"Eh, Daniar. Riana kok gak masuk sekolah ya dua hari ini, dari kemarin hapenya susah juga di hubungi. Kenapa anak itu ya?” tanya Rasty saat bel masuk belum berbunyi dan mereka masih di lorong sekolah.
"Iya, Rasty. Aku juga hubungi hapenya dan kirim pesan juga gak di bales cuma dibaca aja.”
"Jangan-jangan doi sakit, atau alerginya kumat. Tapi, Nar. kamu curiga gak sih sama Ariana dan pak Aran, sepertinya mereka ada hubungan khusus. Aku tidak sengaja melihat Ariana pakai cincin sama seperti punya Pak Aran?”
"Cincin? Heh... tokek! Mereka itu orang kaya, punya langganan toko perihasan sendiri, ya wajar kalau cincin mereka itu sama, sedangkan yang di pasar aja banyak yang sama.”
Rasty menepuk lengan Daniar, Rasty begitu gregetan dengan kepolosan Daniar. "Ih ... kamu ngerti gak sih maksudku? Maksudnya itu Riana pacaran sama pak Aran, atau bisa jadi mereka udah tunangan, makanya pakai cincin yang sama.”
Daniar melihat Rasty dan mulai mengerti maksudnya. “ Jadi maksud kamu Ariana Meta Cantika salim, tunangannya Pak Aran?” tanya Daniar pelan.
"Kemungkinan. Lihat saja dua hari ini mereka berdua tidak masuk ke sekolah.”
"Tapi kita harus cari tahu dulu kebenarannya. Kalau salah bagaimana? soalnya hubungan guru dan murid, kan sensitif!”
“Hem ... pantas saja waktu Ariana traktir temen-temen sekelas tatapan Pak Aran sama Riana berbeda waktu di kantin.”
"Daniar!” panggil Fathan sambil mengangkat tangannya. Fathan berlari menghampiri Daniar dan Rasty.
"Apa, Fath? Tumben samperin kita-kita. Biasanya gak pernah kalau gak ada Riana?” tanya Rasty sedikit sinis, sebab Fathan mendekati mereka jika ada maunya, terlebih saat ada Ariana.
"Kau ini, sensian! Itu, em ... Riana kemana dua hari gak masuk sekolah?” tanya Fathan.
"Kita juga gak tahu! Hapenya dua hari ini juga tidak aktif!” balas Daniar lalu menarik Rasty untuk segera ke kelas.
"Tunggu!” Fathan mengikuti langkah mereka.
"Bagaimana pulang sekolah nanti, kita ke rumahnya!” ajak Fathan ingin pergi ke rumah Ariana.
"Lihat saja nanti. Aku masih ada les pulang sekolah!” Daniar terus melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Disisi lain acara pernikahan Arandra dan Ariana tengah berlangsung. Ariana tampak cantik dengan kebaya pengantinnya, walau acara dihadiri keluarga kedua belah pihak saja, tidak mengurangi rasa kebahagiaan Ariana yang bisa bersanding guru idolanya sekaligus anak dari sahabat sang Papa dan Mamanya.
Sedangkan Arandra masih tampak ragu dengan pernikahan yang tidak ia inginkan, akan tetapi demi orang tuanya, ia harus menerima kenyataan, jika muridnya itu nanti yang akan terus hidup bersamanya, Melahirkan anak-anaknya dan menua bersama. Apakah ia mampu menjalaninya tanpa cinta?
“Ndra,” panggil sang Mama pelan pada Arandra yang sedang berdiri di depan cermin sambil merapikan kerah kemejanya. Arandra menoleh dan melihat Mamanya sedang menghampirinya.
"Sudah siap?” tanya Bu Rena tersenyum melihat putranya yang tampan dengan setelan jas pilihannya sendiri.
“Hm,” jawab Arandra datar sambil mengancingkan jasnya.
"Kamu itu anak Mama paling tampan!” puji Bu Rena.
"Anak lelaki Mama, kan cuma Andra, Ma!”
"He, he! Lupa!” Bu Rena tertawa kecil sambil mengusap lengan sang anak.
“Ya sudah, acara sudah mau dimulai, pak penghulu dan Papanya Riana sudah menunggu dimeja penghulu.”
Arandra menghela nafas panjang lalu melihat Mamanya, senyum mamanya begitu bahagia memiliki menantu Ariana.
Arandra melangkah keluar dari kamarnya didampingi bu Rena. Wajahnya begitu datar tanpa senyum, sebab ia pun gugup harus menghadapi situasi yang tidak ia inginkan.
Arandra duduk di kursi di sebrang meja penghulu dan papa Arandra dan sebelah kanan kirinya adalah saksi dari pernikahannya yaitu Aris dan Omnya yang seorang dokter.
Ijab kabul pun di mulai dengan perasaan gugup Arandra menyambut ucapan pak Johan. Papa Ariana.
"Saya terima nikahnya dan kawaninnya Ariana Meta Cantika salim binti Johan Salim dengan mas Kawin tersebut dibayar tunai!”
"Sah?”
"Sahhhh!!!” seru semua yang hadir. Semua orang mengucap syukur termasuk Ariana yang masih di kamar. Ia bahagia sampai memeluk sang Mama.
"Ma, aku sudah jadi seorang istri. Istri Pak Aran.”
“Iya, jadi istri yang baik dan belajar yang rajin. Mama harap Andra bisa menjaga kamu saat Mama dan Papa kembali ke luar negri untuk beberapa tahun ini, karena pekerjaan. Kakakmu juga harus mengurus perusahaan dan anak istrinya.
"Iya, Ma. Riana janji jadi istri yang baik dan patuh sama suami.” Mereka berdua pun berpelukan.
Tak lama Ariana pun keluar ditemani sang Mama, Ariana begitu cantik seperti bukan Ariana. Arandra terpaku melihat Ariana yang dimatanya saat ini sungguh berbeda. Menjelma bagai wanita dewasa.
Ariana berdiri dihadapan Arandra dan tersenyum. Pak penghulu mengarahkan Ariana untuk menyalami Arandra untuk pertama kalinya sebagai suami istri. Setelah itu penghulu memerintahkan Arandra memberikan mas kawinnya pada Ariana dan memasangkan cincin pernikahannya, setelah itu Arandra mencium kening sang istri. Kemudian Arandra dan Ariana menandatangani semua berkas pernikahannya.
"Selamat atas pernikahan kalian berdua. Semoga bahagia selalu dan di beri keturunan Soleh dan Sholehah. Ini buku pernikahan kalian.” pak penghulu memberikan buku pernikahannya pada Arandra.
"Terima kasih, Pak!” balas Arandra datar dan tersenyum tipis.
Setelah Acara ijab Kabul selesai, Mereka mengabadikan momen tersebut. Satu persatu keluarga berfoto bersama setelahnya mereka makan bersama. Namun, saat acara jamuan berlangsung Arandra pamit setelah mendapat pesan dari ponselnya.
“Maaf, saya harus pergi!” ujar Arandra lalu bangkit dari duduknya.
Ariana dan semua keluarga melihat ke arah Arandra. Ada apa gerangan, kenapa tiba-tiba ingin pergi?
"Ada urusan apa, Ndra?” tanya pak Danu?
"Ada sedikit urusan.”
"Urusan apa? Urusan sekolah? Semua urusnmu sudah papa selesaikan. Papa sudah memberitahu kepala sekolah jika kamu hari ini menikah dengan Ariana dan hanya kepala sekolah yang mengetahui pernikahan kalian.”
"Bukan urusan sekolah?”
"Urusan Felly?” sambung Ariana santai sambil memakan makanannya dan semua mata tertuju pada Ariana termasuk Arandra yang sedikit syok nama mantan pacarnya itu disebut.
"Kenapa semua melihatku? Tanya saja sama pak Aran, siapa Felly. Yang jelas sebagai istrinya, Saya tidak mengizinkan suami saya menemui wanita lain!” tegas Ariana yang masih terlihat santai.
Namun, Arandra tidak peduli dengan tatapan semua orang, ia memilih untuk masuk kedalam kamarnya.
"Ndra!” panggil Pak Danu saat Arandra belum sampai di kamarnya. Akan tetapi Arandra terus berjalan ke kamarnya.
Ariana bangkit lalu menyusul Arandra. "Pak, tunggu!” Ariana menerobos pintu kamar Arandra begitu saja.
"Bapak mau kemana? Hargai Keluarga kita dong, pak!” ujar Ariana sambil menutup pintu.
Arandra tetap tak bergeming dan melepaskan jasnya lalu mengambil kunci mobilnya. Melihat Arandra tak meresponnya Ariana mengunci pintunya dan melempar kuncinya dibawah pintu menuju keluar.
"Apa yang kamu lakukan?” protes Arandra.
"Aku melakukan yang benar, melarang suamiku menemui wanita lain!”
"Dia sakit, Ri! Dia masuk ruamh sakit, Dia disini tidak mempunyai siapa-siapa!
"Lantas Bapak siapanya! Omnya? pacarnya? atau tetangganya? Gak, kan!”
"Ngeselin ya! Belum jadi istri sehari saja udah bikin kesel.”
Ariana mulai mendekati Arandra lalu mencengkeram kerah bajunya dengan kedua tangannya."You are annoying, sir! You're my husband, then want to meet another woman! Think!" Ariana sedikit mendorong Arandra, membuatnya sedikit terhuyung.
Arandra sedikit syok dengan sikap Ariana yang begitu tegas, Ia memaklumi dan ia sadar jika ia salah. Akhirnya ia duduk di tepi tempat tidur.
Sedangkan di luar pintu orang tua menguping pembicaraan dan tersenyum mendengar ketegasan Ariana dan membiarkan mereka terkunci di kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Dony Pratama
bagus riana,kamu sudah sah istrinya Andra, jadi bisa nglarang Andra buat nemui Mantan pacarnya
2023-05-03
1
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
Daniar cerdas juga
2023-04-15
2
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
menikah lah, kalian gak tahu ya, nih kin kasih tahu 🤭
2023-04-15
2