Tubuh Robin sangat nyaman rasanya, saat memeluknya aku bisa merasakan badan kekar yang sudah bisa kubayangkan pasti sangat SEKSI.
Aku ingin bermodus lebih lama, namun sepertinya hal itu hanya bisa menjadi anganku, bahkan belum sampai 1 menit acara peluk mesra kami berlangsung, pintu kamar mandi sudah terbuka dan memperlihatkan wajah tampan nan seksi milik Kai yang terlihat sangat panik.
Dia dengan cepat menarik ku dan memelukku sembari mengelus kepalaku, dan tidak lupa pula dengan kata-kata penenang yang sudah kubilang tidak mempan kepadaku.
Aku benar-benar tidak membutuhkannya! Kembalikan pelukan Robinku!
Baik, entah dari mana aku mendapatkan keberanian untuk berdekatan dengan Antagonis yang membunuhku di masa depan.
Berbeda dengan reaksi tubuhnya yang melimpahkan kasih sayang kepadaku, mata Kai malah menatap Robin tajam.
Robin yang seakan paham dengan tatapan Kai menceritakan semuanya, dari dia yang mendengar suaraku berteriak, dan kemudian melihat Theodor yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Terimakasih"
"Oke"
Hanya seperti itu percakapan di antara kedua lemari kulkas itu, sangat irit berbicara.
Kai membawaku keluar dari kamar mandi, dia mengantarkan aku pulang dan menelpon Avery, menyuruhnya membawa handphone dan tasku. Wajahnya seperti dikelilingi mahluk pengganggu dari Harry Potter. Kalian tau kan, lalat pengganggu yang hanya bisa di lihat oleh Luna.
Dia kelihatan sangat marah, dan aku pastikan bahwa Theodor bajingan sialan itu tidak akan baik-baik saja setelah ini, HAHAHA.
Dan pastinya pembatalan pertunangan ku tidak akan ditunda lagi, akhirnya aku bebas dari mahluk mengerikan Theodor!
***
Pembatalan pertunangan ku dengan Theodor memang telah terlaksana, Papa, setelah diberi tahu oleh Kai tentang perlakuan Theodor kepadaku, langsung menelpon orang tua Theodor dengan marah.
Lalu bagaimana nasib laki-laki bejat itu? Tentunya dia sengsara sekarang! Ibu Theodor menelpon ku dan meminta maaf atas tindakan anaknya, dan dia akan mencabut semua fasilitas Theodor agar dia jera.
Aku sebagai anak baik tentu saja berkata bahwa aku memaafkan tingkah Theodor. Namun sebenarnya tidak! Tidak akan mau memaafkannya kecuali dia berubah dan minta maaf sendiri.
Mencabut fasilitas hanya sebuah hukuman yang bahkan tidak berat sama sekali bagiku, mungkin sangat berat bagi Theodor, tapi itu tetap belum cukup jika dibandingkan dengan sikap kasarnya selama ini.
Hei, jangan katakan bahwa aku ini pendendam. Mungkin sedikit, tapi jika kalian berada di posisiku saat ini pasti kalian tidak akan bisa tahan dengan sikap kasar Theodor.
Lagi pula yang membuatku bingung adalah bagaimana bisa Celesta, gadis bodoh ini jatuh cinta pada laki-laki brengsek seperti Theodor. Padahal jelas-jelas Papa dan kakaknya Kai adalah laki-laki gentle yang tidak pernah menyakiti perempuan, seharusnya dia mencari laki-laki yang seperti itu untuk dijadikan pasangan!
Di antara miliaran pemuda tampan nan gagah disertai dengan sikap lembut yang berada di novel ini, kenapa bisa jatuh cinta pada Theodor! Aneh deh. Orang tua Theodor juga tidak terlalu mempermasalahkan tingkah laku anaknya, terlihat dari sikap mereka saat meminta maaf padaku.
"Cel, maafin Theodor ya, Tante minta maaf atas nama Theodor. Dia nggak maksud jahat kok, Tante yakin anak Tante baik. Mungkin kamu ada melakukan kesalahan yang membuat Theodor berlaku kasar sama kamu?"
Maksudku, hei! Jelas-jelas tindakan kekerasan itu dilarang kecuali untuk membela diri jika ada sesuatu yang membahayakan kita, apapun kesalahan yang aku perbuat seharusnya bukan cara yang bijak jika menghukum ku dengan cara menyakiti.
Pembelaan diri seharusnya tidak perlu dimasukkan dalam kata maaf, jika mau meminta maaf dengan tulus ya minta maaf saja. Sepertinya memang susah untuk orang kaya belajar bagaimana cara meminta maaf dengan tulus. Yah, karena aku baik jadi aku—iyakan—saja.
Yang terpenting sekarang aku sudah tidak bertunangan lagi dengan Theodor!
Bebas mencari cogan!
Baik, abaikan itu. Kai dan Av senang dengan keputusanku membatalkan pertunangan dengan Theodor, karena sejak awal mereka juga tidak setuju jika adik kesayangan mereka ini jatuh di tangan laki-laki bejat seperti Theodor.
"Bagus Cel, aku bangga dengan keputusanmu. Meski sulit melepaskan Theodor, tapi kamu pasti akan terbiasa"
Sulit? No! Ini semudah mengeluarkan tinja saat aku sedang lancar buang air besar. Ya! Theodor tinjanya.
Tidak mungkin aku akan menghabiskan air mata berhargaku ini untuk laki-laki seperti Theodor, jika aku putri duyung, air mata ini bisa jadi mutiara dan menghasilkan uang. Meskipun aku bukan putri duyung dan air mataku tidak bisa berubah jadi mutiara, aku juga tidak akan Sudi menangisi Theodor. Buang-buang tenaga saja.
Bukannya lebih baik jika tenagaku ini aku sisihkan untuk hidup bermalas-malasan sambil bergelimpangan harta, meskipun sepertinya hal itu tidak akan terjadi karena aku tetap harus sekolah dan menempuh pendidikan.
Sial, kenapa harus masuk ke novel anak SMA sih? Kenapa aku tidak masuk ke novel dewasa dengan banyak pria seksi yang menggoda. Setidaknya aku tidak jadi orang miskin yang membuatku harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan.
"Benar Cel, seharusnya dari dulu kamu nggak perlu tunangan sama dia! Theodor itu kasar, dia nggak pantas buat adikku"
"Kalau begitu yang cocok buatku itu yang seperti apa, Av?" Ini cuman pertanyaan iseng yang aku lontarkan kepada, Av yang sedang emosi karena mendengar perlakuan Theodor padaku.
"Yang baik, Cel"
Baik ya, definisi baik itu kan banyak. Baik dari apanya dulu, baik dari sifat, baik dari penampilan, baik dari latar belakangnya, baik dari pekerjaannya. Bahkan jika di pilih salah satu dari itu, akan banyak pilihan lain yang membuat kata baik di sini nggak bisa dijadikan patokan untuk mencari pasangan hidup.
"Untukmu nggak ada yang baik sekarang Cel, nanti, setelah kamu cukup umur"
Kai yang mendengar ucapan Av tentang pasangan untuk Celesta langsung angkat bicara. Kalau saja dia tau bahwa aku lebih tua darinya. Avery mengangguk, setuju dengan pendapat Kami mengenai aku yang belum cukup umur.
Aku sudah punya kartu identitas!
Aku sudah cukup umur untuk merasakan indahnya cinta, di kehidupanku yang sebelumnya, aku belum pernah pacaran dan sekarang dilarang pacaran.
Apa mungkin sudah takdirku untuk jadi jomblo seumur hidup?
"Terus kapan ada yang baik buatku, Avery saja boleh kenapa aku tidak?" Wajah cantik Avery memerah, sedangkan Kai menatap heran ke arah Av.
"Siapa bilang dia boleh? Aku tidak pernah mengiyakan" Pernyataan ini membuat Kai mendapatkan pukulan dari Avery. Baik, aku mengerti kenapa Kai tidak protes dengan kedekatan Avery dan pemeran utama, ternyata itu karena Avery mengerikan.
Tapi, aku bukan anak yang penurut hehe. Saatnya mencari cogan!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ayano
Atuh gimana
Wong jodohmu ada di situ 😏🤣
2023-04-09
0
Ayano
Wakakakakak
Serasa udah menang ya
2023-04-09
0
Ayano
Dendam amant keknya 🤣🤣
2023-04-09
0