Drrrt drrtt
"Key, kamu dimana?
Aku telepon berkali-kali kagak ada jawaban? Kamu manusia planet apa sih? Masak iya kita temenan lama kamu pindah rumah kagak bilang-bilang ke aku?"
Hei Rania sayang, kalo gue kasih tahu lo tentang pindahnya rumah keluarga gue dan juga gue yang tentunya sekarang harus tinggal berpisah sama mereka. Itu sama halnya gue sengaja jatuhin diri gue ke jurang!
Wew, Keysha dibuat bimbang. Ia benar-benar mengutuk diri dengan mengotak atik layar ponselnya. Mengetik, hapus,mengetik, dan hapus kembali. Tidak ada jawaban yang masuk akal. Bodoh! Apa yang harus aku katakan? Pekiknya setiap menatap layar ponsel.
Drrtt drrt
"dasar ih PHP, kamu ngetik dari tadi kaga beres-beres. Eh, udah gitu off aja!!"
Rania kembali protes. Gadis itu sudah jauh pun masih saja bawel dan merepotkan. Pintar jika menyudutkan dan membuat Keysha mengasah otak, yang sebenarnya tidak terlalu cerdas merekayasa.
"kepala kamu kutuan?" Sandy meletakkan buku yang sedari tadi ditangannya. Jiwa pebisnis, tidak pernah lelah dengan aktifitas membaca. Dimanapun, kapanpun, dalam kondisi hati seperti apapun. Pelepasan dia hanyalah buku.
Ia memperhatikan Keysha yang makin aneh kelakuannya. Meletakkan kepala diatas meja, mondar-mandir bahkan menggaruk ringan kepalanya.
"enak saja! Iya kali aku kutuan!" Keysha mendengus, ia sama sekali tidak menatap Sandy saat menjawabnya. Mana tahu jika lelaki itu sedari tadi memperhatikannya.
"terus?" Sandy melangkah, mendekati Key dan duduk dihadapannya.
Kini key tersenyum sinis, dipelototinya lelaki yang kini bersebrangan tempat duduknya dengan dia penuh kekesalan.
"apa sih?" Sandy merebut ponsel yang memang membuat key.... Gila! Ya, memang gila.
"hahahaa, kamu itu.... Hahahaha!!
Benar-benar bocah! Hahaha!" tawa Sandy membahana, memenuhi setiap sudut ruangan, memantul riang dan nyaring terdengar ditelinga Keysha. Gadis itu tidak sama sekali marah kali ini. Matanya hanya mengikuti arah Sandy bergerak. Hingga lelaki itu membungkuk menahan agar tawanya bisa berhenti. Kini Sandy menghela nafas panjang. Dan menulis jawaban pesan dari Rania.
"Aku alien. Kamu ndak perlu tahu, tempat tinggal aku. Aku udah diboyong suami ku ke bulan."
Sandy menyerahkan ponsel, dan kini wajah tampannya memerah lantaran ia menahan tawanya. Ia tidak tega melihat raut wajah gadis kecil yang benar-benar gelisah itu.
Keysha tidak menyadari.hingga lelaki itu berlalu dan mengusap kepala key.
Drrtt.. Drrtt..
"what??? Keysha Larasati!!!!! Semenjak kapan kamu bersuami? kamu kepentok apa sih, bangun woey! Mimpi mulu! Pacar aja kaga punya kok suami."
Yaa! Rania mengutuknya... Gila! Key membulatkan matanya, menatap balasan yang tak di pahami akalnya. Hingga matanya berhenti pada balasan yang dikirim sandy.
Bughhh
Key memukul lengan Sandy sekeras yang dia bisa. Kali ini, Sandy mengernyit . Melihat gadis itu sudah berdiri dengan tatapan garang.
"kak Sandy. Kamu gila? Apa yang sudah kakak katakan pada Rania? " key protes, kini ia berkacak pinggang layaknya seseorang pemeran antagonis yang tengah memainkan adegannya. Sandy hanya tersenyum. Ia sama sekali tidak menjawab dan enggan berdebat dengan wanita itu. Gadis cilik yang masih bisa dia panggil bocah.
Sandy POV
Hidupnya memang tak sejalan dengan apa yang ia rencanakan. Kelamnya dunia menghancurkan keterangan yang payah ia rakit. Masa bahagia yang singkat yang ia lalui bersama Cherry berakhir lima tahun silam. Proses yang indah berakhir dengan kekecewaan dan rasa sesal yang menghantui. Kecewa dengan rencana busuk gadis yang dia kagumi, menyesal dengan rasa indah yang agung memenuhi nurani. Semua hancur, semua berakhir. Kini ia harus kembali memungut puing-puing hati yang berserakan hancur. Menata kembali, menyeimbangkan dan membangun kisah dan kasih yang baru. Rasa yang tumbuh pada gadis kecil yang mulai mewarnai harinya. Akalnya mencoba menolak dan mengelak tetapi hatinya mengatakan dia yang terpilih. Semua perlu keyakinan yang dia sendiri bisa menelaahnya.
Semilir angin kerinduan dimalam hari yang menyibak bulu kuduk dan reflek membuatnya bergidik. Laki-laki yang tengah damai menyikapi malam nan indah, menjadi saksi rembulan yang riang bernyanyi di antara ribuan bintang. Gemerlap malam membawanya lari dan terus berlari mencari berlian.
"akan ku pastikan. Jika engkau memang wanita yang telah Tuhan kirimkan, kau boleh saja berjarak usia denganku, kau boleh saja kini tegas menolakku. Namun esok hari kau yang tak akan pernah bisa melepasku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Febri Ana
lanjuut mantaapp thor aku mampir
2021-12-30
0
Fitri Yanti
hmhmh
2021-10-23
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹
Puitis banget
2021-09-18
0