Dua Minggu kemudian
"Selamat ya pak, bu. Bu Amanda positif hamil. Kandungannya sudah berjalan 4 minggu. Di jaga baik-baik kandungannya ya." ucap salah seorang bidan. Pada malam itu, Amanda mengajak Ashraf untuk memeriksakan keadaannya. Karena sudah sebulan terakhir ini Amanda merasakan sesuatu terjadi pada dirinya. Ia merasa pusing, mual dan merasakan tanda-tanda seperti orang hamil.
Ashraf yang juga merasa curiga. Setelah pulang bekerja ia pun membawa Amanda ke bidan. Yang kebetulan ada praktek di dekat tempat tinggal mereka..
Dan ternyata benar. Amanda kini tengah berbadan dua.
Kabar kehamilan itu pun menjadi sebuah kabar yang membahagiakan bagi Amanda. Ia merasa bahagia dan sangat senang dengan kabar tersebut.
Tetapi kabar itu tidak membuat Ashraf bahagia. Karena sejujurnya, dia merasa belum siap jika ia menjadi ayah dari anak yang Amanda kandung.
Tetapi karena Amanda sudah berbadan dua. Mau tidak mau Ashraf pun harus menerima kenyataan itu.
Karena yang dipikirkan Ashraf saat ini adalah kondisi finansial nya yang belum stabil.
Saat ini ia kasih berjuang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan Jasmine dan juga kebutuhan rumah tangganya sendiri.
Jika kini ditambah lagi dengan keadaan Amanda yang hamil. Mau tidak mau Ashraf pun juga harus memikirkan mencari uang tambahan. Karena sebentar lagi ia akan memiliki anak dari Amanda.
Padahal kondisi dirinya saat ini untuk menyeimbangkan kebutuhan sudah bekerja banting tulang begitu keras.
Selepas pulang kantor, Ashraf masih cari sampingan dengan menjadi drive ojek online.
Di sepanjang perjalanan menuju rumah, Amanda terlihat sangat begitu bahagia. Bagaimana tidak, ia sebenar lagi akan punya anak dari lelaki yang sangat ia cintai.
Saat masih berada di sepeda motor menuju pulang ke rumah. Amanda memeluk erat dari belakang tubuh Ashraf. Ia meletakkan kepalanya di pundak suaminya itu.
"Aku sangat bahagia dengan kabar kehamilan ini mas. Aku yakin, anak ini akan menambah kebahagiaan rumah tangga kita. Aku merasa sempurna menjadi seorang istri. Aku telah memiliki keturunan dari kamu." ucap Amanda dengan suara yang begitu merdu.
Ashraf yang diajak bicara pun hanya diam saja tidak menjawab. Kini pikirannya justru terbang entah kemana.
"Mas, kok mas diam saja. Mas senang kan dengan kehamilanku?" tanya Amanda, karena sejak tadi sang suami hanya diam saja. Tidak antusias seperti dirinya menyambut kedatangan bayi mereka.
"Iya, aku juga bahagia." jawab, Ashraf singkat.
"Tapi dari tadi mas diam saja."
"Aku fokus pada jalanan. Agak gelap, jadi aku harus fokus menyetir." ujar Ashraf beralasan.
"Mas, kita mampir beli buah-buahan ya. Di rumah kita tidak punya buah-buahan. Ibu hamil kan harus banyak makan buah-buahan. Mas harus belikan aku buah dan jika perlu harus banyak menyetok buah juga. Kata bidan kan aku harus mengkonsumsi makanan bergizi. Terutama buah dan susu. Belikan aku susu dan buah-buahan ya." rengek Amanda. Yang saat itu tidak melepaskan pelukannya yang membelit pinggang Ashraf.
Mau tidak mau Ashraf pun menuruti permintaan istrinya.
Karena bagaimanapun, susu hamil dan buah-buahan memang kebutuhan yang penting untuk wanita hamil. Mana mungkin Ashraf bilang tidak.
"Ya sudah, kita mampir ke supermarket nanti. Kita beli susu hamil dan buah-buahan untuk mu." ucap Ashraf lembut.
Sebelum pulang ke rumah, mereka pun akhirnya belok ke sebuah minimarket untuk memberi susu hamil dan juga buah-buahan.
Saat berada di supermarket, wajah Amanda benar-benar terlihat bahagia. Kehamilannya benar-benar membawa sebuah aura kebahagiaan tersendiri bagi Amanda.
Tapi bagi Ashraf, bukannya ia tidak bahagia. Hanya saja, Ashraf merasa kurang siap untuk menghadapi kehamilan sang istri saat ini.
Setelah mendapatkan apa yang Amanda inginkan. Mereka pun kemudian kembali untuk meneruskan perjalanan menuju pulang ke rumah.
Saat mengetahui dirinya hamil. Kini Amanda mendadak bersikap manja pada Ashraf.
Sedangkan Ashraf sendiri yang pernah mengalami dan merasakan momen di mana saat itu Emily hamil. Ashraf paham jika saat ini Amanda di landa rasa bahagia.
Dulu Emily juga merasakan hal yang sama.
Hanya saja bedanya. Ketika Emily hamil. Ashraf turut berbahagia dengan kabar itu. Kabar kehamilan Emily menjadi kabar yang begitu membahagiakan bagi keduanya.
Saking bahagianya saat Emily hamil dulu. Ashraf bersikap sangat protektif pada Emily.
Amanda yang hamil saat ini. Justru Ashraf membayangkan jika saja yang hamil saat ini adalah Emily. Betapa akan bahagia dirinya. Saat Emily bisa hamil lagi.
Tapi itu tidak mungkin. Emily bukanlah miliknya lagi.
Lagi lagi, cintanya untuk Emily masih terus menjadi momok yang menghantui Ashraf. Raga Ashraf memang milik Amanda, tapi jiwa, hati dan cinta Ashraf masih menjadi milik Emily.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Tina Nine
Ashraf nasi uda jadi bubur,biar nikmat ayo kita nikamti berdua aja...😅😅,,kalau sm Amanda nanti beda rasa...
2023-04-10
1
Pisces97
rasa cinta mu tidak penting lagi untuk Emily sekali penghianat tetap penghianat 😀
2023-04-10
2
Mommy Ghina
jangan sok sedih Asraf, situ kok yang berulah ... pakai merasa masih cinta dengan Emily .... ckckck
2023-04-10
4