Dini hari, Ariana terbangun sekitar jam 1 pagi. Ariana membuka matanya dan mendapati dirinya masih di ruangan santai milik Arandra. Ia menoleh kesana kemari mencari keberadaan Arandra.
"Kok, aku malah disini. Apa tadi gak diantar pulang? Oh iya, tadi, kan nonton film, terus kayaknya aku ketiduran. Ah... Bodo ah! Tidur lagi aja!” Ariana kembali berbaring di sofa tanpa ia sadar Arandra melihatnya dari ambang pintu sambil memegang satu botol minuman wine.
Arandra terus memandangi Ariana. Entah mengapa ia justru terjebak dengan perjodohan orang tuanya dan harus menerima perjodohan tersebut. Dirinya mencoba menerima Ariana, akan tetapi bagaimana dengan kekasihnya yang selama ini sudah menjalin kasih dengannya sekitar 3 tahun. Arandra begitu delema dengan semuanya. Disisi lain ia harus patuh dengan orang tuanya, disisi lain ia mencintai kekasih, Felly.
Arandra kemudian masuk dan menghampiri Ariana yang sudah tertidur kembali. Ia memandangi wajah polos Ariana lalu perlahan mengusap lembut rambutnya.
"Maafkan aku jika nanti aku tidak bisa mencintaimu atau membalas perasaanmu. Aku melakukan ini semua demi orang tua,” batin Arandra kemudian meminum winenya kembali.
Arandra duduk di bawah dekat Ariana berbaring di sofa. Ia kembali menengak minuman yang membuatnya sedikit mabok. Tak lama ia pun sudah tidak sadarkan diri dan tertidur di dekat Ariana.
Pagi harinya pak Danu justru mendapati mereka berdua tidur disofa yang sama dan saling berpelukan. Entah bagaimana Arandra bisa berpindah disamping Ariana. Pak Danu hanya tersenyum saat melihat anak dan calon menantunya, yang ia duga sudah saling dekat, bahkan seperti tidak bisa di pisahkan.
“Dasar anak muda, katanya gak mau! Tapi ini malah seperti tidak bisa di pisahkan.” gumam pak Danu, kemudian beliau pun menutup pintunya kembali dan membiarkan mereka berdua tidur, menikmati hari libur sekolah.
Alarm jam tangan Arandra berbunyi, ia pun membuka dan melihat Ariana masih terlelap di pelukannya. Ia pun mengingat-ingat kapan ia tidur di samping Ariana.
"Kenapa aku tidur meluk dia,” batin Arandra sambil melepaskan pelukan Ariana. Ia bangkit dan duduk sambil melihat wajah bantal tunangannya itu.
Arandra bangkit dan keluar menuju ruang makan. Sesampainya di ruang makan, ia terkejut melihat sang Mama dan Papanya sedang asyik mengobrol sambil minum teh.
"Pagi, Ma, Pa!“ sapanya lalu mengambil gelas dari tempatnya lalu menuangkan air yang sudah di sediakan sang Mama di meja makan dan duduk bersama di kursi meja makan.
"Pagi, Tidak terjadi sesuatu tadi malam?” tanya pak Danu menggoda sang anak.
“Apa sih, Pa. Tadi malam kami hanya nonton dan tertidur di sofa.” Arandra lalu meminum air putihnya.
"Sabar, malam Rabu nanti kalian sudah sah suami Istri.”
Arandra hanya diam, sebab saat ini ia berencana menemui sang kekasih, Felly. Arandra juga bingung harus menyampaikan apa pada Felly tentang perjodohannya, ia juga tidak ingin menyakiti wanita yang ia cintai beberapa tahun terakhir ini.
"Huam...! Pagi, om, Tante!” sapa Ariana tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Arandra, bahkan tak sungkan menarik gelas Arandra dan meminum airnya.
"Yang sopan!” pekik Arandra melihat Ariana.
"Ini bukan di sekolah Pak guru, sayang!” goda Ariana yang sudah mulai berani dengan calon suaminya tersebut.
Arandra melihat Ariana datar. Namun, ia sekali lagi membiarkan Ariana berbuat sesukanya dan memberikan waktu untuk membuat dirinya juga bisa menyukai Ariana.
"Kalian cepat sekali akrab?” Ujar Pak Danu.
"Begini Om, Pak Aran itu cuma malu-malu meong, sebenarnya Pak Aran juga suka sama Riana!” ucap Ariana dengan percaya dirinya dan tidak peduli dengan tatapan Arandra yang geli dengan pernyataannya.
"Ya sudah, Itu baju ganti kamu, Tante bawakan untukmu.” Bu Rena menunjuk dua koper yang ada di ruang tengah.
"Hah? Dua koper, Tante?”
“Iya, kan. Lusa kamu sudah tinggal disini. Sudah jadi istri gurumu yang galak itu!” Bu Rena tertawa kecil.
"Kemarin Mama kamu yang siapkan semuanya. Buku-buku, seragam sekolah kamu ada di koper.”
“Mama sudah seperti mengusir anak perempuannya,” pekik Ariana kemudian bangkit dan mengambil kopernya.
Ariana membawa koper tersebut ke kamar yang ditunjuk Arandra saat pertama kali datang. Pak Danu mengerutkan dahinya saat melihat Ariana ke kamar yang berbeda, bukan kamar Arandra.
"Lebih baik dia di kamar itu, biar nanti bisa konsentrasi belajar dan mempunyai privasi!” seru Arandra sebelum Pak Danu memprotes kenapa Ariana di kamar tamu.
"Tapi nanti, kan dia istri kamu, Ndra! Masak tidur masing-masing,” sela bu Rena
"Mama mau dia hamil sebelum lulus sekolah!”
Pak Danu pun tertawa mendengar kalimat anaknya, Sepertinya sang anak memang juga suka dengan Ariana.
"Itu artinya kamu juga suka dengan Ariana, kan?” goda Pak Danu.
"Gak!”
“Halah, nanti klu udah sah juga kamu hajar? Rugi kalau gak?” sambung Bu Rena memprovokasi.
Arandra hanya diam dan bangkit dari duduknya dan menyusul Ariana ke kamar. Arandra melihat Ariana sedang menyusun bajunya di lemari begitu Rapi. Arandra mengira Ariana tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga.
"Astaqfirllah! Bapak bikin kaget aja!” Ariana terkejut melihat Arandra saat tiba-tiba berdiri dibelakangnya.
"Rapi?” puji Arandra melihat susunan baju Ariana.
"Bapak pikir saya tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Semua saya bisa, pak! Walau Mama dan Papa sibuk dan tidak sempat mengajari saya, tapi saya berusaha belajar dari Bibi di rumah. Kata Bibi, perempuan itu harus bisa ini dan itu, karena tidak selamanya kita atau orang tua kita berada di atas. Mungkin saat ini ada pembantu yang membantu pekerjaan rumah. Tapi kita tidak tahu kedepannya seperti apa.”
“Gak tanya!” balas Arandra datar dan langsung meninggalkan Ariana.
"Ngeselin ya jadi orang!” Ariana reflek melempar Arandra dengan Penutup dadanya dan mengenai tengkuk sang guru.
Arandra berhenti dan melihat benda yang dilempar Ariana. Ariana sedikit takut saat tahu apa yang ia lempar. Kenapa ia tidak melihat apa yang ia lempar. Arandra mengambil penutup dada milik Ariana dan melihatnya, lumayan cukup besar untuk ukuran gadis SMA seperti Ariana. Arandra kembali mendekati Ariana sambil menenteng Penutup dada tersebut. Arandra menganggap Ariana sudah menggodanya.
Perlahan Arandra berjalan mendekati Ariana sampai Ariana tersudut ditembok di dekat lemari. Arandra mengunci dengan satu tangannya yang ia tempelkan ke tembok dan satu tangannya menenteng penutup dada milik Ariana yang berwarna hitam.
"Apa kau sedang menggodaku?” tanya Arandra melihat Ariana dengan tatapan penuh selidik dan ingin tahu apa gadis didepannya ini pura-pura polos atau sebaliknya. Namun, gadis tersebut memejamkan matanya karena wajah Arandra begitu dekat dengan wajahnya.
"Maaf, pak! Saya tidak sengaja. Habisnya Bapak sedikit ngeselin. Saya, kan cuma ingin menunjukkan sisi baik saya, supaya Bapak suka sama saya.” Ariana menjawab dengan masih menutup matanya.
“Alasan!” Arandra kemudian memundurkan wajahnya lalu berjalan keluar dan masih membawa penutup dada milik Ariana.
Ariana membuka matanya dan melihat Arandra membawa barang miliknya,“ Pak, kacamata saya mau dibawa kemana?”
Arandra pun melemparkan kebelakang begitu saja dan menyembunyikan rasa malunya. Sedangkan Ariana hanya tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R◇Adist
lah klo kmu udh punya pacar slem 3tgun knp g coba kenalin ma ortu dan ajak nikah.. eh klo itu terjadi yg ad kmu g bkln dijodohin m riana y🤣🤣🤣
2023-05-17
1
kano
yaampun Andra pacaran 3tahun itu lama lhooo,kenapa ga pernah diajak Main kerumah biar orangtuamu tahu, kalau sudah begini gimana inih, pernikakah mu sama riana sudah didepan mata
2023-05-03
0
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
salah sendiri gak dikenalkan dengan orangtuanya
2023-04-15
1