Ashraf dan Emily

Flashback on

(Ashraf dan Emily)

Ashraf sendiri dalam beberapa hari ini yang sudah tidak tahan lagi untuk dipuaskan hasratnya kemudian langsung menyambut Emily yang saat itu sedang bermanja dengan menciumnya.

Bahkan dengan sengaja Emily melucuti satu persatu kancing kemeja Ashraf.

Sama halnya dengan Ashraf. Ashraf kemudian juga mencoba untuk melucuti baju yang dikenakan oleh Emily.

Tautan ciuman itu pun semakin lama semakin panas. Hingga pada akhirnya Ashraf membopong tubuh Emily dan meletakkannya di tempat tidur. Dan mereka pun melanjutkan aktivitas senggama di atas tempat tidur mereka malam itu dengan penuh rasa rindu yang terpendam tiga minggu terakhir.

Hubungan intim mereka pun berlangsung begitu panas dan membara di antara keduanya. Karena sudah tiga minggu lamanya mereka tidak bersama.

"Sayang, slowly," bisik Emily. Di sela-sela mereka sedang melakukan aktivitas ranjangnya kala itu.

"Maaf, aku hanya merindukanmu, aku sudah menahannya selama 3 minggu ini. Jadi terima saja." ucap Ashraf, yang kemudian kembali untuk merengkuh kebahagiaan tercinta bersama Emily.

Setelah beberapa jam mereka melakukan aktivitas hubungan suami istri. Kini Ashraf dan juga Emily yang masih berada di tempat tidur sama-sama tiduran miring dengan posisi Ashraf memeluk tubuh Emily dari samping.

"Terima kasih sayang, sudah memuaskan aku." ucap Ashraf kepada Emily, setelah mereka sama-sama berbaring di atas tempat tidur.

"Terima kasih kembali." ucap Emily yang kemudian ia mencoba bergerak dan merubah posisinya untuk untuk menghadap ke arah Ashraf. Sehingga kiri posisi mereka saling berhadap-hadapan di bawah hamparan selimut di atas ranjang mereka.

Dengan saling bertatap-tatapan. Emily sengaja untuk mengagumi wajah Ashraf. Seorang pria yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama saat mereka bertemu kala itu di tempat mereka berkuliah.

Ashraf jujur dan tidak bisa memungkiri jika sampai detik ini ia memang masih sangat mencintai Emily. Dengan sama-sama tersenyum, keduanya pun terlihat begitu saling mengagumi.

Emily lalu meletakkan satu tangannya ke wajah Ashraf. Membelai dengan lembut jambang sang suami yang saat itu terasa kasar di telapak tangannya.

"Sudah lebat. Kenapa tidak bercukur?" ucap Emily yang saat itu masih terus membelai pipi sang suami.

"Kau tau, saat ditinggalkan oleh mu tiga minggu ini. Aku merasa frustasi dan kesepian. Aku sangat merindukanmu, dan aku malas untuk merawat diri. Tapi karena kamu memintanya. Besok aku akan bercukur." ucap Ashraf.

"Tapi kamu terlihat lebih tampan jika kamu berjambang seperti ini. Jadi tidak usah lah kamu cukur, demi aku please." rengek Emily.

"Jadi kau suka aku bercabang atau tidak suka dengan jabang ku?" tanya Ashraf memastikan.

"Apapun dirimu, seperti apapun kamu. Aku akan selalu mencintaimu sayang. Yang penting kamu adalah milikku. Dan memilikimu adalah sesuatu yang membuat aku tenang dalam hidup. Maafkan aku karena kemarin-kemarin aku telah meninggalkanmu. Aku akui, aku kadang egois dalam beberapa hal. Ashraf, kau mencintaiku kan sayang?" Dan, pertanyaan Emily yang seperti itu sedikit pembuat Ashraf gemetaran. Karena ia nyatanya punya cinta yang lain.

"Tentu saja aku mencintaimu. Jangan bertanya."

"Terima kasih telah mencintaiku. Aku pernah mengobrol dengan tetangga sebelah yang bernama Amanda. Dan dia berkata kepadaku, jika aku katanya adalah seorang wanita yang beruntung karena memiliki suami seperti dirimu. Dan ternyata benar. Aku merasa beruntung memiliki dirimu. Aku sangat bahagia dicintai oleh pria sepertimu. Yang sabar, yang selalu mengalah dan pengertian. Maafkan aku ya sayang jika aku terkadang sikap egois."

Saat mendengar perkataan Emily. Perasaan bersalah terhadap sang istri pun semakin menyayat hati Ashraf.

Karena secara tidak langsung dirinya telah mengkhianati sang istri dengan menjalin hubungan dengan Amanda.

Saat Ashraf mendengar jika sang istri berkata, Amanda mengatakan Emily sangat beruntung. Padahal diri sendirinya saat ini sedang menjalin hubungan dengan Amanda. Mereka berselingkuh.

"Sudahlah, jangan di bahas lagi. Bagaimana kalau kita mandi." ucap Ashraf mencoba mengalihkan pembahasan.

"Mandi bersama? Tanya Emily memastikan.

"Tentu saja.. Aku janji hanya mandi." jawab Ashraf.

"Tapi gedong aku?" ucap Emily manja.

Ashraf pun kemudian langsung bangkit dari tempat tidur.

Ia kemudian meraih tubuh sang istri dan menggendongnya, membawa Emily ke kamar mandi untuk mandi bersama.

Sampai di kamar mandi. Mereka memang tidak mengulang percintaan mereka. Tapi mereka sama sama saling menyabuni satu sama lain.

Saat Ashraf sedang menyabuni punggung Emily. Perasaan bersalah itu kembali menyeruak di hati nya.

Aku harus mengakhiri hubungan ku dengan Amanda. Sebelum semua itu terungkap dan menghancurkan kehidupan rumahtangga ku sendiri. Aku tidak mau kehilangan wanita ini.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Dari kejauhan, Emily yang saat itu menumpangi sebuah taksi. Nampak memperhatikan mobil sang suami yang terlihat berhenti di sebuah tepi danau. Dari dalam mobil taksi yang ia tumpangi. Emily bisa melihat di sana sang suami Ashraf sepertinya tengah berbicara serius dengan Amanda.

Setelah 15 menit biarkan mereka saling berbicara di dalam mobil. Dan Emily hanya mengamatinya dari dalam taksi. Lagi lagi hati Emily kembali memanas di saat ia melihat Ashraf dan juga Amanda tampak berciuman dengan mesra di dalam mobil. Emily bisa melihat mereka dari tempat ia berada saat ini, di dalam taksi.

Air mata Emily kembali menetes. Dadanya bergemuruh, hatinya perih dan sakit.

Kini hatinya kembali dihancurkan dengan pemandangan serupa yang ia lihat Minggu lalu di rumah Amanda.

Saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri sang suami telah berselingkuh.

"Pedebah kalian semua." ucap Emily lirih.

Tidak tahan lagi dengan kehancuran hati, perasaan dan cintanya. Membuat Emily mengepalkan tangannya.

Ia kemudian keluar dari dalam taksi dengan maksud untuk menangkap basah suami dan wanita ****** itu.

Saat Emily berjalan mendekati mobil Ashraf. Emily nampak melihat kiri dan kanan.

Melihat ada ranting kayu yang ada di tepi jalan. Emily kemudian meraih kayu tersebut dan kemudian ia dengan setengah berlari menghampiri mobil Asraf.

Dan, dengan brutalnya, Emily kemudian memukul kan kayu tersebut ke mobil milik sang suami. Sehingga Ashraf dan Amanda yang saat itu sedang berada di dalam mobil menjadi sangat syok dan juga terkejut dengan kehadiran Emily yang tiba-tiba.

Emily terus menghantamkan kayu tersebut ke kaca-kaca mobil Ashraf sehingga kaca kaca mobil itu kini terlihat rusak dan pecah.

Tidak hanya kaca mobil, tapi Emily juga memukuli body mobil milik sang suami.

Dibuat ketakutan dengan sikap monster yang Emily tunjukkan. Membuat Amanda ketakutan.

Ashraf kemudian berinisiatif mencoba melindungi Amanda dengan memeluknya. Agar pecahan kaca yang masuk tidak mengenai wanita itu.

Dan hal itu justru membuat Emily kalut.

Setelah puas meremukkan mobil sang suami. Emily kemudian berdiri di depan Ashraf dan juga Amanda. Ia melayangkan pandangan dendam dan penuh amarah terhadap Amanda dan sang suami Ashraf.

"Jangan kira aku tidak tahu semuanya. Aku sudah tahu semuanya dan mulai detik ini hubungan suami istri diantara kita sudah selesai Ashraf."

"Emily." sebut Ashraf saat melihat raut wajah sang istri yang sudah merah padam.

Emily kemudian membuang kayu yang ada tangannya. Setelah itu Emily berjalan meninggalkan mobil Ashraf yang sudah ia hancurkan.

Sejak saat itu lah awal mulai kehancuran rumah tangga Ashraf dan Emily yang tidak bisa lagi di selamat kan.

Flashback off

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

"Emily!" seru Ashraf, memangil wanita itu. Saat ia terbangun dari tidurnya. Sesaat setelah ia melakukan bergumulan panas dengan Amanda.

Untung saja Amanda tidak terbangun kala ia berteriak memanggil Emily.

Tubuh Ashraf terlihat basah karena keringat. Dengan nafas yang masih memburu. Ia berusaha untuk mengatur napasnya.

"Jadi tadi aku hubungan intim dengan Amanda. Kenapa aku tadi berimajinasi berhubungan dengan Emily." guman Ashraf merasa sangat frustasi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***