Robin diam seolah perkataanku hanya sebuah angin lalu yang tidak bisa dia dengarkan suaranya, hanya bisa dirasakannya. Dia menatapku dan mengangguk, aku tidak terlalu mengerti dengan apa yang dia 'iyakan.
"Kalau begitu lain kali aku akan mengajarimu jika aku masih di sekolah" tanpa menghiraukan tatapan di sekitarnya yang seolah ingin menerkamnya, Robin dengan santainya mengulurkan handphonenya padaku.
"Apa?"
Otak kecilku tidak mengerti apa yang diinginkan Robin, sebuah gelak tawa terdengar dan ternyata Kai pelakunya. Entah apa yang pria itu tertawakan, memangnya aku melawak?!
"Nomormu, Cel" oh, bilang dong dari tadi kalau menginginkan nomorku, apa susahnya buka mulutmu itu dan katakan beberapa kata agar aku bisa mengerti apa yang kamu maksud. Tidak, aku tidak mengatakan hal seperti itu pada Robin, bisa-bisa end game seketika aku.
"Handphoneku hilang kemarin, aku dicopet karena itu kemarin aku jalan kaki dan berkahir seperti ini. Robin, kamu nggak perlu melakukan hal seperti ini"
Tidak ada yang salah dengan kata-kata yang aku ucapkan, tapi entah kenapa raut wajah Robin seolah anak anjing yang dibuang oleh majikannya. Sial, sangat menggemaskan. Oh otak kecilku yang nakal, berhenti berpikir tentang hal-hal aneh.
"Kalau begitu aku akan ke kelasmu setiap pulang sekolah"
Avery yang sepertinya sudah menahan amarahnya dan mencoba menebalkan kesabarannya tidak bisa lagi melakukan hal itu sekarang, lihat saja matanya yang seperti ingin memotong leher Robin. Aduh, jangan sampai ada perang lagi di sini.
"Tidak perlu melakukan itu Tuan muda Eirlys, ada aku dan Kai kakak Celesta yang akan menjaganya dan pulang bersamanya"
Av benar-benar terlalu berterus terang menolak Robin berdekatan denganku, kasihan. Lihat raut wajahnya itu, siapa yang tega melihat pria tampan dan SEKSI menampilkan tampang sedih seperti itu! Aku tidak sanggup!
"Baik, aku akan pulang bersamamu"
"Cel!"
Av mulai mengomeli ku tentang pergi dengan orang asing yang tidak seharusnya aku lakukan, sangat menyakiti telinga. Berbeda dengan Avery yang menampilkan raut kesal dan tidak setuju, Robin malah terlihat sangat berseri-seri seolah habis memakai skincare seharga 1 juta. Sangat bersinar. Dan TAMPAN.
Tidak, bukannya tanpa alasan aku menerima tawaran Robin, tentu saja aku tidak mungkin menerima sesuatu begitu saja. Yang pertama, aku tau bahwa Kai dan Av akan pergi nanti untuk les dan tidak akan sempat mengantarku. Yang kedua, aku tidak mau naik taksi online untuk sekarang. Yang ketiga, selama beberapa bulan aku berada di sini, sikap Robin sama sekali jauh dari kata ingin menjahati aku, dia malah sering membantuku menghindari Theodor yang menyebalkan. Dan yang terakhir, SIAPA YANG AKAN MENOLAK DIANTAR PULANG OLEH PRIA TAMPAN? Daripada naik taksi online, bukannya lebih baik aku diantar Robin dan mendapatkan bonus bisa menatap wajah tampannya?
OH OTAK KECILKU! Sangat pandai!
Tapi sayang sekali Omelan Av sepertinya tidak akan berhenti dengan cepat, mulutnya seperti kereta api yang sedang melaju sangat cepat, Tuuuut! Begitulah kira-kira.
"Cel, kami bisa mengantarmu pulang terlebih dahulu sebelum berangkat les. Robin bukan orang yang seharusnya bisa kamu percaya begitu saja"
"Aku akan menjaga Celesta, aku janji"
Robin menyela perkataan Av yang akan kembali mengomel. Av menatapnya dengan pandangan kesal sekaligus tajam, HAHAHA, lucu sekali jika membandingkannya dengan wajah Robin yang terlihat seperti tidak terjadi apa-apa di sekitarnya. Kai menggelengkan kepala melihat tingkah Avery yang terlalu posesif padaku.
"Biarkan saja Cel pulang bersama Robin, kita tidak bisa mengantarnya pulang Av. Apa kamu tidak kasihan melihat adikmu naik taksi online setiap hari? Bisa saja ada bahaya kalau dia pergi dengan taksi setiap hari"
Gagasan Kai membuat Avery berpikir, tangannya diletakkannya di dagu dan dia menatap Robin lama seolah menimbang-nimbang apakah pria itu bisa diandalkan dalam menjagaku.
"Tapi ada supir, suruh saja Bapak supir menjemput Cel" sepertinya perkataan Kai saja tidak cukup untuk meyakini Avery, "Ban mobil kemarin kempes dan ternyata juga ada masalah pada mesin mobil, jadi mobil sekarang di bengkel. Bapak supir tidak bisa menjemputku Av"
Aku cepat-cepat menyelanya agar dia tidak membuat alasan lagi agar aku tidak pulang bersama Robin. Oh Robinku sayang, Pegang tanganku erat-erat! Jangan lepaskan!
Robin sangat tampan dan seksi. Bahkan saat dia duduk dia terlihat semakin SEKSI. Aku tidak tau bagaimana dia bisa terlihat seperti itu yang sebenarnya sangat tidak adil untuk makhluk lain di dunia ini. Jangan tanya kenapa aku tidak takut dengan Robin. Aku takut kok, tapi rasa takutku sudah berkurang banyak dibandingkan dengan pertama kali aku datang ke sini.
Dari pandanganku terhadap Robin, dia sama sekali tidak berniat jahat padaku. Dia bahkan tidak mendekati Avery yang seharusnya disukainya. Robin malah lebih sering menghindar dan sama sekali menghiraukan Avery.
Dunia novel ini juga sepertinya sudah berubah, dari Theodor yang kemarin bersikap baik padaku, Robin yang sepertinya sama sekali tidak berniat jahat padaku, Theodor tidak pernah mengganggu Avery lagi dan malah sering menggangguku, serta Robin yang tidak berusaha mendekati Av.
Sangat berubah sampai-sampai aku tidak menyadari lagi kalau aku sedang berada di novel Avery Like a Fairy sekarang. Semoga saja apa yang aku simpulkan adalah sesuatu yang benar deh.
"Sudahlah Av, Celesta sudah tau hal yang baik menurutnya. Aku sendiri yang akan menghajar Robin jika ada sesuatu yang buruk terjadi pada Cel"
"Baik" Robin menjawab pernyataan Kai dengan raut wajah serius seolah sedang mengerjakan tugas matematika yang ada hurufnya. Sangat serius. Sedangkan Avery memutar bola matanya dan tidak berbicara lagi setelah itu.
YES! Akhirnya aku bisa pulang bersama pria tampan. YUHU!
Rasanya aku ingin menyanyikan lagi 'senangnya dalam hati, kalau beristri dua—' eh, kok malah jadi beristri dua. Ah, masa bodoh deh, yang penting aku sangat senang karena bisa pulang bersama PRIA SEKSI.
Robin memandangku dan tersenyum sangat manis, gula pasir saja kalah dengan senyuman Robin. Hentikan, bisa-bisa aku diabetes karena terus diberikan senyuman manis itu!
"Sampai jumpa saat jam pulang nanti Cel"
Robin pergi ke kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi, begitu juga dengan kami—maksudku aku, Kai, Avery dan pacarnya—meskipun wajah Av sedikit muram dan tidak enak dipandang, untung saja pacarnya bisa menjadi penenang yang baik dan tidak membuat Avery mengamuk.
Tidak perduli deh dengan apa yang dipikirkan Av, yang penting aku akan pulang bersama Robin si pria tampan dan seksi! Bye Av!
HAHAHA! Rasanya seperti dunia sangat mendukungku sekarang!
Robin, aku datang padamu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ayano
Celesta tau lagu itu juga toh ☺
2023-04-15
0
Ayano
Keknya pengertian seksi yang sesungguhnya disebut Robin di dunia ini ya nak ☺☺☺
2023-04-15
0
Ayano
Mama berhasil mendidikmu nak 🤣🤣🤣
2023-04-15
0