduuh Rol, jangan curhat di sini… astaga… sana berangkat, entar malah istrimu datang ke sini terus teriak-teriak gak masuk akal. Aku minta kamu jelasin sejelas-jelasnya tentang status mantan denganku itu udah lebih dari lima belas tahun. Gila aja masih diungkit-ungkit.”
“Baru dua belas tahun, Ra…”
“Aku gak peduli berapa tahun Rol, yang aku pedulikan sikap kasar istrimu, didik dia dengan bener.”
Akhirnya Foura yang menjalankan aja motornya pergi meninggalkan Jerol. Jerol menatap sedih kepergian Fou sampai Fou menghilang masuk ke dalam halaman rumahnya. Kesedihan hanya miliknya, sebab yang dia lihat dari wajah Fou tadi adalah ekspresi kesal dan marah.
Saat masih remaja labil dia menjadi cowok yang mudah jatuh cinta, rasanya semua cewek yang cantik di sekolah ingin dia miliki. Yang aneh waktu itu tak lama setelah jadian dengan cewek yang dikejarnya segera dia merasa bosan dan kembali mencari Fou, sosok Fou langsung tampak lebih indah dan menjadi yang paling dia cintai.
Hingga di titik di mana Fou tidak memaafkan dan menerima dirinya lagi, baru dia menyadari kesalahannya. Hingga kini hanya cintanya pada Fou yang melekat dengan indah di semua dinding hatinya. Pernah mencoba pacaran beberapa kali hanya untuk memanasi Fou, tapi justru sebaliknya hatinya yang panas saat Fou punya pasangan.
Terakhir dia pacaran lima tahun yang lalu, dia ingin serius dengan niat ingin mencoba mencintai wanita yang lain, tapi gagal karena bayangan Fou tidak pernah bisa ditepis oleh kehadiran wanita lain. Ketika sama-sama sendiri Jerol berharap mereka bisa bersama tapi sikap Fou begitu tak acuh padanya, susah untuk didekati, hanya sekedar bertegur sapa pun Fou sangat dingin. Langkahnya berubah arah ketika dia khilaf pada Vinzy, kekhilafan yang harus dia bayar dengan menikahi gadis SMA yang masih tujuh belas.
Tapi di lubuk hatinya, dia tak ingin mengenyahkan Fou dari pikirannya sekalipun statusnya telah menjadi suami seseorang dan calon ayah…
"Ra... Kamu gak tahu apa? Aku masih sayang kamu... Hatiku gak pernah berubah Ra..."
Dia terlalu mencintai Foura.
.
🚥
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sri Astuti
penyesalan itu mmg selalu belakangan.. klo duluan itu pendaftaran hehe
2023-06-30
0
Lucia Varash Waibakul
Terlambat sudah kau datang padaku, kata Fou 🤭
pigi jo deng dia 😄
2023-04-09
1
Bunda Titin
gohu sejenis makanan apa Aby .......ksh tau dong aku kok penasaran...........🤔🤔
2023-04-05
1