Membandingkan (Amanda vs Emily)

Amanda terlihat sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya Ashraf. Karena Ashraf hendak pergi ke kantor pagi itu seperti biasa.

Setelah selesai membuat sarapan di dapur. Amanda pun kemudian menyiapkan makanan yang sudah ia olah tersebut ke meja makan.

Setelah memastikan sarapan pagi yang ia siapkan untuk Ashraf sudah siap. Ia pun kemudian berjalan ke kamar untuk mengecek sang suami, apakah sudah siap apa belum untuk sarapan bersama.

"Mas sarapannya sudah siap. Ayo kita makan dulu." ajak Amanda dari ambang pintu kamar.

Ketika itu Amanda melihat Ashraf baru saja selesai dan telah rapi untuk pergi ke kantor. Dengan mengenakan kemeja yang ia pilihkan.

"Iya, tunggu saja di meja makan. Aku mau periksa tas kerja ku dulu." ujar Ashraf.

"Ya sudah. Aku tunggu di meja makan."

Amanda sangat menyadari kebersamaan Ashraf dan dirinya sampai mereka menikah memang berawal dari perselingkuhan yang mereka lakukan.

Tetapi dari lubuk hati Amanda yang paling dalam. Ia selalu berusaha untuk menjadi seorang istri yang baik bagi pria yang telah ditinggalkan istrinya karena dirinya itu.

Amanda menyadari, perceraian Ashraf dan Emily tak lepas karena dirinya yang telah mengoda Ashraf pada saat itu.

Sampai detik ini, Amanda juga selalu di bayang bayangi rasa bersalah kepada Emily.

Tapi, terlepas dari semua itu, karena semua sudah terjadi. Amanda ingin melupakan semua kejadian tersebut dengan ingin dirinya bersikap menjadi seorang istri yang baik untuk Ashraf.

Sebagai penebusan dosa yang telah dan pernah ia lakukan.

Amanda tidak menampik jika sikap Ashraf terhadap dirinya sangatlah berbeda jika ia bandingkan dengan sikap manis yang ia tunjukan pada Emily.

Karena sebagai pengagum Ashraf dari pertama kali Amanda melihat pria itu.

Setiap pagi saat mereka masih bertetangga dulu. Amanda selalu memperhatikan gerak-gerik Ashraf yang sedang berinteraksi dengan Emily ketika mereka hendak pergi bekerja dari balik kamarnya.

Perlakuan manis Ashraf terhadap Emily benar-benar membuatnya iri dan penasaran dengan sosok Ashraf.

Sebagai wanita, Amanda sangat iri dan merasa Emily menjadi wanita yang beruntung diperlakukan sangat baik oleh Ashraf.

Tapi ketika pria itu kini menjadi miliknya. Amanda justru tidak merasakan apa yang ingin ia rasakan ketika Ashraf memperlakukan Emily dengan sangat manis.

Padahal, Ashraf bukannya bersikap buruk padanya.

Pria itu memang punya sifat dan tipikal penyayang terhadap seorang wanita. Dia tidak pernah bersikap kasar.

Dia selalu bersikap manis. Kadangkala ia tidak ragu untuk membantu pekerjaan rumah dan selalu bersikap lembut dan penuh perhatian.

Soal materi yang dulu berlimpah yang Ashraf miliki. Dan dengan keadaan terbalik saat ini yang hidupnya pas-pasan pun Ashraf tidak berubah sikap. Dia tetap menjadi seorang pria yang tenang.

Sebenarnya Amanda tidak ingin membuat perbandingan antara dirinya dan juga Emily.

Tapi semakin ke sini, ada sesuatu yang mengganggu Amanda dengan sikap hambar Ashraf padanya. Sepertinya ia tidak meleburkan diri sepenuhnya terhadap Amanda.

Padahal Amanda sangat ingin Ashraf bisa meleburkan diri dengan dirinya. Menceritakan apa yang ia rasakan, bercurhat dan berkeluh kesah seperti pasangan suami istri pada umumnya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Mas, besok kita harus membayar uang kontrakan rumah ini. Bu Maya memilik kontrakan sudah menelpon ku. Dia akan kemari untuk mengambil uang kontrakan." ucap Amanda pada Ashraf, ketika ia memberitahu Asraf untuk segera membayar uang sewa rumah yang mereka tempati saat ini.

Ashraf yang ketiga itu sedang menikmati sarapannya terlihat berpikir.

"Memangnya Bu Maya sudah menelpon mu?"

"Iya, kemarin dia menelponku. Katanya dia ada perlu, makanya Bu Maya minta uang kontrakannya dibayar maju 5 hari sebelum jatuh tempo."

"Ya sudah, nanti aku akan siapkan uangnya." ucap Ashraf.

"Aku sudah selesai sarapan. Aku harus cepat berangkat ke kantor. Ada rapat penting." ucap Ashraf yang kemudian ia berdiri dan kemudian membawa piring bekas makanya ke tempat pencucian piring.

"Sudah taruh saja di situ mas. Biar nanti aku yang cuci piringnya. Katanya mas buru buru."

Ashraf kemudian meletakkan piring bekas makannya ke wastafel. Karena biasanya ia selalu mencuci bekas makanya sendiri.

Bergegas ke ruang tamu, Ashraf pun bersiap memakai sepatu dan juga jaketnya sebagai pelindung badan.

Karena ia pergi dan pulang bekerja dengan menaiki motor.

Ashraf kini sudah tidak memiliki mobil. Karena mobil yang ia punya telah ia jual.

Transportasi yang ia gunakan untuk menuju ke kantor saat ini adalah motor.

"Ya sudah aku berangkat ya. Assalamualaikum." ucap Asraf yang ketiga ia hendak pergi.

"Waalaikumsalam. Tunggu mas." seru Amanda, menahan langkah sang suami.

"Mas tidak mau mencium aku." ucap Amanda, berdiri sambil memandang Ashraf dengan tatapan penuh pengharapan.

Ashraf yang saat itu memandangi wajah Amanda pun sedikit melembut.

Tidak banyak bicara, Ashraf kemudian berjalan mendekati Amanda dan memberikan satu kecupan ke kening Amanda.

Ketika Ashraf mencium keningnya. Amanda merasa bahagia karena hal semacam itu tidak sering Ashraf lakukan jika Amanda tidak mengingatkannya.

Berbeda dengan dulu, Amanda sering melihat Ashraf menciumi kening Emily saat mereka sedang joging di sekitar kompleks.

"Hati-hati ya mas berangkat kerjanya." ujar Amanda, sambil melabaikan tangan kepada Ashraf ketika suaminya itu sudah menjalankan motornya untuk pergi ke kantor.

Terpopuler

Comments

Tina Nine

Tina Nine

ya gitu kok ingin memiliki la Amanda...Ashraf aja masih beku...karna membina rumah tangga karna kesalahan itu rumit.

2023-04-06

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!