Ariana melihat kanan dan kiri saat ingin menyeberang jalan. Saat ini Ariana sedang menuju sebuah mall yang ada Jakarta. Ia datang sendirian dengan menaiki angkot. Ariana masuk kedalam mall dan langsung ke store perhiasan yang di tunjuk keluarga Arandra.
“Maaf Tante, saya terlambat!” ujar Ariana pada Mama Arandra dan langsung menyalaminya.
"Loh ... Andra, mana?”
"Gak tau Tante, Riana naik angkot, soalnya mobil Riana masih di bengkel. Saya pikir pak Aran sudah sampai lebih dulu. soalnya tadi pulang, Pak Aran jalan duluan.” Ariana kemudian duduk di sebelah Mama Arandra, Bu Rena.
"Anak itu benar-benar!” grutu Bu Rena. Sungguh tega sang anak membiarkan calon tunangannya datang naik angkot, sedangkan sang anak enak-enak di mobil ber-AC.
“Ya sudah, Kamu sudah makan?” tanya Bu Rena.
Sudah, Tante. Tadi sebelum istirahat jam kedua, Ariana makan di kantin sekolah.”
"Hai, Ma! Maaf terlambat!” seru Arandra tiba-tiba datang dengan santainya.
"Kamu ya! Bukannya Riana diajak satu mobil. Ini malah biarin naik angkot.
"Sudahlah, Ma!” pekik Arandra. lalu duduk di sofa satunya.
Ariana sekilas melihat Arandra, Ia mengerti sudah pasti gurunya itu malu mengajaknya satu mobil. mungkin saja takut ketahuan banyak murid dan dewan guru lainnya. Sama halnya dirinya, walau ia senang sebentar lagi akan menjadi tunangan sang guru, bahkan mungkin sebentar lagi akan menikah.
"Permisi, Nyonya. Ini beberapa koleksi cincin edisi terbatas untuk pertunangan dan pernikahan yang kami miliki. Silahkan di pilih. Oh iya, apa ini calon putra Anda Nyonya?” Pelayan tersebut melihat Ariana dan tersenyum ramah.
"Iya, ini calon menantu saya. Cantik, kan Mbak?”
"Cantik, Bu! Putra Anda tidak salah memilih.”
Arandra sekilas melirik Ariana yang tersenyum ke arah pelayan tersebut. Memang tidak diragukan lagi Ariana memang cantik dan manis, Namun, yang tidak di sukai Arandra dari Ariana yaitu sikapnya yang bar-bar. Sampai-sampai satu Minggu sekali di panggil guru BK.
"Ayo sayang, kamu yang pilih. Pilih yang kamu suka.” Bu Rena menyuruh Ariana memilih cincin yang sesuai seleranya.
"Em ... semua bagus. Jadi bingung Tante! Ariana tertawa kecil sambil melihat kotak cincin besar dan cincin tersebut berjajar rapi di tempatnya.
Arandra diam-diam juga melihat kotak cincin tersebut dari tempat duduknya, lalu ia melihat cincin yang sederhana dan menurutnya cocok di jari manis Ariana. Ia juga tidak menyukai jika cincin tersebut terlalu besar, sebab Ariana masih anak sekolah.
“Ini saja!” Ujar Arandra sambil mengambil salah satu cincinnya lalu meletakkan di depan Ariana.
Bu Rena mengerutkan dahinya, kenapa sang anak memilih cincin yang begitu sederhana, bahkan tidak menunjukkan kemewahan yang identik dengan keluarganya.
"Kenapa pilihan kamu seperti ini, Mama tidak suka. Untuk calon menantu Mama itu harus yang seperti ini!” Bu Rena mengambil cincin yang banyak mata berliannya di pinggirnya.
"Mama, Dia kan masih sekolah. Apa kata temennya nanti kalau di sekolah dia memakai cincin yang banyak berliannya. Belum lagi dia itu ceroboh. Sudah itu saja. Atau tidak sama sekali.”
"Eum ... ya sudah Tante, Ini saja. pilihan Pak Aran juga bagus kok.”
"Kamu ini, iya-iya aja, belum jadi istri sudah nurut sama calon suami.”
"Kan sudah seharusnya Tante!” Ariana tertawa kecil.
"Tante tambah suka sama kamu, Riana. Kamu itu penurut! Kan, gak salah Mama jodoiin kamu sama Riana, Ndra!”
"Terserah Mama. Kalau milihnya sudah selesai, Aku mau pulang.” Arandra bangkit dari duduknya.
"He ... di coba dulu! Buru-buru mau kemana. Selesai ini kamu antar Riana pulang atau sama jalan kemana, biar saling kenal!”
"Maaf, Ma. Andra banyak pekerjaan. Ini sudah pas di jariku.” Arandra mencoba pasangan cincinnya, setelah cocok ia meletakkan di meja.
"Aku pergi dulu!” Arandra kemudian meninggalkan sang Mama dan Ariana begitu saja.”
“Benar-benar anak itu! Buat malu saja!” grutu Bu Rena.
"Tidak apa-apa, Tante. Riana bisa pulang sendiri. Soalnya selesai ini, Riana mau ke bengkel ambil mobil.” Riana mengusap lengan Bu Rena.
“Maafkan Andra ya, Ri."
"Tidak apa-apa. Tapi saya bingung Tante. kenapa Tante dan Om, panggil Pak Aran, dengan sebutan beda-beda? Soalnya kalau di sekolah di panggil Pak Aran!”
Bu Rena tersenyum kemudian menyuruh pelayan membereskan kontak perhiasannya, dan meminta pilihan sang anak untuk di buatkan bill-nya.
"Iya, kalau om kamu, manggilnya Ndra! kalau Tante, Andra! Kan, namanya Arandra, bisa Aran, Andra, Ndra. ”
"Oh, begitu. sama seperti saya Tante, di panggilnya beda-beda. Riana, Ana, Ari, Ria. Tapi lebih sering Riana.”
"Berarti kalian jodoh!” Keduanya tertawa kecil, para pelayan store perhiasan tersebut pun ikut tertawa, Mereka senang dengan keakraban calon mertua dan menantu tersebut.
"Nyonya, ini barangnya dan ini bill-nya,” ucap Pelayan memberikan tagihan dan paper bag berisikan kotak cincin Ariana dan Arandra.
"Ok!” Bu Rena mengeluarkan kredit cardnya lalu memberikannya pada pelayan.
Setelah selesai membayar, Ariana pamit pulang. Ariana tidak langsung pulang ke rumah, Ia mampir ke bengkel mobil untuk mengambil mobilnya. Saat di bengkel ia tidak sengaja melihat Arandra bersama seorang wanita sedang melihat-lihat koleksi mobil. Namun, Ariana hanya melihat Arandra yang tampak begitu akrab dengan wanita tersebut.
Ariana terus melihatnya dari kejauhan, ada rasa cemburu dan kesal, rasanya ingin marah. Akan tetapi ia takut Arandra semakin tidak menyukainya. Semua rasa amarahnya ia tahan.
"Non, mobilnya sudah di depan,” ujar pegawai bengkel pada Ariana yang duduk di sofa.
"Oh, iya. Terima kasih. Bilang sama om Arjuna. Tagihan minta sama Papa ya.”
"Siap, Non. Nanti bagian staf kami akan menghubungi papa, Non.”
"Permisi, pak. Dan terima kasih.” Ariana kemudian keluar, Namun, sebelum itu ia melihat sekali lagi ke arah Arandra, yang kini juga melihatnya.
Ariana menghentakan kakinya lalu keluar dengan begitu kesal. Arandra hanya tersenyum sinis melihat Ariana. Arandra masa bodo' jika Ariana cemburu. Baginya perjodohan tersebut bukanlah keinginannya.
"Dasar semua laki-laki sama saja!” Ariana kesal dan menggerutu di dalam mobil sambil menekan klakson Beberapa kali. Tetapi semua orang mengira Ariana sedang mengetes mobilnya. Setelah itu ia melaju dengan kencang.
"Awas Arandra! Kau akan bertekuk lutut padaku suatu saat nanti. Tunggu tanggal mainnya.” grutu Ariana lagi.
Sementara itu Arandra yang melihat Ariana yang begitu kencang mengendarai mobilnya pun hanya menggelengkan kepalanya. “Anak-anak jaman sekarang. Susah diatur. Kayak gitu di jodohin sama aku!” batin Arandra yang tidak habis pikir dengan orang tuanya. bisa-bisanya menyukai gadis seperti Ariana sebagai menantunya. Entah apa yang istimewa dari Ariana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
kano
cemburu nieee,, sabar riana itu pak andra cuma mau ngetes kamu aza kok
2023-05-03
0
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
kalau sudah punya pacar kenapa gak dikenalkan sama orangtuanya
2023-04-14
0
⏤͟͟͞R◇Adist
nah snagt ri kamu pasti bisa buat andra terbucin bucin ma kamu
2023-04-10
0