Sepupu Theodor? Apa urusannya denganku?

Theodor tidak pernah menghampiriku lagi setelah kejadian di kantin, bagus deh hidupku jadi lebih tenang. Tapi dia terus menatapku dengan tatapan tajam setiap kali kami berpapasan, ditambah sekarang sepupunya yang terus mendekatiku entah ingin apa

Zurie adalah gadis dengan rambut cokelat dan mata almond, tubuhnya mungil dan pendek. Dia terus mengikuti aku sejak pagi tadi, ini benar-benar membuatku muak, ternyata seluruh keluarga Milles benar-benar menyebalkan.

"Kak Celesta, aku dengar kemarin kakak menjambak rambut Theodor ya? Hebat! Pria itu memang harus diberi pelajaran"

"Katanya dia pernah mengikuti kakak sampai ke kamar mandi perempuan? Wah, benar-benar keterlaluan!"

"Aku juga mendengar bahwa dia pernah bersikap kasar pada kakak, hmp! Dasar laki-laki jahat"

Ocehan-ocehan yang membuatku pusing kepala, tidak bisakah mereka meninggalkanku sendiri dan membiarkanku tenang? Sepertinya TIDAK!

Aku tatap dia yang terus mengoceh tidak berhenti bahkan tidak ingin mendengar jawabanku atas pertanyaannya, dia hanya berbicara sendiri. Aku sangat tidak ingin berada di dekat orang cerewet! Lihat saja gadis ini contohnya, tidak berhenti berbicara sedari tadi.

Aku yang sedang duduk memakan bakso di kantin bahkan tidak bisa makan dengan tenang, Av dan Kai sedang tidak di sini sekarang, mereka sedang mengadakan acara pentas seni yang akan diadakan oleh anak kelas tiga. Begitu juga dengan Theodor dan Robin, hal ini membuatku bisa bernafas dengan lega. Tapi ternyata tidak sampai Zurie, gadis cerewet ini terus mengoceh di depanku.

"Kamu mau apa sih? Kamu bertanya tanpa mau tau jawabanku, terus mengoceh di sini dan menggangguku! Kamu marah karena sikapku pada Theodor?"

Zurie yang mendengar perkataanku terlihat terkejut, hei, apa yang harus dikejutkan? Dia menatapku sangat bersemangat seolah serigala mendapat seonggok daging.

"Akhirnya Kakak merespon aku! Aku tidak marah sama sekali, aku bahagia karena kakak telah melakukannya. Theodor sedari kecil sangat menyebalkan! dia sering bersikap kasar, sombong, dan seenaknya"

Aku setuju! Theodor itu bajingan kasar dan sombong serta mesum. Aku mengangguk mendengar ucapannya yang menjelek-jelekkan Theodor, sebenarnya walaupun tidak di jelek-jelekin juga Theodor memang sudah jelek! Bercanda.

Maksudku sikap dan sifatnya itu yang jelek, sangat jelek! Sikap kasar dan pemaksanya itu sangat jelek, memangnya dia Raja di dunia ini ya? Sampai semua kehendaknya harus dituruti oleh siapapun.

Mungkin juga karena di rumahnya dia selalu dinomor satukan, jelas karena Theodor adalah pewaris dari keluarga Milles. Keluarga Milles itu patriarki, Celesta pernah melihat bahwa perlakuan antara anak perempuan dan anak laki-laki di keluarga Milles sangat berbeda.

Keluarga Milles tidak pernah setuju dengan yang namanya perempuan bekerja atau menempuh pendidikan tinggi-tinggi. Hah! Untung saja aku cepat tanggap dan membatalkan pertunanganku dengannya, mana bisa aku bertahan di keluarga patriarki seperti itu?

Sedari dulu aku hidup dengan Bapak dan Ibu yang sangat menjunjung tinggi pendidikan anaknya, aku anak satu-satunya yang tidak bisa dibanding-bandingkan dengan kakak adik, yah mungkin tanteku yang senang membanding-bandingkan aku dengan anaknya untuk mendapatkan rasa superioritas.

Tapi Bapak dan Ibu tidak pernah, Bapak sangat mendukungku menggapai cita-cita dan bahkan pernah bilang "Rin, jangan mau kalau di suruh hanya tinggal di rumah dan mengurus anak. Tersiksa batinmu Rin, setiap hari harus meminta uang kepada suamimu, iya kalo kamu dapat suami yang baik, pengertian, kaya, dan sayang keluarga. Kalau misalnya kamu dapat laki-laki bejat, egois, dan mementingkan diri sendiri, tersiksa Rin"

Ibu juga pernah bilang kalau jadi perempuan itu jangan lembek dan mau saja di rendahkan oleh laki-laki, kalau ada yang merendahkan ya lawan! Kalau bisa tendang masa depannya supaya dia tidak bisa bereproduksi lagi. Orang-orang seperti itu sering lupa asal-usulnya sebagai manusia itu darimana, yang merawat dan menyusuinya sedari kecil itu siapa.

Padahal yang sering terjadi, perempuan sedang sibuk mengasuh anak serta membersihkan urusan rumah dan laki-laki hanya mencari nafkah, saat diminta bantuan sedikit saja untuk menggendong atau memberi makan anak, laki-laki akan berkata "Yah, kamu dong, itukan tugasmu mengurus anak" atau saat anak bagi rapot dan diminta untuk orang tuanya datang pasti banyak laki-laki yang bilang "Loh, kenapa harus aku? itukan tugasmu, tugasku mencari nafkah"

Maksudku, hei! Membuat anak berdua, ya merawatnya juga harus berdua. Anak nggak cuman butuh sosok Ibu tapi juga sosok Bapak sebagai orang tuanya, kalau pengen enaknya saja nggak usah buat anak! Pasang KB nggak mahal tau! Padahal istri itu nggak bertugas sebagai pembantu rumah tangga.

Terlalu banyak laki-laki yang aku temui tidak bertanggung jawab dengan keluarganya, mereka berpikir tugas suami dalam keluarga hanya mencari nafkah. Padahal tugas dari suami yang sebenarnya ya menyejahterakan keluarga 'lahir' dan 'batin' tapi kalau modelnya begitu bagaimana bisa sejahtera batin?

Semoga saja aku tidak mendapatkan pasangan seperti itu deh, ih, amit-amit! Aku beruntung mendapatkan Bapak yang baik dan pengertian serta sayang keluarga, aku yang tidak bisa membersihkan rumah tidak pernah diprotes oleh Bapak, Bapak hanya pernah bilang "Rin, bersih rumah itu bukan tugas tapi kemauan. Kalau kamu tinggal sendiri nanti juga kamu bakalan mengerti, nggak ada orang yang mau tinggal di tempat tinggal yang kotor dan berdebu, pasti hatimu akan tergerak kalau sudah tinggal sendirian"

Atau Bapak bakalan bilang "Semoga anak Bapak sukses biar bisa menyewa pembantu" Hanya itu, aku memang tidak bisa melakukan pekerjaan berat seperti mencuci baju mengangkat barang dan sebagainya, tapi setidaknya bisa menyapu dan memasak.

Oke, kembali ke topik Theodor. Sepupunya ini sepertinya benar-benar tidak menyukai seorang Theodor Milles, terlihat dari dia yang sedari tadi menjelek-jelekkan Theodor dengan penuh semangat. Sepertinya aku mendapatkan teman baru!

"Oh, kamu nggak suka Theodor ya? Bagus deh, orang yang suka Theodor pasti nggak waras" ucapku sambil kembali memakan bakso.

"Tapi kan kakak suka sama Theodor dulu"

uhuk! SIALAN! Kenapa aku sering sekali tersedak sih? Aku menatap Zurie kesal, sedangkan pelaku dengan cepat mengambilkan ku minum. Sudah tiga kali aku tersedak, sepertinya makan bakso adalah sesuatu kesialan.

"Kamu kalau ngomong waktunya nggak tepat"

"Maaf deh kak, mana aku tau kalau kakak bakalan terkejut seperti ini"

Zurie memandangku dengan permintaan maaf, ya sebenarnya ini bukan salahnya. Aku hanya terkejut karena perkataannya, tentu saja terkejut karena bukan aku yang menyukai Theodor! Tapi Celesta, dia memang bodoh karena menyukai laki-laki seperti Theodor.

"Mungkin aku memang bodoh dulu atau mungkin Theodor pakai pelet dan sekarang peletnya lepas, ah sudahlah jangan membahasnya. Mood ku jadi rusak"

Percakapanku dan Zurie terhenti setelah aku tersedak, bakso yang aku pesan tadi tidak lagi aku sentuh karena takut sial, bel juga berbunyi membuat kami harus kembali ke kelas. Semua pembicaraan tentang Theodor sangat menyenangkan, maksudku menyenangkan saat menjelek-jelekkannya! HAHAHAHA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!