Sekujur tubuhku rasanya seperti sedang dibakar oleh api, sangat panas! Kenapa? Tentu saja karena tatapan membara yang Robin berikan padaku sangat membuatku tidak nyaman. Dia tidak juga berhenti menatapku bahkan setelah lima menit berlalu.
Di saat-saat seperti ini aku malah merindukan Zurie yang seharusnya sudah berada di sini sedari tadi! Dibandingkan dengan dipandangi oleh tuan antagonis aku lebih memilih kupingku sakit akibat Zurie yang cerewet. Aku selalu parno kalau sudah dipandangi oleh Robin.
Pikiran-pikiran negatif yang muncul terus saja membuatku tidak nyaman berada di dekatnya, kalau saja aku tidak tau jalan cerita novel ini, mungkin Robin sudah menjadi gebetanku! Bagaimana tidak? Siapa yang akan tahan dengan pria tampan dan SEKSI seperti Robin? Bukan aku tentu saja.
Sedari dulu aku paling lemah dengan yang namanya pria tampan dan seksi, bahkan jika aku tidak pernah memiliki pacar di kehidupanku yang sebelumnya, bukan berarti aku tidak pernah menyukai seseorang.
Hanya saja harapan orang tuaku yang mengharapkan anak yang berprestasi membuatku melupakan dan mengenyahkan pikiran untuk mempunyai pacar tampan dan seksi. Lagi pula mana ada pria tampan dan seksi yang mau denganku dulu, sudah muka biasa-biasa saja, prestasi tidak punya, tidak tamat-tamat kuliah pula.
Baik, berhenti mengatakan tentang keburukan diri sendiri. Saat ini aku sangat kesal karena Robin tidak juga berhenti menatapku. Meskipun pentas seni di hadapannya terus berjalan, tidak ada satupun yang bisa mengalihkan fokusnya padaku.
"Robin, berhenti memandangi wajahku. Aku tidak nyaman"
"Baik"
Hah? Semudah itu? Kalau tau begini sedari tadi sudah aku lakukan! Aku menatapnya melongo, Robin mengalihkan pandangannya dari wajahku dan fokus ke pentas seni.
Zurie kembali dari membeli minuman, dia dengan berani mengusir Robin yang merebut kursinya. Aku harus bertepuk tangan atas aksinya itu, sangat menakjubkan!
"Kak, minggir dong, ini kursiku. Lihat ada tasku dibelakangnya, masa tas sebesar itu tidak kelihatan sih?"
Yang dimaksud dengan tas oleh Zurie di sini adalah sebuah tas sandang samping kecil berwarna hitam dengan motif bunga-bunga. Dia hanya membawa ini ke sekolah?
Robin dengan rendah hati berdiri dan meminta maaf lalu pergi, sangat penurut. Aku melihat ke arah Zurie yang senang karena telah mendapatkan tempat duduknya kembali, Zurie memberikan air dingin yang aku pesan tadi. Sangat segar jika diminum di cuaca yang panas ini.
"Terima kasih"
Dia hanya mengangguk lalu kembali menonton pentas seni, sekarang sudah hampir urutan terakhir dan Kai akan segera tampil. Dia menampilkan pertunjukkan pencak silat yang sudah dia latih sejak kecil, ya, Kai sangat menyukai perkelahian.
Kalian terkejut? Aku pun juga terkejut saat mengetahui hal ini, di novel disebutkan bahwa Kai adalah sosok yang sangat kalem tapi mematikan, seolah-olah orang yang sangat cinta damai. Namun ternyata, Av pernah cerita kalau Kai dulu sering sekali bertengkar dengan teman sekelasnya.
Bisa dibilang dia itu bad boy baru tobat. Zurie yang duduk di sebelahku diam dan fokus memperhatikan penampilan Kai, terlihat bahwa telinganya sudah merah meskipun wajahnya datar. Aku terkadang bertanya-tanya bagaimana mungkin dia bisa menyembunyikan emosinya seperti itu? Bukannya itu tidak nyaman ya?
Kenapa tidak langsung di perlihatkan saja jika dia menyukai Kai? Jika begini kan Kai tidak akan tau kalau Zurie menyukainya, bisa saja nanti dia bersama dengan wanita lain karena Zurie tidak bertindak dengan cepat.
Dasar anak yang pemalu, mengalahkan Soleram, kalau Soleram dicubit pipinya merah, kalau Zurie hanya melihat Kai telinganya sudah merah. Aku tidak mengerti kenapa orang sangat senang dengan yang namanya suka diam-diam.
Kalau bisa diutarakan kenapa harus diam coba? Kenapa nggak langsung gas ngeng saja? Sangat ribet kalau harus menunggu sesuatu yang tidak pasti, lagi pula jika orang yang kita suka tidak tau kalau kita menyukai mereka bagaimana mungkin bisa bersatu.
Setidaknya kasih satu tindakan kecil, atau kasih kode gitu.
"Kai sangat tampan ya, sangat seksi, lihat jakunnya itu bergerak ke atas dan ke bawah ketika dia menelan ludah. Oh, lihat itu Zurie, pasti perutnya kotak-kotak"
Aku terus saja menggoda Zurie yang membuat telinganya yang sudah merah menjadi semakin merah, bahkan warna merah itu sudah menjalar ke kedua pipinya.
"Siapa sih yang tidak suka pria tampan dan seksi? Kemarin ada gadis yang memberikan Kai surat, padahal sekarang tidak zaman ya menyatakan cinta pakai surat"
Hahaha! Lucu sekali, wajahnya yang tadi memerah langsung pucat seketika, ini terjadi sangat cepat bahkan lebih cepat dari transformasi bunglon!
"Sayang sekali gadis itu ditolak oleh Kai"
Wajahnya kembali membaik, sudut bibirnya sedikit terangkat. Zurie sebenarnya bukan orang yang pandai menyembunyikan emosi, jadi kelihatan sekali saat dia sedang berbohong ataupun menyembunyikan perasaannya.
"Kai! Aku memiliki teman"
Aku berteriak pada Kai yang membuat seluruh manusia yang berada di aula menoleh padaku, Kai terkekeh lalu melambaikan tangannya dari atas panggung, dia juga menatap ke arah Zurie dengan tersenyum.
Hahaha! Lihatlah wajahnya itu, Semerah pemerah bibir! Kalau suka ya bilang saja, tidak perlu sok tidak suka. Dasar Zurie.
Setelah Kai tampil pentas seni resmi selesai, itu berarti Kai dan Av juga akan lulus sebentar lagi. Ini tentu saja membuatku sedih sekaligus gembira, sedih karena aku harus sendirian dan gembira karena tidak ada yang akan melarang ku ini itu, pokoknya aku bebas deh!
Theodor si bajingan itu juga akan segera lulus, aku ingin berteriak sambil goyang itik karena terlalu bahagia, akhirnya tidak ada orang menyebalkan seperti Theodor lagi di sekolah! Meskipun mungkin aku akan menghadapi manusia cerewet seperti Zurie.
Tapi hal ini masih bisa aku terima dibandingkan dengan bertemu pria brengsek, kasar dan mesum seperti Theodor Milles. Aku harap dia pergi jauh-jauh dari kehidupanku!
Jangan pernah kembali lagi, jangan bilang 'see you tomorrow' tapi bilang 'good bye' saja. Supaya aku tidak akan pernah melihat wajah menyebalkannya lagi.
Sayang sekali aku akan jarang melihat keseksian Kai di sekolah, ya, kami masih bisa bertemu di rumah sih. Aku masih sangat menyayangkan bahwa Kai adalah kakakku, jika saja...
Oke, hentikan semua omong kosong yang ada di pikiranku ini, aku tau jika ini terdengar menjijikkan. Tapi jika kalian jadi aku, pasti, sangat pasti kalian tidak akan bisa menolah ketampanan dan tubuh seksi dari Kai.
Tidak apa-apa deh, untung saja di dunia novel ini banyak orang tampan dan cantik, jadi aku bisa memilih tanpa melihat wajahnya, aku lebih berharap agar tidak mendapatkan pasangan kasar, mesum, bajingan, dan brengsek seperti Theodor.
Hanya itu, tidak lebih. Tapi kalau dikasih bonus tampan, banyak uang, perhatian, lemah lembut, dan seksi aku juga mau!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ayano
Sampe goyang itik loh 🤣🤣
Sangking senengnya ya nak
2023-04-10
1