Di dalam taksi online aku menyenderkan diri ke kursi mobil, aku sangat kelelahan dan kulitku memerah karena terlalu lama terkena sinar matahari, rasanya perih. Padahal dulu, waktu aku masih menjadi Rin, jalan kaki menuju kampus adalah hal yang sering kulakukan.
Tapi, beberapa bulan di sini membuatku tidak lagi terbiasa dengan hal itu, semua hal mewah dan kasih sayang dari keluargaku di sini membuatku terlena dan melupakan fakta bahwa aku sedang berada di dunia novel.
"Sudah lama nunggu ya mbak? Mukanya sampai merah begitu"
Pak supir yang memandangku dari kaca spion di depan, aku balik menatapnya dan mengangguk, aku sedang sangat tidak ingin bicara sekarang tapi sopan santun tetap saja harus dilakukan. Kalau ditanya, ya dijawab.
"Iya pak, saya habis kecopetan jadi uang sama handphone saya hilang. Jadi jalan, untung saja ada orang yang saya kenal tadi"
Bapak supir mengangguk, dia kemudian diam saja seolah-olah tau bahwa aku sedang tidak ingin bicara dengannya saat ini, mood ku benar-benar rusak sekarang.
Sesampainya di rumah, aku langsung memasuki kamar dan mandi membersihkan diri, tubuhku berkeringat banyak sekali dan merah! Rasa perihnya membuatku tidak bisa menahannya.
Kai dan Av pulang sudah sore dan kulitku masih saja merah karena kejadian tadi siang, aku jadi menyesal karena berjalan kaki di hari panas ini, seharusnya aku duduk saja di halte sampai seseorang yang kukenal datang atau menjemputku, padahal Av dan Kai pasti akan sadar bahwa ada yang aneh jika adiknya ini belum pulang dan tidak bisa dihubungi.
Av melihatku yang sedang mengipasi diri di seluruh tubuhku agar perihnya tidak terlalu terasa, dia berjalan mendekat dan memandangku dengan panik. Kai juga menoleh ke arahku saat Av berjalan ke arahku, dia juga menatapku dengan panik.
"Cel, apa yang terjadi? Kenapa kulitmu terbakar begini?"
Aku memandang Av dengan sedih, tidak apa-apa kan kalau aku bersikap manja disaat situasi seperti ini? Aku ingin bermanja!
"Aku dicopet Av, handphone dan uangku hilang, supir keluarga juga tidak bisa menjemput karena bannya pecah. Jadi aku tidak bisa naik angkutan umum"
Av melihatku dengan pandangan terkejut, Kai menggelengkan kepalanya lalu mendekatiku dan menyentil dahiku, aku menatapnya kesal. Bukannya disayang-sayang malah kena sentil!
"Kamu seharusnya menunggu saja di sekolah atau ditempat yang ramai Cel, kami pasti akan sadar jika kamu belum pulang dan akan menjemputmu"
Av memukul bahu Kai dengan keras, dia memelototi Kai, "Apa kamu ingin menceramahi Cel, sekarang? Kamu tidak lihat keadaannya ya? Lebih baik bawa dia ke rumah sakit. Dasar Kai bodoh!"
Hahaha! Benar begitu Av, marahi saja Kai, dia sangat tidak tau situasi. Masa aku harus dimarahi sambil menahan perih di seluruh wajah dan tubuhku sih? Nanti saja deh ceramahnya, aku rela kok diberi ceramah berjam-jam nanti, tapi untuk sekarang tolong obati aku!
Kai menghela nafas dan mengusap kepalaku lembut, dia kemudian mengambil kunci mobilnya dan membawaku ke rumah sakit. Saat di rumah sakit Dokter memberiku obat dan salep untuk di olesi di wajahku.
"Lain kali jangan jalan kaki Cel, sudah tau kulitmu sensitif masih saja dipaksa. Kalau begini terus bisa melepuh kulitmu"
Kai kembali mengomeli ku saat kami pulang dari rumah sakit, aku hanya diam saja tidak membalasnya, masa iya aku membalasnya sedangkan ini semua memang kebodohan ku. Lagi pula aku TAKUT pada Kai sekarang, tatapannya tajam dan suasana di dalam mobil dingin. Av sama sekali tidak membelaku dan malah sibuk bermain handphone.
Tidak lagi deh aku begini!
***
"Cel, yakin mau sekolah hari ini?" Kulitmu masih merah itu"
Aku mengangguk, sangat yakin! Aku tidak mau hanya berdiam diri di rumah besar ini sendirian tanpa ada yang menemani. BOSAN. Lebih baik aku pergi ke sekolah yang ramai dan ada Zurie yang cerewet di sana.
"Aku ada tugas yang harus dikumpulkan hari ini Kai"
"Biar aku saja yang mengumpulkannya"
Kai tetap saja memaksaku untuk tidak usah sekolah, aku tidak suka dipaksa! Aku memelototinya dengan kesal dan memakan sarapanku, tidak mau berbicara dengannya.
"Kalau begitu jangan panas-panasan dulu Cel, berdiam di kelas saja, makananmu akan aku antarkan saat istirahat"
Aku melotot ketika dia mengatakan itu, Hei! Aku tidak mau. Aku dengan cepat menggeleng, "Di kantin tidak panas Kai, aku tidak akan pergi ke tempat lain deh"
Kai hanya menghela nafasnya, dia akhirnya menyetujui permintaanku, ya, meskipun dia tidak menyetujuinya aku tidak akan menurut. Siapa yang mau berdiam diri di kelas selama jam sekolah?! Pastinya bukan aku.
Saat sampai di kelas aku melihat Theodor yang sudah menunggu di depan pintu kelasku, Kai dan Av juga melihatnya. Saat Theodor melihatku sedikit lama, dia langsung pergi dari sana tanpa mengucapkan apapun.
Aku mengabaikannya, barangkali Theodor hanya tidak memiliki kerjaan dan memilih nongkrong di depan kelas orang lain tanpa tau bahwa itu adalah kelasku. Berpikir positif itu harus!
Hei, aku bukan orang yang tidak tau terima kasih ya. Meskipun Theodor menyebalkan, dia sudah menolongku kemarin dan tidak baik berburuk sangka padanya sekarang. Nanti saja tunggu dia berulah lagi. HAHAHA.
"Masuklah, kami akan menemui mu saat jam istirahat"
Kai mengelus kepalaku lembut, Av juga melakukannya. Kemudian mereka pergi ke kelasnya masing-masing dan aku masuk ke kelasku.
Saat jam istirahat tiba, Av dan Kai benar-benar menjemputku seperti yang mereka katakan, tidak lupa pacar Av yang selalu ada setiap kami pergi ke kantin bersama. Zurie yang awalnya ingin menjemputku menghentikan langkahnya ketika melihat Av dan Kai.
"Zurie, ingin pergi ke kantin bersama?"
Kai berinisiatif menawarkannya, telinga Zurie kembali memerah. Ha! Dasar anak kecil, dia hanya mengangguk dan berjalan di sampingku tanpa melirik Kai sedikitpun. Seperti robot.
Saat sampai di kantin kami duduk di tempat dekat pedagang siomay, aku tidak mau lagi makan bakso di kantin. Takut tersedak lagi. Saat aku sedang makan, tiba-tiba Robin datang dari arah pintu kantin dan berjalan ke arah kami.
"Cel, apa kamu baik-baik saja?"
Mungkin menurutnya aku sedang tidak baik-baik saja karena tubuh dan wajahku yang masih sedikit merah, tapi sebenarnya sudah tidak apa-apa, ini hanya sisa warnanya saja, tidak perih sama sekali.
Robin duduk di depanku tanpa meminta izin sedikitpun, dia memandang Kai yang sama sekali tidak protes dengan tindakannya, lalu memandang Av yang melotot padanya. Setelah itu kembali memandangku dengan tatapan khawatir.
"Kenapa tidak ke sekolah menemuiku saja?"
Aku mengernyitkan dahi bingung, Ha? Apa maksudnya? Memangnya aku ada janji dengannya untuk menemuinya ya? Robin sepertinya mengerti kebingunganku.
"Aku masih di sekolah kemarin, kenapa tidak minta tolong padaku saja?"
Robin bodoh!
"Mana aku tau kamu masih di sekolah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
IndraAsya
next 💪😘
2023-04-14
2
Ayano
Kai model dingin lumayan keren 🤣🤣🤣
2023-04-13
0
Ayano
Supirnya berhasil menyelamatkan dirinya sendiri
2023-04-13
0