Teka-teki

Sandy berpamit untuk sekedar ke toilet, Cherry dan Key mengiyakan diiringi anggukan.

"Kamu sudah lama jalan sama Sandy? " Cherry memulia introgasi nya.

"Aku? Jalan sama Sandy? Baru kok, baru saja! Dari rumah menuju ke sini." Jawab Key singkat. Sungguh ini memancing emosi Cherry.

"bodoh! Maksud aku, kamu sudah lama pacaran sama Sandy?" Tanya Cherry lagi. Ia menekan pertanyaannya.

"hahahaa! Kamu ini orangnya seserius ini ternyata? Pantesan Sandy muak banget tu sama kamu." Key tertawa. Ia benar-benar meremehkan wanita yang sempat membuatnya minder ini.

"sayang,kita harus pergi sekarang ya. Aku ada urusan di kantor." Sandy yang tiba-tiba muncul menyudahi percakapan diantara keduanya. Key tampak biasa-biasa saja. Wajahnya berseri-seri. Sementara Cherry, ia tampak murung dan kesal. Tidak ada basa-basi justru Cherry yang beranjak lebih dulu dan meninggalkan tempat duduk mereka.

Key memandang punggung wanita itu. Yang semakin menjauh dan hilang ditelan pintu. Kedipan matanya mengiringi irama suara sepatu yang terhentak kesal.

"hahahaaa!" kini Key tak bisa lagi menahan tawanya. Semua meledak setelah Cherry benar-benar tidak terlihat.

"Kamu kenapa sih? Kesambet?" Sandy memegang dahi Keysha.

"ih! Apaain sih kakak! " Key menepis tangan Sandy. "Aku tidak apa-apa. Aku sangat sangatt baik" Key mengedipkan matanya.

"kakak tahu ekspresi panas Cherry waktu aku dikatain bodoh sama dia terus aku jawab" ternyata kamu seserius ini? Pantesan sandy benci sama kamu...

Hahaaaa, itu tu lucu banget. Rasanya pengen banget aku abadikan " key terkekeh. Ia meresapi setiap kata yang ia ucapkan. Kali ini Sandy ikut tertawa mendengarnya.

" terus? " Sandy memberi waktu untuk Key melanjutkan ceritanya.

" iya gitu... Tadinya aku masih pingin lanjutin, eh kaka datang. Ya sudah! Segitu saja dia udah kesel. Abisnya dia nanya yang aku sendiri bingung jawabnya...

O, iya Kak, kakak pacaran kan sama dia? kakak yakin bisa betah bertahun-tahun deket sama dia?" tanya Key.

Key sangat antusias sekali dengan pertanyaan nya. Matanya seolah tak sabar mendapat jawaban dari Sandy. Laki-laki itu hanya mendorong pelan kepala Key, " bodoh ! " lalu dia memilih berjalan meninggalkan Key.

Iihhhh! Kalian tu emang jodoh kali ya, seneng banget. Kaya yang ringan gitu ngatain orang bodoh. Hei ! Aku gini-gini masuk lima besar lo ya... Jadi aku kagak kaya yang kalian katain pada..

Heh, sudah dibantuin terimakasih kek, kasih apa kek. Ini malah seenak jidatnya.

"kamu nunggu hujan baru pergi dari situ?" teriak Sandy dari dalam mobil.

Key sadar jika dirinya terlena dengan batinnya. Ia terpaku di tempat yang sama hingga tak menyadari jika Sandy sudah siap dengan mobilnya. Gadis itu berlari dan masuk kedalam mobil.

"kamu tu ya, harusnya bilang makasih sama aku. Bukannya main nyelonong aja kaya kagak punya dosa gitu." protes Key ditengah perjalanan mereka.

"makasih, buat apa? Kany juga ngga nraktir gue kan?" Jawab Sandy kilas.

"aku juga belain bolos sekolah buat siapa. kakak kan? Demi apa? Demi kakak bisa jauhin Cherry kan. Aku tahu kok pikiran kotor kakak" Key mengalihkan pandangan. Ia membuang jauh penglihatan nya keluar kaca. Diperhatikannya pepohonan yang menyapanya ramah, melambai seolah ingin bersalaman.

"heh, kamu lupa? kamu itu istri sahku. Buat apa aku manfaatin kamu buat jauhin Cherry. Yaa, bukannya memang harusnya seperti itu." Sandy memperhatikan Key.

Ada teka-teki yang tak bisa dia pecahkan. Semua terasa sulit karena kenyataan yang mengingkari. Key selalu berkelit dan tak mau jujur dengan hatinya. aaedangkan Sandy, Ia hanya bisa menanti waktu, menit, detik yang tepat untuk menjawab ribuan kesah yang menyita sebagian pikirannya.

Jika mau menyadari Key mulai melunak. Ia selalu sakit jika mendengar ataupun mengatakan nama Cherry. Dia juga selalu gelisah dan mulai mengkhawatirkan tentang Sandy. Yang terkadang pulang terlalu larut atau.... Saat banyak persoalan yang Key tahu Sandy sengaja menyimpannya seorang diri agar tidak membebani wanita pilihan kedua orang tuanya itu.