Bertemu bajingan

"Celesta"

Aku mendengar suara, apa itu malaikat maut? Siapa yang dipanggilnya? Benar, aku sudah mati, mungkin saja itu malaikat maut yang ingin membawa jiwaku ke neraka.

Perlahan kubuka mata, terlihat sosok gadis cantik dan rupawan sedang tersenyum lebar. Bagaimana mungkin ada manusia seperti ini? Atau ini bidadari di surga, jadi aku masuk surga.

Benar-benar cantik! Bahkan lebih cantik dari ibuku, oke, aku melebih-lebihkan, ibuku tidak terlalu cantik, tapi dia yang paling cantik di mataku. Aku tidak berbohong! Matanya seperti kristal biru yang memancarkan sinar, ugh sungguh menyilaukan! Rambut berwarna merah muda semanis permen kapas dengan bibir merah kecil yang sedang tersenyum.

'SANGAT MANIS!'

"Celesta, hei!"

Dia melambaikan tangan di depan wajahku.

Aku melihat sekeliling, hei?! Dimana ini? Perabotan mewah yang menghiasi ruangan ini, kasur empuk yang pastinya BUKAN MILIKKU!

"Cel, siapa yang mengganggumu? Akan aku jambak orang itu!"

Apakah gadis ini gila? Dengan siapa dia bicara?

"Hentikan Av, jangan membuat kekacauan lagi di sekolah"

Aku baru sadar ada laki-laki yang duduk di sofa dekat jendela, sedang memegang buku. Sangat tampan dan seksi.

Laki laki berambut coklat dengan mata berwarna biru, kacamata membuatnya terlihat seperti orang yang cerdas, dia mengenakan kemeja putih yang dua kancing diatasnya dibuka! SEKSI!

"Diam saja Kai, atau kamu yang akan aku jambak. Tidak ada yang boleh mengganggu adik kesayanganku!"

Tunggu. Tunggu sebentar! Siapa tadi mereka bilang?! Kai? Dan gadis itu adalah Av?!

Aku bingung.

Terdiam.

Menutup wajahku dengan telapak tangan, bahuku bergetar, aku tertawa seperti orang gila. Sialan! Aku mati sebelum kuliahku selesai, semua usahaku sia-sia, dan sekarang malah nyangkut di tokoh figuran yang masih SMA.

Aku tidak ingin mengulang dari awal!

Menangis.

Lalu tertawa.

Aku tidak perduli jika dua orang di dekatku ini mengira aku gila. AKU AKAN GILA!

Atau bisa jadi aku memang sudah gila dan kemudian berkhayal masuk ke dalam novel yang baru saja beberapa hari lalu aku baca, karena ini sangat tidak masuk akal.

Aku tidak ingin belajar lagi.

Aku lelah belajar matematika, aku tidak mau belajar fisika lagi, dan aku tidak mau mengerjakan tugas-tugas sekolah lagi.

"Cel, apa yang terjadi? Siapa yang menyakitimu? Aku akan menghajarnya"

Pria bernama Kai berdiri dari duduknya, menghampiriku mengelus rambutku. Av mengelus pundak ku.

Aku tidak membutuhkan itu, aku tidak akan tenang hanya dengan elusan di rambut atau di pundak ku!

Aku benar-benar butuh berpikir. Aku butuh mencerna semua kejadian ajaib yang menyebalkan ini.

Aku berdiri dan berlari ke arah cermin besar di dekat lemari pakaian, benar, wajah polos, rambut merah muda yang sama seperti Av, dan mata abu-abu yang berasal dari Papanya. Jika Av sangat mirip dengan Mamanya, maka aku dan Kai adalah perpaduan antara Mama dan Papa.

Setelah selesai melihat penampilan menakjubkan ini, aku melihat ke arah Kai dan Av yang sedari tadi memandangku khawatir.

Ku katakan kepada Kai dan Av bahwa aku ingin tidur, mereka mengatakan semua akan baik-baik saja dan mereka menyayangiku, sebelum akhirnya mereka keluar dari kamarku.

Mereka juga bilang akan mendengarkan saat aku ingin bercerita. Tentu saja aku hanya mengangguk.

Tidak mungkin aku akan bercerita jika ini adalah dunia novel, dan aku tiba-tiba masuk ke tubuh adiknya yang adalah seorang figuran. TIDAK MUNGKIN!

Aku akan mati lebih awal jika mengatakan itu.

Av, Si tokoh utama. Sangat cantik. Sangat manis. Tapi terlalu posesif kepada Cel, adiknya.

Kai, dia mengerikan. Semua yang mengganggu Avery dan Celesta akan berakhir tidak baik, semua itu berkat Kai.

Dan itu menyebalkan! Aku tidak suka dilarang. Aku tidak suka diperintah! Dan aku tidak suka belajar.

"SIALAN"

*

Baik. Sekarang sudah tenang, aku sudah menerima semua ini. Semudah itu?

Tentu saja, TIDAK!

Tidak semudah mengatakannya.

Apalagi seseorang yang berada di kamarku ini membuatku semakin ingin mengumpat lebih banyak.

"Apa sudah selesai pura-pura pingsannya?" Dia melihatku dengan tatapan meremehkan. Aku. Tidak. Suka!

Selain tanteku, tidak pernah ada yang meremehkan aku sebelumnya. Mereka akan mendapatkan jambakan rambut jika berani melakukannya

Aku menatapnya. Tajam, lalu mendengus, mendecitkan lidah.

Aku mengangkat tanganku dan mengacungkan jari tengah, sambil menatapnya remeh.

HAHAHA, rasakan.

Dia mengernyit tidak suka, mendengus tidak senang, lalu berjalan ke arahku.

Walaupun takut, tentu saja aku tidak mau kalah! Ku angkat tangan satunya lagi dan mengacungkan jari tengah.

"Jangan mendekat! Bajingan, brengsek, buruk rupa!"

Aku puas! Hahaha ini menyenangkan, sangat menyenangkan! Wajah bajingan itu sangat jelek sekarang.

Dia mengepalkan tangan, dia sudah sangat dekat denganku. "Turunkan tanganmu, Cel, atau ku patahkan"

Kau pikir ancamanmu mempan?! HAH!

"Lalu aku akan menyuruh Kai mematahkan lenganmu juga! Lalu kakimu, kalau perlu lehermu sekalian!"

Sepertinya ancaman ku mempan. Dia berhenti. Aku tau, banyak karakter di sini takut kepada Kai yang notabenenya sangat kejam.

Dia menatapku lama, lalu menghela nafas. "Apapun yang kamu lakukan, aku tidak akan berubah pikiran. Aku tetap akan membatalkan pertunangan kita"

Dia pikir aku mau tunangan dengan bajingan seperti dia?! PD BANGET!

Kalau saja bisa, aku ingin mengatakan 'MEMANGNYA SIAPA YANG INGIN BERTUNANGAN DENGAN PRIA BRENGSEK BURUK RUPA!'

Yah, dia sebenarnya tidak buruk, apalagi buruk rupa. Hanya saja wajah tampan itu adalah wajah seorang bajingan! Lagipula wajah Kai lebih tampan!

Oke, ku perjelas siapa dia.

Theodoric milles, dia Second Lead di Novel 'Avery like a fairy'. YA! Dia bajingan yang mendekati Celesta karna Avery, kakak Celesta.

Sampai akhirnya Celesta yang bodoh setengah mati menyukai bujuk rayunya, bahkan sampai bertunangan.

Namun, saat mereka bertunangan dan Celesta sudah membuka hatinya untuk Theodor, laki-laki itu malah bersikap tidak baik padanya dan memperlakukan Celesta seenaknya.

Hei! Siapa yang salah di sini.

Dan sekarang Theodor, laki-laki bajingan itu, membatalkan pertunangan seenaknya, karna berpikir bahwa Avery menyukainya.

Mengapa dia berpikir demikian? Karena Avery marah kepadanya saat dia ketahuan berpelukan dengan wanita lain.

Padahal jelas Avery marah karna Theodor menyelingkuhi adik kesayangannya!

Dibanding Second Lead, aku lebih suka memanggilnya penjahat.

Saat aku membaca novel ini, aku merasa bahwa Theodor adalah penjahatnya, dia adalah Second Lead yang mengandalkan segala cara untuk mendapatkan Avery, bahkan dengan cara jahat sekalipun.

"Putus, ya putus! Nggak ada yang larang. Emang kamu pikir aku bakal ngemis nangis-nangis demi kamu?! HA"

HAHA lihat wajahnya! Seperti habis makan makanan basi!

Dia pikir aku mau bertunangan dengan laki-laki brengsek, mesum, dan bajingan seperti dia? tentu saja, TIDAK.

Demi kaos kaki wol Dumbledore, aku tidak akan mau menjadi tunangannya! Lihat saja, aku akan membatalkan pertunangan ini secepatnya, lalu bebas dari cengkraman iblis Theodor.

Dia ingin membalas perkataan ku, tapi suara ketukan pintu menyela terlebih dahulu.

Kai.

Sangat tampan. Sialan! Kenapa dia harus jadi kakakku.

"Kak, dia menggangguku!"

MAMPUS! Aku berlari ke arah Kai, memeluknya. Melihat ke arah Theodor lagi, lalu memeletkan lidah.

Theodor menatapku tajam, wajahnya busuk sekali, seperti kotoran.

Kai menatap tajam Theodor. "Sepertinya kau sudah cukup 'menjenguknya' tuan Milles" itu sindiran! Itu artinya, KAU DIUSIR THEODOR!

Kai yang terbaik!

Hush, pergi dan jangan kembali lagi!

Dasar bajingan.

Terpopuler

Comments

Mayang

Mayang

bulan puasa congormu GK boleh kasar cel☺️

2023-04-05

1

Mayang

Mayang

kita suka yang seksi" ya🥰

2023-04-05

0

Mayang

Mayang

datang-datang main Jambak aja.... serem iih

2023-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!