Setelah selesai pelajaran tambahan, Ariana membereskan buku-bukunya sedangkan temannya lainnya sudah pulang lebih dulu, sementara Arandra mengambil kunci mobilnya di ruangannya. Ariana bangkit dari duduknya dan keluar dari kelas sambil melihat pesan dari ponselnya. Ariana terus berjalan sampai keluar sekolah dan menuju halte. Kali ini ia tidak membawa mobil sendiri melainkan naik kendaraan umum. Karena mobilnya masih di rumahnya sendiri.
Ariana menunggu angkutan umum di halte, Ia juga melihat mobil suaminya melintas didepannya. Namun, Arandra tidak mengajaknya. Ariana sebenarnya kecewa dengan Arandra yang pulang begitu saja.
"Kenapa sih, malah duluan. Gak khawatir istrinya di culik atau gimana?” grutunya dalam hati.
Sementara itu Arandra tidak langsung pulang ke rumah melainkan ke rumah sakit menjenguk Felly. sesampainya di rumah sakit, Arandra tersenyum hangat seperti biasa.
"Hai!” sapa Arandra mencium kening Felly.
“Maaf, aku baru bisa datang,” ucap Arandra sambil mengusap lembut pipi Felly.
"Tidak apa-apa. aku juga tidak memintamu datang, pasti Kemarin Devan yang menghubungimu lewat hapeku dan Devan juga yang membantuku ke rumah sakit, kebetulan kemarin asmaku kambuh waktu di rumahnya.”
"Rumahnya, Kamu ke rumah Devan?”
"Iya, aku ada perlu sama om Ardan, jadi aku ke rumah beliau, You now lah bahas masalah pekerjaan.”
Arandra hanya tersenyum, sebab Felly baru saja di terima menjadi guru di sekolah Mahendra internasional school untuk mengajar murid SD disana.
"Sekarang bagaimana keadaanmu, sudah membaik?”
"Iya, Nanti sore sudah boleh pulang. Kamu kesini sudah izin istrimu belum?”
Arandra sedikit menunduk dan menggaruk keningnya, ia tidak ingin membahas pernikahan atau bercerita tentang istrinya. "Jangan membahas hal itu, cerita yang lain saja.” Arandra menarik kursi lalu duduk. Arandra meraih jemari sambil mengusap lembut rambut Felly.
"Ndra, Jangan seperti ini. Kamu sudah suami seseorang. Bagaimana aku bisa move on kalau kamu selalu manis padaku!”
“Apa aku tidak boleh khawatir denganmu!”
"Ndra ... sekarang aku hanya orang lain dalam hidup kamu.”
"Tapi aku masih cinta sama kamu, Fell.”
"Ndra..."
Arandra menarik tangannya lalu bersandar disandaran kursi, ia menatap dalam-dalam wanita yang masih ia cintai. Arandra merasa semua serba salah. Disisi lain Ia masih mencintai Felly disisi lain ia seorang suami dari seorang istri.
"Selamat siang!” Sapa seseorang yang datang menjenguk Felly.
"Hai Dev!” balas Felly tersenyum tipis melihat kedatangan Devan dan Darren serta Arsy.
"Hai, Bagaimana keadaan kamu? Sudah baikkan?” tanya Devan yang berdiri disamping Arandra.
"Sudah, Nanti sore sudah boleh pulang.”
"Mana Bella, tidak ikut?” tanya Felly menanyakan kekasih Devan. Mereka semua adalah teman semasa kuliah.
"Dia ada di rumahnya, masih banyak urusan.” Felly tersenyum tipis lalu melihat Arandra yang sedang mengobrol dengan Darren.
"Kak Felly, ini buat kak Felly. Maaf cuma bawa buah,”'ucap Arsy meletakkan buahnya di meja dekat brankar.
“Terima kasih, Arsy tidak perlu repot-repot.”
"Tidak ada yang di repotkan, kak.”
"Darren, aku iri sama hubungan kamu dan Arsy.”
Darren dan Arsy hanya tertawa kecil dan saling pandang, mereka memang mempunyai hubungan yang awet dari jaman Arsy SMP dan Darren SMA, dan sampai Arsy kuliah dan Darren juga sudah menyelesaikan kuliah S2-nya, Darren juga sudah menggantikan Papanya di perusahaan, hubungan mereka tetap awet.
“Tidak usah iri, sebenarnya aku bosen tapi mau bagaimana aku sudah cinta mati sama Arsy.”
"Kakak! Jadi kakak bosen sama aku!” kesal Arsy membuat gelak tawa seisi ruangan.
"Iya bosen pacaran, mau nikahin kamu!”
’Plak!” Devan menepak punggung Darren.
"Jangan coba-coba melangkahi kakaknya!” Canda Devan selaku Kakak Arsy.
“Kalau kalian kapan mau menikah, hubungan kalian sudah termasuk lama?” tanya Devan pada Arandra dan Felly.
"Kita sudah berpisah, Dev!“ balas Felly.
Darren dan Devan serta Arsy saling pandang, mana mungkin mereka berdua berpisah, selama ini mereka tahu jika hubungan mereka begitu manis seperti Darren dan Arsy.
"Andra sudah menikah dengan pilihan orang tuanya.” Felly mulai berkaca-kaca, ia juga masih tidak percaya hubungan yang ia bina dengan Arandra pupus begitu saja.
"Fell ...,” ucap Arandra meraih jemari tangan Felly agar tidak menceritakan semuanya pada teman-temannya.
"Serius, kamu sudah nikah, Ndra? Kenapa kita-kita tidak kamu undang?” tanya Devan tidak percaya.
"Dev, jangan bahas hal ini didepan Felly. Please! Aku juga tidak menginginkan pernikahan ini. Aku di jodohkan orang tuaku!”
Devan, Darren serta Arsy seketika saling pandang lalu melihat Felly yang sudah meneteskan air mata. Mereka juga tidak bisa membantu karena sudah ranah pribadi.
"Kami tidak bisa membantu dalam hal ini. Semoga kalian menemukan yang terbaik.”
Tidak lama suara dering ponsel milik Arandra berbunyi. Arandra mengambil ponselnya dari saku kemejanya. Ia melihat nama yang tertera di ponselnya. Ia tampak kesal saat tahu Ariana yang menghubunginya.
Devan mengerutkan dahinya melihat Arandra berwajah masam ketika melihat layar ponselnya. “Siapa Ndra?” tanya Devan.
"Orang rumah.”
"Ya sudah angkat, kita mau tahu seperti apa istrimu menyuruhmu pulang!” Devan tertawa kecil dan mendapat cubitan dari sang Adik Arsy. menurutnya Candaa Devan tidak tepat dihadapan Felly.
"Ya, Ri!” Arandra mengaktifkan pengeras suaranya.
"Pak, jemput. Gak ada angkot lewat, udah pesan taksi tapi gak ada yang respon, disini makin sepi!” ucap Ariana sedikit ketakutan.
"Naik ojek kan bisa , Ri. Aku masih ada perlu.”
"Jemput! Gak mau tau! Atau nanti malam gak dapat jatah lagi!” seketika ponsel Ariana dimatikan, tawa Devan dan Darren pun pecah, Arsy hanya diam dan melihat Felly yang juga diam. Arsy tahu hati Felly pasti sakit.
"Istrimu galak ya?” ucap Devan.
"Apa sih, Van.” Arandra memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.
"Fell, aku pulang dulu ya. Aku harus jemput dia. Maaf,” pamit Arandra hendak mencium kening Felly, Namun Felly menghindar.
"Jangan Ndra! kita sudah tidak mempunyai hubungan apapun. Pulanglah, jemput istrimu, dia lebih membutuhkanmu. Aku tidak apa-apa, masih ada mereka.”
“Fell."
"Ndra!”
Arandra mengusap tangan Felly lalu dengan terpaksa ia meninggalkan ruangan Felly. Saat Arandra keluar dari ruangan, Felly menangis sejadi-jadinya dan Arandra hanya bisa melihat dari balik pintu, ingin ia memeluk Felly tetapi ada hal yang lebih penting.
"Sabar Fell, masih ada Alex, Nanti kalau dia datang dari Singapura, aku jodohkan dia sama kamu.”
Felly tertawa kecil lalu menghapus air matanya.“Kamu bisa saja, Dev. Alex itu tidak pernah serius dengan wanita manapun. Sudahlah, Saat ini aku mau sendiri. Menata hatiku lagi, dan karirku yang baru.”
"Iya, kita semua teman, mungkin ini yang terbaik untuk kalian berdua.”
Felly tersenyum lalu pandangan menerawang ke langit-langit ruangan. Entah apa yang di pikirannya, yang jelas ia ingin sendiri dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
blendos
Andra harusnya datangi felly bawa teman Karena dia sudah punya istri, kalau datang sendirian takut Ada Setan,untung lansung Ada devan, Darren, arsy,, ayo Andra move on Dari felly,belajarlah untuk bisa menyintai riana
2023-05-04
0