Hari semakin berlalu siswa yang masuk kelas semakin berkurang. Orang tua siswa mulai berdatangan meminta pihak sekolah memberi keterangan. Meminta pertanggung jawaban atas anak-anak nya yang memilih mogok sekolah karena desas-desus buruk tentang Keysha. Tidak ada reaksi sedikit pun dari Wisnu, ayah Gilang. Padahal jelas dia adalah pemilik tunggal yayasan tersebut. Dia justru bingung mengalihkan pembicaraan saat Gilang memepertanyakan hal itu padanya.
Hari terakhir dari waktu yang diberikan para siswa dan orang tua mengenai kasus Key.
Jika sekolah masih tidak mengindahkan suara mereka, pihak sekolah dipastikan akan mengalami kebangkrutan dan penutupan sekolah karena tidak ada yang mendaftar lagi di sekolah swasta tersebut.
"ini nih wanita murahan! Yang bikin onar di sekolah kita" teriak salah satu wali saat melihat Key melintas di hadapan mereka.
"huu.. Dasar! Murahan!" teriakan semakin menjadi.
"Sok alim"
"buka tu kerudung!"
Semua menjelma menjadi satu, menusuk dalam disetiap sudut hati. Riuh, lemparan bola kertas betebaran.
"diam semua nya! Dimohon untuk diam anak-anak, bapak juga ibu yang hadir !" kepala sekolah mulai memberi instruksi.
Halaman sekolah hampir tidak muat dengan masa yang hadir kala itu. Sulit untuk menyibak sekedar memberi jalan atau mengatur agar mereka lebih tertib. Semua pasti akan dijawab, andai mereka mau bersabar.
Luapan emosi masa mulai menjadi saat Key yang didampingi Rania mendekati guru yang memegang speaker. Mereka tidak memberi celah sedikitpun untuk Keysha menyampaikan suaranya. Justru keanarkisan mereka semakin menjadi. Tidak hanya Key yang menjadi korban lemparan mereka. Tetapi juga para guru dan Rania yang memang berada dekat dengan Keysha.
"key, kamu tidak apa-apa ?" Sandy yang tidak di ketahui arah datangnya . Kini telah sigap berdiri di depan Keysha. Dia membelakangi masa.
Tidak berhenti di situ, para pendemo benar-benar berada di puncak kebrutalannya. Hingga ada yang melempari Sandy dengan kerikil. Mungkin kalau hanya satu tidak akan berasa bagi tubuh Sandy. Tetapi jika jumlah nya banyak dan berulang. Itu membuat dia meringis menahan sakit.
"Stooooppppppp!"
Key mengambil alih podium. Dia mengambil pengeras suara di tangan kepala sekolah. Merasa tidak sanggup melihat Sandy yang sebegitu menderita, memberi kekuatan tersendiri bagi jiwa Key. Dia berteriak sekeras yang dia bisa. Mengheningkan suasana yang ada. Menutup rapat mulut yang berbicara tanpa dasar.
"tolong hentikan semua ini. Kalian boleh menyiksa ku jika kalian merasa bahagia dengan itu. Tapi saya mohon ! Jangan kepada mereka yang menyayangi ku. Puaskan ! jika dengan melempariku nafsu kalian terpenuhi. Lanjutkan! Jika dengan membully ku hasrat kalian terlaksana. Kalian tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi karena kalian lebih mengikuti persepsi kalian masing-masing. Tanpa mau bertanya apa? Dan mengapa? Kenapa.? Hanya dengan gambar dan potongan video itu kalian merasa cukup bukti. Teman-teman beserta para wali siswa yang hadir untuk mengeluarkan suara kalian masing-masing. Terima kasih untuk hinaan kalian yang luar biasa mengecewakan.
Laki-laki yang saat ini berdiri di samping saya, yang baru saja kalian sakiti tubuhnya dengan kerikil-kerikil itu. Dia....Dia suami saya! Kita sudah menikah 8 bulan yang lalu. Saat ayah mengalami kebangkrutan. Pernikahan kami memang tersembunyi dan secara sirih. Aku bukanlah wanita murahan seperti yang kalian sebutkan." Key menyudahi kata-kata nya.
Merasa sudah tidak sanggup lagi berbicara dia memilih mundur dan menyetarakan barisan nya dengan Sandy. Lelaki itu, memeluk tubuh Key yang sama sekali tidak ada penolakan seperti sebelumnya. Key merasa nyaman dan tenang dengan dekapan itu.
"bisa saja kan apa yang dia katakan hanya untuk melindungi dirinya!" Bianca yang sangat membenci Key pun berteriak. Dia menjadi provokator membangkitkan kembali suara-suara yang mengiyakan tuduhannya.
Bersambung............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments