Happy reading....
Saat ini Bobby Albern sudah sampai di kota London, tepatnya di perumahan elite yang dikenal dengan Kensington Palace Gardens. Bobby mendatangi keluarganya yang tinggal di perumahan elit itu. Dengan rasa yang sedikit canggung dan sedikit malu.
Selama ini Bobby tidak pernah membayangkan bahkan menduga jika dia akan kembali menginjakkan kakinya di kota kelahirannya yaitu London. Bobby tidak langsung masuk ke rumah Albern Family, dia hanya menghela napas panjang seraya menatap ke kediaman keluarga.
"Tuan Allard bersama yang lainnya sedang menunggu Tuan Muda, mari." salah seorang pria yang merupakan supir pribadi Albern Family mengajaknya untuk masuk.
"Iya, Pak." Bobby pun berjalan lebih dulu. Sedangkan supir pribadinya itu berjalan di belakang Bobby.
Dengan tangannya yang sedikit gemetar, dia membuka pintu rumah keluarganya. Pintu terbuka lebar, betapa terkejutnya Bobby pada saat melihat seluruh keluarga Albern telah menyambutnya dengan berbagai kejutan dan ucapan selamat datang yang terlihat jelas.
Duar!
Keluarga Albern meletuskan balon sebagai tanda penyambutan putranya telah kembali. "Welcome to Albern Family, my son," ucap Family Albern secara serentak dan menunjukkan kebahagiaannya.
Bobby terdiam melihat kejutan yang diberikan keluarganya. Kini air mata kebahagiaannya pun menetes. Dia masih tidak percaya jika keluarganya sekarang ada di hadapannya. Kebahagiaan yang sempat padam dan hilang kini kembali lagi.
Dia pikir keluarganya telah melupakan dirinya dan mencoretnya dari Albern Family, tapi nyatanya tidak. Mereka masih menyayangi Bobby sama seperti dulu. Tentu saja, bagaimana pun juga Bobby tetap bagian keluarga Albern Family, keluarga mana yang tega membuang anaknya sendiri apalagi Bobby ini adalah putra Satu-satunya.
Tanpa berlama-lama, Bobby berjalan menghampiri keluarganya. Dia memeluk satu persatu mulai dari Mommy, Daddy dan Grandma. Semuanya larut dalam kebahagiaan serta tangisan haru.
"How are you, my son?" Allard memegang wajah Bobby dan menatapnya dengan lekat.
Allard Albern Edric yaitu ayah Bobby yang berusia 63 tahun. Wajahnya begitu mirip dengan Bobby. Dia tampan, berkulit putih, bermata biru dan berambut pirang agak ikal. Walaupun usianya sudah tidak muda lagi, tapi tubuhnya masih tetap seksi dan gagah.
"I'm fine, Dad. Bagaimana denganmu?" Bobby balik bertanya pada ayahnya.
"I'm fine." Allard tersenyum pada putranya.
"Bagaimana dengan Mommy, Grandma?" Bobby menanyakan kabar kepada ibu dan neneknya.
"Kami baik, Nak," jawab Ellena dan Ebba secara bersamaan.
Ellena Gesa Albern yaitu ibu kandung Bobby yang berusia 54 tahun. Tak kalah awet muda dengan suaminya, Ellena ini tidak terlihat tua sedikitpun. Tidak ada harus halus ataupun keriput di wajahnya. Ellena masih terlihat segar dan cantik.
Wajahnya yang cantik karena miliki hidung yang mancung, sama seperti suaminya, dia juga memiliki mata biru dan berkulit putih. Namun, rambutnya tidak pirang, melainkan berwarna sedikit coklat. Yang paling mmbuatnya terlihat sangat cantik, yaitu tubuh Ellena yang body goals.
Sementara itu, Ebba Baldwinder Albern merupakan neneknya Bobby. Usia Ebba sekitar 80 tahun. Ebba ini adalah nenek yang penyayanh. Sejak Bobby masih kecil, Ebba lah yang selalu memanjakan Bobby. Bahkan Bobby menjadi cucu kesayangan.
"Nak, sebaiknya kau beristirahatlah di kamarmu. Kau pasti lelah, kita akan bicarakan hal penting nanti malam," ucap Allard pada putranya.
"Baik, Dad." Bobby menuruti perkataan ayahnya dengan pergi ke kamarnya.
****
Express ...
Di tempat kerja Bobby, saat ini mereka semua sedang kebingungan. Kenapa Bobby tidak masuk kerja, padahal selama ini dia tidak pernah bolos sehari pun. Tapi kali ini, Bobby sudah beberapa hari tidak masuk kerja.
Hal itu membuat Bosnya Bobby yang bernama Frengki Alamar turun tangan dan bertanya mengenai pegawai kesayangannya. Frengki Alamar adalah pemilik Express. Selama ini dia tidak pernah turun tangan dan bertanya mengenai pegawainya yang tidak masuk kerja. Namun, karena kali ini yang tidak masuk kerja adalah Bobby, dia pun langsung bertanya kepada para pegawainya.
"Apa kalian tahu, kenapa Bobby tidak masuk kerja beberapa hari ini?" tanya Frengki pada para pegawainya.
"Kami tidak tahu, Bos. Setahu kami Bobby tidak pernah bolos seperti ini. Kami sudah mencoba menghubungi bahkan menemuinya di kontrakan tapi Bobby tidak ada. Rumahnya kosong, entah ke mana Bobby pergi. Kami semua tidak tahu," jawab salah satu pegawai.
"Apa hubungan Bobby dan istrinya baik-baik saja?" tanya Frengki, penasaran.
"Kalau untuk itu kami tidak tahu, Bos. Sepertinya hubungan mereka baik-baik saja, waktu beberapa hari yang lalu, Bobby sempat membeli martabak untuk istrinya sebelum dia pulang. Bobby ini 'kan suami yang bucin banget terhadap istrinya."
"Baiklah, jika kalian tidak tahu. Tapi, jika kalian ada kabar mengenai Bobby segera temui saya!"
"Siap, Bos."
****
Malam hari ....
Albern Family saat ini tengah menikmati makan malam bersama. Makan malam kali ini sangat terkesan, karena setelah sekian tahun mereka tidak makan malam bersama dengan putranya. Namun, kali ini mereka kembali berkumpul bersama putra kesayangan dan kebanggaannya.
Bobby sangat bersyukur dan bahagia bisa kembali berkumpul dengan keluarganya, meski di satu sisi hatinya sedang hancur. Dibalik kebahagiaannya itu, dia masih teringat akan istrinya. Sulit baginya untuk melupakan Cesya dalam waktu yang cepat.
Rasa cintanya yang tulus dan begitu besar telah menjadi penghalang baginya untuk bangkit. Seandainya waktu itu Cesya memilih untuk tetap bertahan dengannya, mungkin dia akan memaafkan Cesya yang telah mengkhianatinya. Namun, pilihan Cesya yang membuatnya berkali-kali merasakan rasa sakit di hatinya. Nasib sudah menjadi bubur, sekarang selain kata ikhlas dia harus tetap melanjutkan hidupnya.
Ellena yang mengetahui putranya sedang sedih langsung memegang tangannya dengan lembut. "Bobby, Putraku. Are you okay?" Ellena menatap hangat putranya.
Bobby tersenyum dan mengangguk. "Apa yang terjadi, Nak? Apa kau sedang bertengkar dengan istrimu?" tebak Ellena.
Ellena sebenarnya sudah tahu jika hubungan putranya dengan Cesya sudah berakhir. Tanpa Bobby mengatakan tentang perceraiannya pun Albern Family sudah mengetahuinya. Tidak sulit untuk mengetahui kehidupan Bobby dan Cesya bagi mereka.
"Bobby mau mengatakan hal jujur pada kalian semua," ujar Bobby dengan suara yang berat.
"Apa itu, Nak? Katakan saja," timpal Allard.
"Sebenarnya hubungan Bobby dan Cesya tidak baik-baik aja bahkan kami sudah bercerai beberapa hari yang lalu. Sekarang, putra kalian ini telah menjadi seorang duda. Menyedihkan sekali bukan," jelas Bobby.
"Apa? Bercerai? Kalian bercerai?" Semuanya memasang wajah yang seolah-olah sedang terkejut.
Mereka tidak ingin jika Bobby tahu kalau mereka semua sudah mengetahui kabar ini. Kabar perceraiannya inilah yang mereka tunggu sedari dulu. Feeling mereka benar, jika Cesya akan menceraikan Bobby jika Bobby sudah tidak memiliki apa-apan
Bobby mengangguk cepat. "Iya, kami sudah bercerai. Aku tidak menduga jika pernikahanku akan berakhir secepat ini."
"Apa yang terjadi, Nak? Apa yang membuat kalian sampai bercerai seperti ini?" tanya Ellena.
"Dia selingkuh, Ma. Dia lebih memilih meninggalkanku demi pria yang lebih mapan dariku. Ternyata ucapan kalian memang benar, jika Cesya bukan wanita yang baik. Dia hanya menginginkan harta dalam hidupnya," ujar Bobby.
"Kami turut sedih mendengarnya, Nak. Tidak apa-apa, jangan terlalu dipikirkan. Mungkin ini jalan yang terbaik untuk kalian. Tidak perlu menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Ambil hikmahnya saja, agar kedepannya kau tidak salah memilih pasangan lagi. Kami senang karena kau telah menyadari hal itu. Sekarang bangkitlah, mulailah hidup baru dan tunjukkan kalau kau bisa menjadi seorang pengusaha. Jika kau mau, kau bisa mengelola perusahaan kami di sini," nasihat Allard untuk anaknya.
"Daddy benar, aku akan mulai bangkit. Aku tidak akan mengelola perusahaan Daddy yang di sini. Tapi, aku ingin meminta bantuan Daddy untuk usaha yang akan aku bangun. Aku akan mengelola perusahaan makanan di Indo. Tapi, membangun perusahaan itu tidak mudah, aku membutuhkan suntikan dana untuk modal. Maukah Daddy membantuku?"
"Tentu saja, kau tidak perlu meminta seperti itu. Kami semua akan membantu dan selalu mensupportmu. Kami yakin jika kau akan sukses di negara yang kau tinggali itu." Allard tersenyum pada putranya.
"Apa yang dikatakan Daddy-mu itu benar, Nak. Kami akan membantu serta mensupportmu," timpal Ebba disertai senyumannya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Rozekhien☘️
baru mampir dinovel ini.tp buat nge like susah amat y Ampe berkali kali ngeklik gk bisa2🙏
2023-04-30
4
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Duren sawit.. duda keren sarang duit 😅😅
calon suami idaman 😅
2023-04-02
1