Setelah pertunanganku dan Theodor dibatalkan, tidak pernah sekalipun aku melihat tampang jelek Theodor lagi. Dia seolah-olah menghilang dari bumi, mungkin pindah ke mars. Bercanda.
Dia tidak lagi mengikuti aku seperti anak bebek yang mengikuti buntut induknya, tentu saja aku senang! Kehidupan sekolahku jadi damai, nyaman, dan tentram tanpa adanya gangguan-gangguan dari lalat pengganggu.
Bukan hanya Theodor, Robin juga ikut menghilang ditelan bumi. Setelah dia menyelamatkanku dari Theodor beberapa hari yang lalu, dia tidak pernah lagi muncul di hadapanku. Ah, padahal aku ingin melihat tubuh seksinya itu. Setelah hasil pengamatanku beberapa hari di dunia novel ini, Robin bukanlah orang jahat yang harus terlalu aku waspadai untuk sekarang ini.
Kenapa? Yang pertama karena dia memberiku cokelat, yang kedua dia mungkin belum tertarik untuk menculik aku, dan yang ketiga entah kenapa dia tidak terlihat tertarik pada Avery.
Lupakan soal mereka berdua, aku sangat menyukai kehidupanku sekarang. Tidak ada lagi sindiran menyakitkan hati yang berasal dari tanteku, tidak ada lagi kata-kata pembanding yang aku dengar, dan tidak ada lagi harapan orang tua yang menjadi bebanku. Papa bukan orang yang terlalu ketat dengan nilai anaknya, terlebih lagi aku, yang sudah mempelajari semua materi yang membuat sakit kepala ini, tidak mungkin mendapatkan nilai yang jelek. Lumayan, meski tidak bagus.
Kai dan Av yang menyayangiku dan memberikan apapun yang aku minta, kehidupan ini seperti surga!
Itu yang aku pikirkan sebelum Theodor mendatangi mejaku. Aku sedang makan di kantin ditemani oleh Av dan Kai beserta pacar Av seperti biasa, tapi tiba-tiba seseorang kembali duduk di kursi di depanku saat aku sedang makan bakso!
Sialnya aku tersedak lagi, kenapa para pemeran di novel ini tidak bisa membiarkanku tenang sih! Tidak bisakah mereka datang dengan tenang dan tanpa kejutan seperti ini? Dua kali! Aku sudah dua kali tersedak bakso sejak aku memasuki novel ini.
Bisa-bisa aku mati saat yang ketiga terjadi.
Untung saja Kai yang di sebelahku dengan cepat menuangkan air ke gelas dan menyerahkannya padaku, dia membantuku minum sambil mengelus dan menepuk-nepuk punggungku.
Theodor yang duduk di hadapanku tidak sedikitpun merasa bersalah setelah membuatku tersedak, benar-benar menyebalkan! Kenapa aku harus melihat wajah busuknya lagi.
"Kamu membuat adikku tersedak Tuan muda Milles!"
Kedua alis pria itu menyatu seolah berkata 'kenapa itu jadi salahku?' Theodor bajingan! Akan aku jambak rambutmu. Tidak, tentu saja aku tidak melakukan itu sekarang, aku masih terbatuk-batuk karena tersedak dan seluruh tubuhku lemas karena terkejut.
Bagaimana aku bisa menjambak rambut Theodor dengan keadaan tidak stabil ini? Bisa-bisa aku kalah duluan darinya. Akhirnya aku berhenti batuk lalu menatap Theodor dengan tajam.
"Apa sih maumu? Jangan menggangguku, pertunangan kita sudah selesai seperti yang kamu mau. Jadi jangan muncul dihadapan aku deh, hormon -hormon cinta yang ada padaku kini berada di level paling rendah!"
Benar, kalau Theodor mengerti dan belajar biologi dia pasti tau apa yang aku katakan, dia seharusnya sadar kalau rasa memiliki dan keintiman yang aku berikan padanya sudah tidak berlaku lagi! kecuali kalau dia bodoh.
Kai dan Galih (Pemeran Utama dalam novel Avery like a fairy) tertawa ketika mendengar perkataan ku, Av sepertinya tidak fokus pada perkataanku dan malah melototi Theodor. Sedangkan Theodor yang tidak tau malu tetap duduk seolah perkataan yang aku katakan tadi tidak mengganggunya sama sekali. Menyebalkan!
"Sepertinya kamu nggak mengerti bahasa manusia"
Aku berdiri lalu menjambak rambutnya, rasakan! Dia tidak mau mendengarkan kata-kata baikku, jadi kita gunakan saja cara kasar. Aku tidak peduli jika banyak pasang mata melihat, aku hanya ingin melampiaskan kekesalanku pada Theodor. Kai dan Av bahkan tidak menghentikan aku, Av malah berdiri bersorak untukku sedangkan Kai hanya menatap mengawasi hanya Galih yang tadinya ingin menghentikan ku namun dihalangi oleh Av.
Theodor, bajingan itu menggenggam tanganku dengan kuat membuatku kesakitan. Sial, sangat sakit sehingga aku berteriak. Dia berhasil melepaskan tanganku yang menjambak rambutnya dan masih menggenggam tanganku dengan sangat kuat. Kai yang melihat itu langsung turun tangan dan memaksa Theodor melepaskan tanganku lalu dia memelintir tangan Theodor yang telah melepaskan tanganku.
Kasar! Tanganku jadi merah tau.
Aku benar-benar tidak ingin memiliki suami, tunangan, pacar, sahabat, teman, bahkan kenalan sepertinya! Hanya akan mempersulit hidup. Kenapa Theodor harus mengusikku sih? Pertunangan kami telah batal seperti yang dia inginkan, aku juga tidak pernah mengganggu dia, aku bahkan berusaha agar tidak memperlihatkan wajah cantikku ini dihadapannya. Tapi Theodor tetap saja menggangguku.
"Kasar! Untung saja pertunanganku dan kamu sudah batal, aku tidak akan mau memiliki tunangan kasar dan mesum sepertimu!"
Wajah Theodor menjadi jelek, rahangnya mengeras dia berusaha mendekatiku lagi namun gagal karena Kai telah memegang kerah bajunya. Hahaha, Theodor pasti tidak akan berkutik jika Kai telah bertindak, aku memandangnya mengejek membuat Theodor semakin kesal.
"Aku tidak kasar dan mesum"
"Di lihat darimana pun kamu itu kasar dan mesum! kamu mengikuti aku sampai ke toilet perempuan, lalu kamu membuat lenganku merah, lihat ini! Oh, satu lagi, kamu itu pemaksa"
Semua orang memandangi kami seolah-olah kami ini sedang melakukan pertunjukkan drama teater, biarkan saja, biarkan mereka tau tindakan bejat dari seorang Theodor Milles. Banyak orang yang rela menjadi korban kekerasan atas nama cinta, omong kosong! Pasangan mana yang akan menyakiti orang yang dicintainya? Tidak masuk akal jika dia mencintai kita namun dia menyakiti kita.
Rela berkorban demi orang yang kita cintai, konteks dari rela berkorban ini beda dengan korban kekerasan. Sama seperti rela berkorban demi Negara, kita rela melindungi Negara kita dari penjajah yang ingin merusak Negara, tapi bukan berarti kita rela disakiti dan dikhianati oleh Negara kita sendiri kan?
Begitu juga dengan rela berkorban demi orang yang kita cintai, kita rela melakukan apapun untuk membuatnya bahagia. Itu maksud yang sebenarnya dari pernyataan tersebut, bukannya malah rela dipukuli dan disiksa oleh orang yang kita cintai. Ingin aku sampaikan kepada para wanita di luar sana, jangan sampai kalian dibodohi oleh yang namanya 'cinta' telaah lagi apakah itu benar-benar cinta?
Celesta yang bodoh rela menjadi korban dari segala kekerasan dan hinaan dari seorang Theodor menurutku adalah orang yang bodoh, dia memiliki keluarga yang menyayanginya, dia tidak mendapatkan tuntutan apapun dari keluarganya, dia tidak memiliki tante yang menyebalkan yang terus membandingkan Celesta dengan anaknya, dan dia tidak punya tugas skripsi! Apa yang sebenarnya dia cari dari seorang bajingan seperti Theodor?!
Oke, aku mengerti bahwa ini adalah kebodohan masa muda, tepatnya kebodohan remaja labil yang masih keliru soal membedakan yang benar dan yang salah. Tapi tetap saja, mana mungkin dia tidak tau bahwa kekerasan adalah hal yang salah.
Theodor pergi setelah mendengar perkataanku, namun tatapannya padaku seolah ingin menusukku kapan saja. Menyeramkan, aku jadi merinding melihat tatapannya. Biarkan saja, yang penting bajingan itu sudah pergi jauh dari hadapanku, jika dia tetap di sini untuk waktu yang lama mungkin aku akan menderita diare.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ayano
Bener banget
2023-04-09
1