"Jadi mampir ke rumah Ayah?" Mobil berhenti dilampu merah. Sandy terdiam dan menanti jawaban Key yang tak kunjung membuka suara. jika di perhatikan terlihat wajah kesal dan ragu.
Raut wajahnya kian berubah saat Sandy mengambil arah menuju Rumah Danu dan Lita tinggal. Ya, memang tak jauh dari tempat tinggal keduanya. Hanya berjarak beberapa kilometer dan sedikit berbeda arah.
"kita balik saja ya kak, ngga usah mampir" Key menolak. Sepintas tergambar kemarahan nya yang tak bisa ia luapkan. Kekecewaan dan kesedihan yang rapi dia simpan seorang diri.
Key adalah remaja yang tidak meninggikan egonya dibalik kepentingan keluarga. Dia tahu jika Lita memakinya, Danu pun demikian. Jika Lita menghukumnya Danupun demikian. Namun dia selalu percaya. Tidak ada seorang ayah yang sanggup membenci putrinya. Key percaya jika di dalam hati Danu masih ada Cinta untuknya. Hanya keadaan yang memaksa. Situasi yang tak bisa dia kendalikan hingga hidupnya pun di atur oleh Lita.
"ngga usah takut! Kan ada kakak. Kamu harus terlihat bahagia di depan mereka
Terutama didepan mama Lita" Sandy berbisik pelan. Diraihnya jemari Key penuh kelembutan sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.
"loh Key, ke sini kok ngga bilang ayah dulu. Kamu ngga sekolah?" Danu panik. Dia merasa sungkan dengan keadaan diri yang masih berantakan. Ditambah Sinta yang berbaring disofa dengan ponsel ditangan nya.
"Key sudah benar-benar tidak diterima di rumah ini?" Jawab Key dengan tegas.
"bukan....bukan seperti itu. Kamu kan anak ayah, masak iya ayah sejahat itu.
Kalo kamu bilang kan ayah bisa suruh Sinta sama mama buat masak makanan kesukaan kalian" Danu merangkul dan menggandeng kedua nya. Wajah nya sangat memprihatinkan antara takut dan entahlah. Key sedang tidak bisa menebak.
"Sinta ayo bangun nak. Lepas itu earphone nya. Ada kakakmu lo" Danu merasa jika Sinta tak mendengarnya. Ia melepas earphone Sinta dengan paksa.
"ihh ayah apa-apaan sih?" Sinta duduk dan panik melihat Sandy dan Key yang sudah berdiri memperhatikan nya. Tidak ada senyum di wajah keduanya. Sekedar sapaan hello atau selamat pagi tidak juga terlontar dari mulut keduanya.
"Kak Sandy? Keysha? Kalian sudah lama di situ?" Sinta tercengang. Dia sibuk merapikan rambutnya yang berantakan,pakaian nya yang lusuh karena yaa dia belum juga mandi karena sekolah nya libur.
"baru..
Aku cuma mau ngasih ini buat kalian." Key mendorotkan handbag kepada Danu.
"mama pergi?" Sandy memperhatikan isi rumah. Setiap sudut ruang, yang sangat berantakan. Debu yang hinggap diatas meja bahkan tidak ada aroma wangi masakan.
"mama lagi ada perlu kak. Jadi dia harus pergi pagi" Sinta mencoba menutupi. Matanya seolah mengatakan tapi aku bohong.
"ya sudah. Kita pulang ya?" Sandy merangkul Key.
"Key balik ya yah. O iya itu isinya makanan buat kalian. Aku tahu kok, pasti kalian belum makan kan. Bahkan ngga sarapan kan? Aku juga tahu mama Lita pasti juga belum bangun apalagi masak.. Kamu ngga perlu tutup-tutupin Sin, aku ngga sebentar tinggal sama kalian. Belajar lah masak ! Setidaknya perutmu tidak kelaparan jika mamamu malas seperti ini. " Key mencium tangan ayahnya.
Mereka mengucapkan salam dan mencium punggung tangan Danu.
Hati kecil keysha menangis menyaksikan ayah nya yang mulai menua namun harus menderita. Merasakan pilihan yang tak seharusnya dia pertahankan. Melepaskan permata intan yang hilang ditelan bumi. Key tidak sedang memuji Yeni, bundanya. Yeni memanglah wanita yang baik, tulus. Dia tidak akan mudah membenci orang apalagi mencampuri urusannya. Namun kenyataan pahit harus dia dengar. Yeni telah meninggal dunia walaupun Danu tidak pernah menunjukkan makam Yeni.
--
"sudah, aku bakal bantu ayah kamu tanpa sepengatuan nya. Aku bakal selalu bantu bisnis nya. Namun secara tersembunyi" Sandy mencoba menghibur.
Key gadis yang duduk tanpa suara, yang hanya terdiam menyembunyikan tangis. Matanya tak sanggup menatap lelaki yang sedang fokus mengemudi.
Bukan..... bukan tentang perasaan nya yang tidak bisa dia ungkapkan. Pundak itu, mata itu, tubuh itu, memiliki magnet yang akan membuatnya bermanja bahkan melepas segala problem kehidupan nya.
"aku tahu kamu sangat menyayangi Ayahmu.
Kamu pasti sedang membenci dia. Hatimu sangat murka dengannya.Tapi kamu juga sedang berfikir, mau bagaimana pun dia lah ayahmu..." kata Sandy sebelum ia turun dari mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹
Haisss sandy ini baik banget ya
2021-09-18
0
Nununa07
semangaaaaat
2020-06-22
0