Ada yang aneh pada hari ini, Robin si tuan antagonis yang seharusnya sudah mulai berusaha mendekati Avery malah datang menemui ku ke kelas dan membawakan cokelat untukku. Tanpa malu dia duduk di hadapanku dan memandangiku yang sedang memakan cokelat pemberiannya.
Jangan tanya kenapa aku terima. Tentu saja karena ini cokelat!
Meskipun sedikit kurang nyaman dengan tatapan Robin, aku tetap memakan cokelat yang berada di tanganku dengan lahap. Tidak ada satupun hal yang bisa mengalihkan fokusku pada cokelat. Setelah cokelatku sudah habis barulah aku melihat ke arah Robin yang terus saja memandangiku sejak tadi. Aku memandangnya dengan alis yang naik sebelah seolah berkata 'Kenapa?'
"Ada cokelat di gigimu"
Sialan! Robin bodoh ini membuatku sangat malu, aku menutup wajahku dengan buku yang berada di meja lalu membersihkan cokelat yang berada di gigiku. Di sini teman sekelas ku melihat kami, aku jadi semakin malu. Apa Robin tidak bisa memberitahuku dengan suara yang pelan? Atau bisikin kek supaya tidak ada yang bisa mendengarnya.
"Kamu sengaja mau membuatku malu ya? Kasih tau pelan-pelan dong, kan bisa bisik-bisik"
Entah apa yang ada dipikiran Robin, dia tersenyum senang saat aku mengatakan kalimat itu padanya, "Baik," Robin mendekatkan wajahnya padaku lalu berbisik di telingaku.
"Ada cokelat di gigimu" Robin SIALAN! Dia sengaja ya? nafasnya membuat telingaku geli dan jarak tubuhnya sangat dekat dengan tubuhku. Aku mendorongnya menjauh lalu memelototinya, pasti pria ini sengaja melakukan hal ini!
"Dasar modus! Aku kan menyuruhmu melakukannya tadi, tidak perlu lagi sekarang"
"Iya, kamu menggemaskan"
Baik, kali ini Robin benar-benar membuat jantungku tidak karuan. Agrh! Tidak bisakah penulis novel ini membuat ketampanan Robin berkurang saja? Ini tidak baik untuk jantungku. Meskipun aku takut pada Robin, tapi hatiku tetap tidak tahan dengan ketampanannya membuatku tidak bisa lari jika bertemu dengan Robin.
Sangat tidak adil! Seharusnya karakter Robin tidak boleh lebih tampan daripada protagonis, tapi kenapa dia sangat tampan dan SEKSI!
Tubuhnya bahkan lebih seksi daripada tubuh Kai! Kalau begini caranya bagaimana aku bisa menghindari bahaya coba? Bisa-bisa aku menyerahkan diri untuk di culik oleh Robin karena dia terlalu tampan. Bercanda, jangan dianggap serius.
Aku berusaha menetralkan wajahku, jangan sampai terlihat salah tingkah didepan Robin. Pokoknya harus terlihat cool. Aku memandangnya sok galak dan menyilangkan kedua tanganku di dada.
"Apa maksudnya itu? Setahuku kamu suka Av! Jangan menggodaku ya, tidak akan mempan"
Robin memandangku bingung, sepertinya ada yang salah dengan perkataanku dan dia tidak menyetujuinya, Robin menggelengkan kepalanya, "Kapan aku bilang suka Av? Apa aku pernah mendekatinya selama ini?"
WOW! ini adalah kalimat yang panjang, memang sih dia tidak pernah mendekati Av, tapi kan di novel dia menyukai Avery. Masa sih jalan ceritanya sudah berubah? Kalau begitu aku bersyukur karena masih ada kemungkinan bahwa aku selamat dan tidak meninggal.
"Itu—ya aku tau saja"
Robin menjentikkan jarinya di dahiku. Sakit! Meskipun tidak kuat tetap saja rasanya sakit, aku mengusap dahiku yang telah memerah karena ulah Robin. Tangan Robin tiba-tiba ikut mengusap dahiku seolah-olah merasa bersalah karena telah membuatnya memerah.
"Itu berarti kamu hanya berkhayal, aku tidak menyukai Avery, Cel"
Dia kembali berbicara ketika selesai mengelus dahiku, tatapannya padaku sangat dalam membuatku salah tingkah! Sialan Celesta, jangan membuat dirimu kehilangan muka. Masa kamu salah tingkah karena malaikat maut mu sih?
"Kalau begitu apa tujuanmu mendekatiku? Bukan karena ingin mencuri perhatian Av?"
"Kamu terlalu banyak berkhayal, Cel. Apa kamu benar-benar tidak sadar kenapa aku melakukan ini?"
Mana aku tau! Setahuku kamu menyukai Av dasar tuan antagonis. Apa susahnya memberitahuku sih, tidak perlu pakai sandi Morse untuk menyampaikan maksud dan tujuanmu, aku tidak akan mengerti.
Bel masuk sudah berbunyi dan Robin tentu saja harus keluar dari kelasku karena guru akan segera masuk. Aku lega! Meskipun sedikit sedih karena pemandangan indah yang dari tadi berada di depanku menghilang. Aduh, aku kenapa sih? Ingat dia adalah malaikat maut ku! Jangan sampai aku terayu dengan bujuk manisnya. Jangan sampai deh!
...****************...
"Sepertinya Theodor tidak pernah mengganggu kakak lagi ya akhir-akhir ini"
Benar, Theodor tidak pernah menggangguku lagi akhir-akhir ini dan hal ini membuatku sangat, sangat, sangat lega dan senang! Tentu saja aku merasa senang, siapa yang akan merasa sedih jika pengganggunya tidak pernah mengganggunya lagi. Pasti orang itu bodoh.
"Dia mungkin takut pada Kai, waktu itu kan dia babak belur karena dihajar oleh Kai. Kamu tau kan kalau Theodor itu pengecut yang cuman berani sama perempuan"
Zurie mengangguk menyetujui ucapanku, setelah sekian lama Zurie selalu berbicara padaku, kami mulai dekat. Mungkin juga karena kami sama-sama tidak menyukai seorang Theodor Milles yang menyebalkan itu.
"Benar, Theodor hanya sering memandang jijik dan mengganggu perempuan. Aku sampai-sampai mengira dia gay dan menyukai pria kalau saja kakak tidak cerita bahwa dia menyukai kak Av"
Wah, bisa saja sih dia suka pria. Masa sih dia tidak jatuh hati padaku yang cantik seperti bidadari ini? Oke, hentikan tindakan narsis ini, aku ingin muntah karena perkataanku sendiri.
"Mungkin saja sih, mungkin dia mengatakan bahwa dia menyukai Av itu hanya sebuah pengalihan isu"
HAHAHA! Rasanya sangat menyenangkan menjelek-jelekkan Theodor, salah sendiri sih kenapa sering menggangguku. Kalau saja dia tidak menggangguku aku tidak akan sampai menyimpan dendam padanya tau.
Sayang sekali sepertinya Theodor memiliki ilmu jailangkung karena dia tiba-tiba datang setelah kami menyebutnya terus. Dia berdiri di depan kami lalu menatap Zurie dengan tajam, gadis itu bersembunyi di belakangku mencari perlindungan.
Maju sini kalau berani! Mau ditonjok Kai lagi ya?
"Zurie, apa kamu tidak ingat yang dikatakan ayahku padamu kemarin?"
"Aku tidak mau! Kenapa aku harus menjauhi kak Celesta hanya karena hubunganmu dengannya tidak baik?! Lagi pula ayahku tidak melarang, apa hak ayahmu melarangku?"
Oh, jadi Zurie tidak diizinkan untuk berteman denganku ya? Sudah aku bilang kan kalau keluarga Milles itu patriarki, tapi sepertinya ayah Zurie masih memiliki akal sehat. Tapi apa hubungannya coba dengan aku yang memiliki hubungan yang tidak baik dengan Theodor. Berteman dengan siapa saja itu kan hak Zurie.
Sepertinya seluruh keluarga Theodor memang gila!
Untung saja aku membatalkan pertunangan kami sehingga ayah tidak akan mendapatkan besan seperti keluarga Theodor, aku tidak bis membayangkannya ugh!
"Menurut saja! Ayahmu tidak bisa mengambil keputusan akhir dalam keluarga"
"Kenapa tidak bisa? Memangnya ayahmu tuhan ya, sehingga harus dituruti semua perintahnya? Kenapa sih keluargamu sangat senang memerintah orang? Kalian pikir semua makhluk di bumi ini bawahan kalian? Sangat menjengkelkan!"
Benar-benar menyebalkan, bagaimana bisa makhluk tidak tau diri seperti mereka ada di dunia ini?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
prychines
kalau saya jadi Celesta udah ngumpet dibawah meja
2023-04-11
0
Ayano
Haruskah aku hilang dia ke ge er ran? 😎😏
2023-04-11
0
Ayano
Berasa menang ya abis ngatain Theodore 🤣🤣
2023-04-11
0