"tumben sih Key, om Danu mau anter jemput kamu. Emang mak lampir itu tidak akan marah?" Rania menekankan pertanyaan. Ia mengalihkan arah pandang ke mobil mewah yang kini mulai menepi dan mendekat kearah mereka. Key menoleh, ia tercengang dan kaku seketika. ******! Keysha, melotot ke kaca mobil tepat disamping kemudi. Entah! Apakah Sandy sedang tertawa menyaksikan tingkah konyalnya. Ia tak ingin memusingkan itu.
"oh, i-itu sopir aku! Ya sudah aku pulang dulu ya Ran, bye!" Keysha tidak mengindahkan apa yang Rania pikirkan. Ia tak mau lebih lama diserbu pertanyaan yang menjebaknya dari Rania. Hanya beberapa detik, Keysha sudah menghilang dan menutup pintu secepat mungkin.
"Kakak ya! Ingin aku mati muda? Bisakan kasih kabar dulu sebelum datang ?" Key memanyunkan bibir tipisnya. Ia menonjok lengan Sandy sekeras yang dia bisa. Baginya itu keras sekali hingga terasa ngilu dijari Key. Tapi tidak untuk Sandy, baginya itu hanya seperti timpukan benda kecil yang tidak memiliki bobot.
"apa salahnya aku jemput istri sendiri ?" Sandy memang pria yang santai. Ia selalu menanggapi amarah Key dengan candaan. Bahkan, ia sering memainkan mata hanya untuk menggoda istrinya.
"kak Sandy ? kakak tidak lupa jalan pulang kerumah kan?" kini Key merasa bingung saat Sandi menelusuri jalanan yang jelas bukan arah kerumahnya. Laki-laki itu hanya sesekali melirik Key yang mulai ngoceh sesuka hatinya. Sandy selalu merasa terhibur dengan tingkah konyol wanita itu. Seharian bergelut dengan pekerjaan yang membuatnya pusing. Namun penatnya akan mudah pergi dengan hal apapun yang Key lakukan. Ia selalu bisa tertawa lepas, walau Key selalu marah-marah kepadanya.
"ini Villa kakak?" Keysha mengitari bangunan minimalis yang terletak dipegunungan itu. Halaman yang luas, dan tempat yang tinggi membuatnya leluasa memandang sejauh mungkin, pemandangan yang tidak mereka temui dikota. Suasana yang masih asri, semilir angin dingin menyibak bulu kudunya.
"selama kamu libur, kita akan tinggal di sini." Sandy tidak melihat kearah wanita itu. Ia berbicara dengan tetap menurunkan barang-barang dari bagasi mobil yang telah dia siapkan sendiri. Key enggan menjawab. Rasanya percuma jika dia bertanya kakak tau dari mana kalo sekolahku libur. Karena lelaki itu pasti sudah menghubungi pihak sekolah. Toh, dia punya mata disetiap tempat. Sudah! Pahamlah!
Keysha mengitari setiap sudut didalam Villa, dilihatnya ruang ke ruang lainnya. "tidak ada yang jaga di sini?" Keysha mengernyit. Jiwanya yang penakut bergejolak, matanya seperti bilang iya kali, aku tinggal dirumah kosong! Begitulah.
"dasar penakut" Sandy mendorong ringan dahi Key. Ia mudah sekali membaca perasaan wanita kecil itu. Walaupun key membantah dan mengatakan, "Aku tidak takut. Aku ..aku hanya heran saja rumah sebesar ini di biarkan kosong." Tetapi tingkahnya tidak bisa berkata bohong. Tubuhnya, seperti ada magnet yang membuatnya menempel dan terus mengikuti langkah kaki Sandy.
"sudah, tidur dulu! Kalo takut nyalain saja itu tv" Sandy meletakkan buku dimeja sebelah ranjang mereka. Ya, walau Key menolak dan selalu ketus, semenjak menikah mereka memang selalu tidur seranjang. Tidak ada aktifitas yang lebih penting diatas kasur selain tidur. Sandy sama sekali belum pernah melakukan hal yang sifatnya intim terhadap Keysha.
"kakak mau kemana? Keysha ikut!" Key bergegas berdiri dan kembali ke samping Sandy.
"kamu masih ngga ngaku kalo kamu itu penakut? Dasar bocah!" Sandy terkekeh. Ia tertawa seolah menonton lenong betawi, atau pertunjukan lawak. Keysha, benar-benar tidak bisa menyembunyikan kecemasannya.
"Aku mau mandi, kamu yakin mau ikut?" Sandy meratakan wajahnya agar menyeimbangi Key, iq menunduk. Perawakan tubuhnya yang tinggi, harus membuat dia membungkuk jika ingin menggoda Keysha. Wanita itu, tidak sama sekali mengeluarkan suara selain, "yasudah, aku tunggu disini. Tapi pintu kamar mandi jangan kakak tutup ya! " Key kembali keatas kasur, dan baru kali ini ia bisa bicara selemput itu terhadap Sandy. Sandy hanya mencermati, tidak ada jawaban dari balik lidahnya, ia hanya tersenyum dan melakukan apa yang istrinya inginkan.
15 menit mereka terpisah tembok. Terasa seperti berjam-jam dalam benak Keysha. Sandy mengenakan piyama dan meraih handphone yang ia letakkan dimeja kecil yang terletak di kamar mandinya. Hujan mulai mengguyur dengan derasnya, angin bertiup sedemikian kencangnya. Lampu bergoyang dan mati tanpa aba-aba.
"Kak Sandy?" Key mencekram bantal yang ia peluk sedari tadi. Ia selalu takut dengan keadaan seperti ini. Gelap, hujan, angin, petir. Membawanya pada kenangam buruk diusia kecilnya. Matanya beralih cepat, pada sorot lampu yang tergambar wajah seram diatasnya.
"aaaaaaaaggghhhh" Keysha berteriak semaunya. Mengeluarkan rasa takut yang menyumbat aliran nafasnya.
"Ini aku". Sandy reflek memeluk erat tubuh istrinya yang gemetar karena gelisah.
"Aku takut kak, aku takut" Keysha menutup telinga, sebelumnya ia selalu marah jika Sandy menggoda nya dengan sentuhan. Tetapi kali ini tampak berbeda. Justru tubuhnya bergerak seakan meminta. Sandy? Dia tidak pernah melihat Key seperti ini, menangis, takut dan benar-benar mencemaskan. Dipeluknya tubuh gadis itu hingga mereka terlelap masih dalam dekapan.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Kim Sumi Ryn
ouhh .. so sweet 😘😘❤️❤️
2020-06-22
2
Nununa07
sampai sini dulu ya thor aku cicil bacanya biar tuntas
2020-06-18
1
Nina Anwar
Thor katane selangnya jauh kok manggilnya Sandy gt j lbh sopan Napa???
2020-01-29
1