"Mas makan yuk. Makannya sudah siap." seru Amanda yang bersuara dari meja makan.
"Iya sayang." ucap Ashraf tak sengaja memangil Amanda dengan sebutan sayang.
Lidah Ashraf tiba-tiba berucap sayang pada Amanda, padahal sebelumnya ia tidak pernah menyebut Amanda sayang.
Saat masih bersama Emily, Emily juga berseru padanya untuk makan saat di rumah dulu. Dan Ashraf selalu menjawab ia sayang pada pada Emily.
Sejenak, Ashraf nampak menghela nafas berat. Ia belum bisa move on dari bayang bayang sang mantan istri.
Saat dipanggil sayang oleh Ashraf yang bersuara dari ruang tamu. Amanda pun merasa senang. Amanda merasa dihargai sebagai seorang istri.
Ashraf kemudian berjalan menuju ruang makan sederhana di rumah kontrakan mereka. Ia kemudian duduk di salah' satu kursi dan siap untuk makan. Sedangkan Amanda melayani Ashraf dengan telatennya.
Pasangan suami istri itu pun kemudian menyantap makan malam dengan lauk yang sederhana dan apa adanya.
"Hanya ada ikan, sayur dan juga gorengan ini yang bisa aku sediakan untuk Mas. Aku menyesuaikan uang belanja yang mas berikan padaku." ujar Amanda, yang saat itu duduk di kursinya setelah ia selesai melayani Ashraf.
Keadaan Ashraf dan Amanda saat ini memang hidup pas pasan.
"Tidak apa-apa. Ini sudah cukup, yang penting kan kita makan, tidak kelaparan. Dan aku minta maaf jika aku tidak bisa memberikan uang lebih untukmu. Karena kamu tahu sendiri kan, gaji ku sangat pas-pasan untuk membayar sewa rumah ini per bulan dan untuk membiayai kehidupan kita. Aku sudah berjanji kepada Emily, jika sudah bercerai, aku tetap akan memberikan nafkah kepada anakku Jasmine. Dan hal itu memang sudah jadi tanggung jawab ku sebagai ayahnya Jasmine. Aku tidak ingin melalaikan tugasku sebagai seorang ayah yang wajib memberikan nafkah pada Jasmine."
"Tidak apa-apa mas, aku ngerti. Aku juga tidak pernah melarang mu untuk kamu memberikan nafkah kepada anakmu. Aku cukup tahu akan hal itu. Aku hanya bilang sama kamu. Jika uang yang mas berikan pada aku itu pas-pasan. Jadi, aku hanya bisa menghidangkan alakadarnya di meja makan."
"Terima kasih untuk pengertian mu Amanda. Aku akan berusaha lagi untuk bisa mendapatkan uang lebih." ucap Ashraf, kemudian mereka melanjutkan menikmati makan malam mereka bersama.
Dulu saat masih bersama Emily. Mereka selalu makan enak.
Mereka punya bik Ratih yang selalu memasakkan-masakan yang enak-enak untuk keluarganya.
Dan soal keuangan, tentunya mereka sudah berkecukupan bahkan lebih.
Emily dan Ashraf sama sama bekerja dan dua duanya punya penghasilan. Bahkan saat itu gaji Emily jauh lebih besar dari gaji Ashraf.
Dulu kehidupan Ashraf bersama Emily sangat luar biasa dan bahagia.
Saat mereka baru menikah baru satu tahun. Mereka sudah mampu untuk membeli rumah di sebuah komplek perumahan.
Tapi semenjak Asraf berpisah dengan Emily. Kehidupan Ashraf benar-benar kembali dari nol.
Apa yang Ashraf punyai hilang dari genggamannya. Uang tabungannya habis untuk membiayai hidupnya dan Amanda sebelum ia mendapatkan pekerjaan yang saat ini ia sudah dapatkan. Sebelumnya Ashraf sempat menganggur dua bulan sejak mereka menikah.
Saat menikah dengan Emily. Ashraf dulu menjabat jabatan penting sebagai manager di perusahaannya.
Tapi sejak ia di pecat. Ashraf tidak hanya kehilangan sumber keuangan saja. Tapi juga ia kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang baru kala itu.
Kini Ashraf sudah berkerja lagi di sebuah perusahaan lain dengan status sebagai karyawan biasa
"Mas, aku tadi mendengar kamu pangil aku sayang. Aku ingin mulai sekarang mas pangil aku sayang. Bisa kan mas." tutur Amanda pada sang suami. Karena sebelumnya Ashraf sangat jarang dan hampir tidak pernah memanggil Amanda dengan sebutan sayang
Ashraf kemudian menatap wajah Amanda dengan tatapan kosong.
"Iya, aku akan coba biasakan." jawab Ashraf.
Yang hanya bisa pasrah dengan keinginan Amanda yang ingin dipanggil sayang. Padahal jauh dilubuk hatinya, Ashraf pangilan sayang itu hanya ia berikan kepada mantan istrinya Emily.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Setelah mereka selesai makan malam. Ashraf kemudian membantu Amanda untuk membereskan meja makan. Membawa bekas piring makan mereka ke dapur.
Saat Amanda baru saja ingin membawa piring-piring itu ke dapur. Tiba-tiba saja Amanda limbung dan saat itu Amanda hampir saja terjatuh. Jika Ashraf tidak menangkap tubuhnya.
"Kamu kenapa Amanda! Kamu pusing?" tanya Ashraf ketika ia menangkap tubuh sang istri dengan salah satu tangannya. Karena satu tangannya yang lain masih memegangi piring.
Dengan segera Ashraf menaruh piring itu ke wastafel dan kemudian ia memegangi tubuh istrinya untuk dibawa ke kamar.
"Kita ke kamar ya, aku akan mencarikan obat pusing untukmu di kotak obat."
"Iya mas." Jawab Amanda sambil memegangi kepalanya.
Sesampainya di kamar. Ashraf kemudian mencarikan obat untuk Amanda. Setelah mendapatkan obatnya. Ashraf kembali ke dapur untuk mengambilkan air untuk Amanda
"Ini minum obat pusingnya. Semoga bisa membantu mengobati pusing mu." ujar Ashraf yang penuh perhatian mengurusi Amanda.
"Terimakasih mas, aku senang kamu bersikap sigap seperti ini." ujar Amanda, yang saat itu sudah tiduran rebahan di tempat tidur.
"Iya, sudah jadi tugas ku. Kamu istirahatlah, mungkin kau terlalu capek seharian ini di rumah."
"Iya mas, aku tidur dulu ya." Amanda pun kemudian memiringkan tubuhnya dan mencoba untuk tidur.
Sejenak, Ashraf memperhatikan Amanda. Dulu di saat Emily sakit. Wanita itu pasti kelewatan manja dengannya.
Saat Emily sakit, wanita itu berkesempatan bermanja-manja dengannya.
Dan Ashraf pun mengikuti saja apa yang Emily inginkan. Misal minta dipijat pundaknya sampai pegal-pegal yang ia rasakan hilang. Dan kemudian Emily akan memberikan pujian pada Ashraf serta melabuhkan satu kecupan manis ke pipi Ashraf.
Membayangkan itu, Ashraf hanya bisa tersenyum getir.
Hidup rumah tangga dengan Amanda, tetapi setiap momen yang Ashraf lakukan bersama Amanda ia membayangkan bahwa Amanda itu adalah Emily.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Tina Nine
Jangan jangan Amanda hamil..
2023-04-03
1