Saat ini semua sedang berkumpul di meja makan, Kai dan Av juga sudah pulang, ditambah dengan Papa sebagai pelengkap.
Aira, ibu Av, di novel dikatakan bahwa dia telah meninggal dunia. Sebelum hamil Celesta, dia mengidap kanker payudara, pada saat mengetahui bahwa Aira hamil, Celos (Papa Av) yang mengetahui bahwa istrinya hamil pun khawatir jika akan semakin mempengaruhi kesehatan Aira.
Namun, Aira tetap ingin mempertahankan anaknya. Setelah Celesta lahir, Aira juga selamat, tapi setelah Celesta berumur sekitar 3 Minggu Aira wafat.
Dan untungnya Celos bukan orang sinting yang menyalahkan anaknya untuk hal itu, aku pernah membaca novel dimana seorang ayah yang menyalahkan anaknya atas kematian istrinya.
Dasar orang Gila! Mana mungkin seorang bayi kecil mau menyakiti seseorang.
"Kak, cokelat ku belum dibeliin loh, tadi kan kakak ada urusan dan nggak ingat sama Cokelat"
Kai memutar matanya dan terus menyendok sup ayam beserta sayur mayur ke piringku.
"Kak jangan masukin sup ayam! Ih, nggak suka. Jangan masukin kol nya, aku mau wortelnya aja"
"Makan semua Cel, jangan pilih-pilih."
Dasar Kai! Kali ini sangat tidak pengertian. Hmp! Menyebalkan. Aku melihat ke arah Av, lalu menatapnya penuh arti.
"Av, aku nggak mau"
"Kasih aku aja"
Baik. Kali ini Avery yang terbaik! Kai melihat Avery dengan tatapan malas, saat dia melihatku aku memalingkan muka. Hu! Aku ngambek.
Setelah pertengkaran kecil mengenai sup ayam dan sayur mayur, kami pun memulai acara makan malam yang berlangsung sangat sunyi! Ugh, aku tidak tahan. Terlalu sunyi.
"Pa, Cel mau bilang sesuatu"
Papa melihat ke arahku dengan mulut yang masih mengunyah, setelah menelan makanannya dia menghela nafas, "Makan dulu Cel, nanti kita bahas setelah makan"
Baiklah, aku makan dengan cepat sambil memindahkan sayur kol yang ada di piringku ke piring Av. Setelah selesai makan aku membahas tentang pembatalan pertunangan ku dengan Theodor.
Hmp! Dia pikir aku mau jadi tunangannya? Sebelum dia membatalkan pertunangan, aku akan mendahuluinya.
"Batalkan pertunangan? Kenapa Cel? Bukannya kamu yang mau bertunangan dengan putra dari keluarga Milles waktu itu"
Av tersenyum dengan rencana ku untuk membatalkan pertunangan, dia mendukungku dengan penuh semangat. Yah, wajar saja, dia yang memergoki Theodor berselingkuh. Sangat aneh malah jika Avery tidak menyetujui rencana ku untuk membatalkan pertunangan dengan Theodore Milles, si brengsek itu.
"Bagus Cel, akhirnya kamu sadar. Theodor, bajingan itu, kamu harus membatalkan pertunanganmu dengannya"
"Pa, Theodor tidak baik! Dia berani berselingkuh dengan wanita lain, dia kasar dan pemaksa. Tidak cocok untuk Cel"
Berbagai hasutan dari Avery yang pastinya berisi kejelekan-kejelekan dari seorang Theodor terus berlanjut, membuat Papa memutar bola matanya.
Ya, ya, ya! Bagus Av, ceritakan lagi keburukannya, memang Theodor adalah bajingan buruk rupa yang kasar dan pemaksa.
Papa setuju dengan rencana pembatalan pertunangan, aku lega! Merasa sangat senang dan bersemangat sampai rasanya ingin menyanyikan lagu "aku senang sekali, doraemon~" eh, kenapa jadi Doraemon sih.
Sekarang sudah aku pastikan bahwa aku harus menjauh sejauh-jauhnya dari makhluk yang bernama Theodor, dan pastinya tidak akan mengusik jalan cerita yang sudah penulis tentukan. Lalu kaku akan hidup damai tentram dengan sejumlah harga yang banyak, benar-benar kehidupan yang aku impikan.
Hidup bermalas-malasan tanpa melakukan apapun, tapi harta tetap mengalir dan bisa membeli apapun yang aku inginkan. Betapa indahnya hidup.
Tapi, tiba-tiba aku terpikirkan tentang kematianku yang mungkin bisa saja terjadi. Ih, mengerikan. Semoga saja Robin bisa berbaik hati melepaskan ku dan membuat rencana lain untuk mendapatkan Avery, mungkin dia bisa mencoba menculik Kai.
Baik, itu lelucon yang sangat tidak lucu, bagaimana mungkin Kai, seorang laki-laki dengan badan kekar dan tegap diculik oleh Robin. Meskipun bisa, tapi kemungkinannya sangat kecil, jika aku jadi Robin tentu saja aku lebih memilih menculik gadis lemah dan kecil seperti Celesta.
Masa bodoh! Sekarang akhirnya terbebas dari Bajingan Theodor!
**
Tidak!
Menyebalkan. Terbebas apanya!
Setelah mengetahui tentang pembatalan pertunangan, Theodor terus menggangguku dan mengikuti aku seperti penguntit. Menatapku dengan tatapan tajam seakan aku telah mengganggunya.
Seperti saat ini, dia bahkan mengikuti aku sampai ke toilet perempuan! Kalian tidak salah membaca, Theodor memang mengikuti sampai ke kamar mandi. Benar-benar mengerikan, aku tidak berani keluar. Ada orang gila di depan pintu kamar mandi! THEODOR SIALAN. Mana ada laki-laki gentle yang mengikuti seorang gadis sampai ke toilet perempuan, jelas bahwa si Theodor ini seorang bajingan mesum.
"Tuan muda Milles yang terhormat, apa yang kamu lakukan di depan pintu kamar mandi PEREMPUAN"
Aku berteriak dari dalam kamar mandi, tidak peduli jika banyak orang yang mendengar. Aku memang mengharapkan itu!
Aku berharap bahwa ada seseorang di luar sana yang bisa menghentikan kegilaan Tuan muda Milles ini.
"Keluar, Cel"
Tidak mau! Sialan. Bagaimana aku bisa keluar jika ada orang mesum di depan pintu toilet, bagaimana kalau dia macam-macam, aku mau menangis rasanya! Kai, Av tolong bantu aku. Handphoneku tertinggal di dalam kelas, tidak bisa menghubungi siapapun.
"Kalau mau bicara jangan di kamar mandi perempuan! Dasar tidak tau aturan, ini termasuk pelanggaran kamu tau"
Aku mencoba membujuk Theodor, tapi sepertinya otaknya tidak mau menerima kata-kataku. Aku hanya bisa berharap semoga ada orang yang mendengar suara ku yang cempreng ini, huhuuu Theodor keterlaluan.
"Keluar Cel, atau aku hancurkan pintu kamar mandi ini"
Silahkan! Paling tanganmu yang sakit, ugh dia bahkan tidak punya ABS dan tubuhnya kurus kering. Yah aku memang melebih lebihkan, tubuh Theodor tidak kurus kering, tapi tentu saja pasti belum cukup untuk menghancurkan pintu.
Saat ingin membalas perkataannya aku mendengar suara seseorang. Ya, seseorang! Ah akhirnya aku selamat dari bajingan ini!
"Hei, yang di sana, tolong bantu aku, tuan muda Milles menggila. Aku tidak tau mengapa dia kumat dan sampai mengikuti aku ke kamar mandi perempuan"
Namun hening, sangat hening. Bagaimana ini, apa orang itu sudah pergi? Lalu siapa yang akan menolongku!
"Keluarlah Cel, dia sudah pergi"
Itu bukan suara Theodor, suara itu lebih lembut dan kakiku yang sedari tadi gemetar akhirnya bisa tenang, dan sialnya kenapa air mataku mengalir! Sangat memalukan.
Huhuuu!
Aku membuka pintu, dan terlihatlah wajah Robin yang tidak tau kenapa sangat tampan! Aku malu! Pasti wajahku sangat buruk sekarang.
Wajahnya sangat panik, dia memelukku dan mengucapkan kata-kata penenang yang tentu saja tidak berguna untukku. Tubuh Robin sangat bagus, badannya sangat kekar, aku jadi tidak fokus untuk menangis.
"Tidak apa-apa Cel, dia sudah pergi"
Tidak perduli! Aku hanya ingin modus hehehe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
shichy
😂😂gak fokus nangis gara2 abs antagonis,
2023-04-11
3