"Saya Bobby, saya ingin mengajakmu bertemu sekarang juga." ternyata yang menelepon Aleta adalah atasannya sendiri, Presdir Bobby.
Sontak Aleta terkejut mendengar itu, dia tidak percaya jika atasannya sendiri yang meneleponnya. Seketika saat itu juga, dia langsung gemetar dan sedikit gugup. Nisa yang melihat reaksi temannya itu langsung bertanya mengenai ekspresinya itu.
"Ada apa?" tanya Nisa.
"Yang meneleponku Pak Bobby," ucap Aleta dengan pelan.
"Apa?" teriak Nisa karena terkejut.
"Sstt!" Aleta menyuruh Nisa untuk mengecilkan suaranya dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir.
"Hehe, sorry," Nisa cengengesan.
"Bertemu? Ada hal apa ya, Pak? Apa saya membuat kesalahan?"
"Tidak. Ada tawaran penting untukmu. Aku ingin kau datang ke rumahku sekarang untuk membicarakan ini secara langsung. Ingat, kau hanya boleh datang sendiri."
"Baik, Pak. Saya akan datang."
"Saya akan kirim alamatnya. Saya tunggu! Tutt!" Bobby memutuskan sambungan teleponnya.
Telepon terputus!
Setelah telepon berakhir, Aleta terlihat kebingungan. Dia bingung, kenapa atasannya menyuruh dia untuk datang? Tawaran apa yang akan dia berikan pada dirinya?
"Ada apa? Apa kata Pak Bobby?" tanya Nisa dengan wajah yang penasaran.
"Pak Bobby menyuruhku untuk datang ke rumahnya seorang diri," jawab Aleta.
"Ada apa? Kenapa menyuruhmu datang ke rumahnya? Apa kau membuat kesalahan?"
"Gue rasa enggak deh. Dia bilang ada tawaran yang penting untukku. Tapi, entah tawaran apa itu?"
"Wah ... jangan-jangan tawaran itu menjadi istrinya Pak Bobby?" celetuk Nisa.
"Sembarangan! Jangan ngaco lo!" timpal Aleta.
****
Albern Home ....
Kini Aleta sudah sampai di depan rumah Presdir Bobby. Sebelum masuk, dia dihadang oleh security. "Maaf, Nona. Nona tidak bisa masuk sembarangan! Apa Nona sudah memiliki izin dari Pak Bobby?" tanya Security.
"Iya, Pak. Saya Aleta, saya disuruh Pak Bobby untuk datang ke rumahnya." Aleta menatap security itu.
"Tunggu sebentar, biar saya konfirmasi dulu sama Pak Bobby."
"Itu tidak perlu! Biarkan gadis itu masuk!" timpal Pak Bobby yang baru saja datang.
Keduanya menoleh secara bersamaan ke arah Bobby. Dengan cepat, Security itu membiarkan Aleta masuk. "Terima kasih, Pak," ucap Aleta dengan ramah dan diakhiri dengan senyuman.
Aleta berjalan di belakang Pak Bobby memasuki rumahnya. Begitu memasuki rumahnya, Aleta dibuat takjub melihat rumahnya yang mewah, luas dan gemerlap itu. Dia belum pernah menginjakkan kaki di rumah seindah ini.
Ini bukan rumah, ini cocoknya sebuah istana. Matanya terus menatap ke sana ke mari memperhatikan keindahan rumahnya seorang Presdir Bobby. Sementara itu, Bobby yang melihat Aleta yang celingukkan hanya menggelengkan kepalanya disertai senyuman gemas.
"Ekhem!" Bobby berdehem membuat Aleta menoleh ke arahnya.
"Sebelah sini," ajak Bobby.
Aleta hanya mengangguk dan mengikuti langkah atasannya. Bobby mengajak Aleta memasuki lift. Bobby ingin mengajak Aleta ke salah satu ruangan pribadinya yang berada di lantai atas.
Ting!
Pintu lift terbuka, Aleta keluar setelah Bobby keluar lebih dulu. Mereka berjalan ke menelusuri setiap ruangan. Kemudian mereka memasuki ruangan yang memiliki mini garden.
Ruangan yang tampak segar dan menyejukkan mata. Keduanya masuk dan Aleta dipersilakan untuk duduk. Bobby bertepuk sekali dan secara otomatis lampu menyala dengan warna yang random. Ruangan ini lebih mirip seperti di cafe.
'Indah sekali,' ucap Aleta dalam hatinya.
"Kau mau minum apa?" tanya Bobby.
"Apa saja, Pak."
"Robbie come here!" Bobby memanggil sebuah robot yang khusus untuk dia suruh.
"Robbie coming, Robbie coming!" robot itu datang menghampiri tuannya dan Aleta.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Mentari
wawww bener bener sultan 🤭😍😍
2023-06-19
1
Rozekhien☘️
keren ada robotnya😍😍
2023-04-30
3