Happy reading....
Bobby pun mengambil paket tersebut dengan menandatanganinya sebagai bukti, jika dia sudah menerima paketnya. "Terima kasih," ucap kurir sebelum akhirnya dia pergi.
Setelah kurir yang mengantarkan paketnya pergi, Bobby pun masuk kembali ke kontrakannya. Dia duduk di sebuah kursi yang sudah lepet dan kucel. Perlahan dia membuka sebuah paket yang berbentuk kotak panjang.
Begitu dia membukanya, ternyata isinya tidak lain adalah surat perceraian beserta cincin kawin Cesya. Bukan hanya itu, di dalam paket itu juga ada sebuah kartu undangan dan selembar kertas kecil. Bobby mengambil kertas itu dan membacanya.
{ Mas, tandatangani surat perceraian kita! Karena aku pun sudah menandatanganinya. Aku juga mengembalikan cincin kawin ini untuk kau jual dan pakailah uangnya untuk menyambung hidupmu yang melarat itu. Aku juga mengundangmu untuk datang ke pernikahanku dengan mas Garvin. Kau hanya perlu menghadirinya saja. Tidak perlu membawa hadiah apapun karena aku tidak akan menerima hadiah murahan darimu. Dari mantan istrimu, Cesya Dree. }
Setelah membaca surat itu, tentunya Bobby sangat marah. Selain menghinanya, Cesya juga berani mengundangnya untuk hadir ke pernikahannya. Dia meremas surat itu dan melemparkannya ke sembarang arah.
Brakk!
Bobby menggebrak meja disertai matanya yang sudah berubah menjadi merah darah. Amarahnya kian memuncak. Dia belum pernah semarah ini sebelumnya.
Bobby adalah pria selembut sutra namun, kali ini dia telah berubah. Dia tidak bisa terus menahan amarahnya. Pria mana yang tidak marah jika mantan istrinya berani mengundang dia dan menghinanya seperti yang Bobby alami.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Bobby yang saat ini masih merasakan amarahnya, dia pun menyebar ponsel yang berada di atas meja. Dia berniat untuk mengabaikan telepon yang masuk. Dia tidak ingin bicara dengan siapapun.
Namun, begitu dia hendak menyentuh layarnya, sekilas dia melihat nama Daddy di layar ponselnya. Tentu saja melihat namanya membuat bola mata Bobby membelalak dengan sempurna. Dia berkali-kali menampar kedua pipinya untuk memastikan jika saat ini dia tidak sedang bermimpi.
Setelah merasa yakin, jika ini bukanlah mimpi. Dia dengan cepat mengangkat telepon dari ayahnya. Ayah Bobby bernama Allard Albern Edric.
Telepon terhubung!
"Hallo, Dad." Bobby menempelkan ponsel di telinga kanannya.
''Bobby, are you okay?" terdengar suara pria paruh baya di seberang telepon.
"I'm okay. How are you, Dad?"
"I'm fine."
"Ada apa? Tumben sekali Daddy meneleponku? Semua baik-baik saja 'kan?" tanya Bobby dengan bahasa Inggris yang fasih.
"Ada yang mau Daddy bicarakan denganmu. Tapi, kau harus pulang ke London. Ada hal penting yang harus Daddy beri tahukan padamu," jelas Allard.
"Kenapa tidak bicara di telepon saja, Dad? Untuk sekarang ini, aku belum memiliki cukup uang untuk pulang, Dad. Lagipula aku dan istriku baru saja bercerai, aku sedang cuti kerja beberapa hati."
"Jangan pikirkan itu, Daddy akan mengirimmu uang. Kau harus pulang besok pagi!" perintah Allard.
"Sebenarnya ada hal apa, Dad? Kenapa Daddy bersikeras menyuruhku pulang? Katakan, ada apa?" Bobby merasa heran karena tidak seperti biasanya ayahnya menghubunginya bahkan menyuruhnya pulang.
"Kau akan segera mengetahuinya setelah kau berada di London. Jangan banyak bertanya, tanyakan saat kau sampai di London. Mulai packing barang-barangmu, Daddy akan mengirim uangnya sekarang. Tutt!" Allard mengakhiri teleponnya.
Telepon terputus!
Bobby menaruh kembali ponselnya di atas meja. Sejenak dia bermonolog memikirkan hal ini. 'Apa yang terjadi dengan Daddy? Aneh sekali, pertama dia meneleponku dan kedua Daddy menyuruhku untuk pulang ke London? Apa sebelumnya Daddy sudah tahu jika hubunganku dengan Cesya sudah berakhir? Tapi, siapa yang memberi tahu Daddy? Daddy bahkan tidak berada di Indonesia.' Bobby menggaruk pelan pelipisnya yang tidak gatal.
Hubungan Bobby dengan ayahnya tidak begitu baik. Kenapa? Karena Allard sangat tidak menyukai Cesya. Bahkan Allard tidak menghadiri pernikahan putranya sendiri. Bukan hanya itu saja, Allard juga telah mengusir Bobby dari Albern Home London.
Sebenarnya Bobby adalah anak dari seorang pengusaha kaya di London. Tapi, Bobby memilih untuk tinggal di Indonesia bersama dengan istrinya. Bahkan selama menikah, ayahnya tidak pernah membantu keadaan financial Bobby, begitupun sebaliknya.
Bobby tidak berani meminta bantuan keluarga Albern karena apapun keadaannya, ini adalah pilihannya. Dia harus berjuang sendiri di atas kakinya sendiri tanpa bantuan dari Albern Family. Dia yakin jika dia bisa sukses tanpa bantuan keluarganya.
Namun, semua itu tidak semudah yang Bobby pikirkan. Kehidupan ini serba mahal. Dia sudah berusaha kelas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan juga kebutuhan istrinya tapi, istrinya tidak pernah merasa puas dengan penghasilannya yang hanya sebagai kurir.
Bobby, berencana akan meminta bantuan Albern Family untuk merintis bisnisnya. Bobby berencana ingin membuka sebuah perusahaan makanan di negara Indonesia yang akan dia beri nama Albern Food. Mulai saat ini, Bobby akan fokus pada bisnisnya.
Terkadang, dia suka berpikir kenapa dia tidak menuruti perkataan keluarganya untuk tidak menikahi Cesya. Keluarganya benar, jika Cesya bukanlah wanita yang baik. Dia hanya cinta pada harta saja. Kini di hati Bobby hanya tersisa penyesalan serta kebencian yang begitu besar pada Cesya. Tidak, bukan hanya pada Cesya. Ini juga berdampak pada seluruh wanita yang ada di dunia ini.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Soraya
semangat kak sy tunggu upload nya ya👍 lanjut
2023-04-01
3
Warijah Warijah
Lanjut Thor, semakin seru nih 👍🏻
2023-04-01
1
Ayu galih wulandari
Bagus alur ceritanya kak..ayoo kk lanjuuuut...😘😘😘😘😘😘😘😘
2023-04-01
1