Sinar matahari menyibak bebas menelusuri celah jendela kamar . Mengoyak penuh kelembutan, semilir angin membelai mesra seraya mengucapkan selamat pagi. Sandy mengernyitkan mata, dikuceknya mata yang berteriak terganggu dengan sinar yang memaksa. Ia melirik gadis mungil yang masih nyenyak disampingnya, di singkap lembut rambut panjang yang menutupi wajah cantiknya. Sandy mengecup kening Keysha penuh kemesraan lalu beranjak meninggalkan senyuman.
Key merasa terganggu dengan suara berisik ponsel Sandy yang tidak diresponnya. Matanya masih terpejam, namun mulutnya mulai beraksi dengan ocehan-ocehan khasnya. Ia memaksa tubuh untuk duduk dan memeriksa sekitar. Ah! Dia sudah tidak di tempat. Key beranjak namun langkahnya terhenti saat suara ponsel Sandy kembali berbunyi. Ia melirik layar yang terus menyala, menunjukkan nama dengan ID cherry. Tidak ada yang membuatnya penasaran, Key meraih Ponsel itu dan mengangkat panggilan yang ada.
"Hallo Sandy? Akhirnya, kamu mau angkat telpon aku lagi setelah lima tahun kita hilang kontak. Hallo? Ini Sandy kan? Hei baby? Are you OK?" Suara wanita disebrang telepon seperti sangat akrab dengan Sandy. Menyapa nya juga begitu mesra. Key memang tidak merasa mencintai Sandy, namun ada rasa yang tidak mengenakkan hatinya kala mendengar wanita itu berbicara. Semacam timbul kekecewaan yang tidak berdasar pada apapun. Key tidak sepatah katapun berbicara. Ia mematikan ponsel Sandy dan meletakkannya kembali. Lalu bergegas menelusuri anak tangga untuk menemui Sandy.
"dasar kebo." Sandy meledek Keysha dengan santai. Ia sedang menikmati sarapan yang telah dia siapkan sendiri. Penampilannya juga sudah rapi walau tanpa jas kerja yang selalu ia kenakan setiap saat.
"cewek kaka telpon." Key meneguk segelas susu yang memang telah Sandy siapkan untuknya.
"cewek aku kan kamu. Kamu habis telepon siapa? Jangan bilang anak pemilik yayasan itu ya?" Sandy menjawabnya dengan candaan.
"Cherry!" kata Key kembali ketus. Tidak ada yang berubah dari ekspresi Sandy, ia hanya menghentikan aktivitas makannya sekejap dan menatap key seolah ingin menyampaikan sesuatu. Namun itu hanya sebentar. Ia kembali fokus lagi pada nasi goreng didepan matanya yang memanggil untuk disendok.
"kamu angkat?" Sandy masih berusaha menahan diri untuk sesantai mungkin. Walau Key tahu telinganya memerah seperti hendak marah.
"Sorry, Keysha angkat. Tapi aku tidak bilang apa-apa. Aku hanya diam saja sampai dia selesai bicara lalu aku matiin." Key memperhatikan Sandy. Ada rasa penyesalan dengan apa yang dia katakan.
"bodoh!" sandy menghardiknya. Nada bicaranya tidak ada perbedaan. Ia masih saja tenang, walau matanya sudah terbaca oleh Key.
"kenapa tidak kamu jawab Kalau kamu istri ku?" Kini Sandy berubah serius. Ia meletakkan sendok dan garpu yang sedari tadi menari digenggaman tangannya. Sandy memajukan wajahnya sejengkal dari pandangan Key.
"ya aku.. aku. Ah! Apa sih kakak ngga jelas" Key benar-benar merasa konyol. Ia salah tingkah dengan tatapan Sandy yang menggetarkan hatinya. Membuatnya membeku dan tidak bisa memikirkan kata apa yang akan ia keluarkan dari bibirnya.
Sandy melepas tawa yang memenuhi ruangan. Ia sudah berusaha menahan diri untuk tidak tertawa, namun tak lagi kuat melihat tingkah Key yang semakin tak terkontrol. Suaranya riang terdengar merambat ditelinga Key. Gadis itu hanya memainkan ekspresi wajahnya dan sulit menjawab. Tenggorokan nya seperti tersumbat dan membiarkan pria itu tertawa, terbahak diatas rasa malunya. Key kembali menaiki anak tangga dan melarikan diri kedalam kamar. Dikuncinya rapat-rapat dan ia menghardik dirinya sendiri yang terlihat bodoh didepan Sandy.
"kamu benar-benar malaikat yang Tuhan kirim buat aku Key." Sandy tersenyum dan hatinya memuja gadis yang selalu membuatnya bisa menjadi dirinya sendiri itu. Gadis yang ditukar kan dengan saham oleh ayah kandungnya sendiri.
Flashback
Sandy POV
"Sandy tidak mau dijodohin pa" Sandy mengutuk. Ia marah terhadap Candra yang memutuskan perjodohan dengan wanita yang dijual secara terang-terangan oleh ayahnya itu.
"gadis ini...." Candra mengeluarkan foto dari kantong celananya.
"dia?" Sandy membuka lembar demi lembar masa lalu nya. Tidak ada yang berubah dari garis wajah gadis kecil yang selalu merengek meminta digendong olehnya.
"benar. Dia Keysha Larasati. Anak almarhum tante Yeni. Ayahnya meminta dia ditukar dengan saham dan bantuan untuk perusahaan nya yang mulai bangkrut. Apa kamu rela, jika Key jatuh pada lelaki yang salah?" Candra membalikkan badannya. Ia berhadapan langsung dengan Sandy yang matanya mulai berbinar. Ia tidak memberi jawaban apapun, walau sekedar menggeleng atau menganggukkan kepala. Namun Candra memastikan jika Sandy tidak akan menolak emas yang ditawarkan oleh Candra.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Rayisa Mikailla
mulai seru lanjur thoor
2020-03-23
1
Namina Naima
tuuuuhhhhh kaaaan.....udah ktebaaaaak.....
temen msa kcil........
2020-02-07
1
Wahyu
asyeekk thor crtnya
2020-02-01
0