BAB 2 PERJODOHAN

Arandra priyawan adalah pria berusia 25 tahun anak pemilik perusahaan kosmetik dan pemilik sekolah serta pewaris tunggal perusahaan sang Papa. Karakternya yang cenderung acuh dan terlihat pendiam membuat orang sekelilingnya merasa segan untuk menyapa kecuali memang sudah mengetahui karakternya. Dari karakternya yang acuh itu di usianya yang menginjak 25 tahun orang tuanya mengira ia tidak memiliki kekasih Maka dari itu Orang tuanya sepakat menjodohkan dirinya dengan anak Sabahatnya.

Arandra baru saja sampai rumah, ia pun bergegas menuju kamarnya. Ia pun segera mandi dan bersiap untuk menghadiri acara yang di maksud orang tuanya. Arandra memang sudah tidak tinggal bersama orang tuanya, sebab ia sudah memiliki rumah sendiri di kawasan elit. Ia memilih menjadi seorang guru ketimbang memimpin perusahaan Papanya. Hanya sesekali saja ia ikut rapat dan untuk mengetahui perkembangan perusahaan keluarganya. Dalam arti ia hanya bekerja di balik layar.

Setelah selesai ia pun bergegas menuju tempat acara . Sebenarnya ia malas menghadiri acara yang menurutnya itu tidak penting, akan tetapi ia menghargai orang tuanya.

“Bibi...!” seru Arandra memanggil asisten rumah tangganya sebelum ia berangkat.

"Iya, Den!” jawabnya lalu berlari ke arah Arandra yang menunggu di ruang tengah .

"Iya, Den. Bisa Bibi bantu.”

"Saya mau pergi. Kemungkinan nanti tidak pulang. kunci semua pintu, jendela dan gerbang.”

"Siap Den! Memangnya Aden mau kemana?”

"Ada acara keluarga.” Arandra kemudian melangkah keluar dan langsung mengendarai mobilnya menuju tempat acara.

Sementara itu, Ariana mondar-mandir di kamarnya, ia bingung harus menggunakan gaun yang mana. Ia pun kembali melihat baju-bajunya yang sudah ia keluarkan dari lemari dan ia letakkan di tempat tidur.

“Aduh...! Pakai yang mana sih!” grutu Ariana.

"Astaga...! Belum lagi pakai baju!” seru kakak ipar Ariana yang bernama Andini.

"Aku bingung, Kak! Mau pakai yang mana?”

Andini pun menghampiri Ariana lalu menyuruhnya duduk. Andini memilihkan dress sesuai untuk Adik iparnya tersebut.

"Pakai ini saja, ini acara santai kok, gak begitu formal. hanya acara keluarga.”

Ariana menghela nafas panjang lalu mengambil dress pilihan kakak iparnya, lalu menuju ia pun mengenakannya.

"Nah, cantikan pilihan Kakak?”

"Iya kak, Terima kasih ya kak. Oh iya memangnya acara apa sih, Kak? Kenapa Mama suruh aku dandan cantik kayak gini?”

Andini tersenyum lalu mengambil tissue untuk menghapus pewarna bibir yang di gunakan Ariana. Menurutnya Pewarna bibirnya terlalu terang.

"Nanti kami juga tahu sendiri! Lipstiknya jangan terlalu menor, pakai yang kalem aja.” Andini memilihkan pewarna bibir warna natural di meja rias Ariana lalu membuat Ariana mengaplikasikannya.

"Ok, cantik!” puji Andini lalu keduanya tersenyum. Keduanya turun dari lantai atas dan semua keluarga sudah menunggu mereka.

"Sudah siapa?” tanya Sang papa.

"Sudah pa!” jawab Ariana.

"Anak Papa cantik!” Pak Johan sekilas memeluk Ariana.

"Ya sudah, Ayo berangkat. Keluarga Priyawan sudah menunggu!” bisik Sang Mama, Adila.

“Ok. Aris! Kamu bawa mobilnya ya!” titah pak Johan.

"Ok.” Dan semua pun menuju tempat acara.

Sesampainya di tempat acara Pak Johan langsung menghampiri sahabatnya yang bernama Danu priyawan, orang tua dari Arandra priyawan. Ariana bengong saat melihat Arandra berada di samping Pak Danu. Ternyata acara keluarga yang di maksud Papanya yaitu berkumpul dengan sahabat Sang Papa.

"Halo Ariana! Apa kabar?” salam Pak Danu, yang memang sudah mengenal Ariana.

"Om, baik om.” Ariana kemudian menyalami Pak Danu. Arandra melihat Ariana yang sedang melihatnya.

"Kamu!” pekik Arandra saat melihat Ariana.

"Iya, pak. Ini saya. Kenapa memangnya pak?”

"Em... Tidak.” Arandra lalu fokus kembali dengan ponselnya. Pak Danu hanya menghela nafas melihat putranya yang tidak berubah. Masih saja acuh dan dingin.

"Ayo semua langsung makan, pasti sudah pada lapar ya?” seru Mama Arandra mempersilahkan semua duduk di kursi meja makan masing-masing.

Mereka pun makan bersama para orang tua saling bercerita, Akan tetapi tidak dengan Ariana dan Arandra yang memilih diam. Ariana hanya mencuri Padang ke arah Arandra yang sedang menikmati hidangannya.

Pak Danu tersenyum melihat Ariana, Ia membayangkan Ariana yang ia kenal cerewet menjadi menantunya. Sudah pasti Arandra akan sangat kesal.

"Semuanya sudah selesai makan, Saya dan pak Johan mengadakan acara ini. Kami sepakat akan menjodohkan Arandra dengan Ariana!” seru pak Danu setelah selesai makan malam.

"What!” seru Ariana dan Arandra bersamaan.

"Maksudnya apa, Pa? Main jodoh-jodohin. Andra tidak setuju!” protes Arandra.

"Siapa juga yang mau sama Bapak!” timbal Ariana yang pura-pura tidak suka dengan Arandra, padahal ia begitu senang di jodohkan dengan Arandra.

Arandra bangkit dari duduknya lalu pergi dari meja makan. Ia tidak tahu jalan pikiran orang tuanya yang menjodohkan dirinya dengan muridnya sendiri.

"Ndra! Jangan pergi!” seru Mamanya lalu mengikuti Arandra ke luar dan di ikuti pak Danu.

Sedangkan Ariana pura-pura tidak setuju dan hanya diam. Sang Mama merangkul pundak Ariana mencoba meyakinkan sang Anak.

“Na..., Bagaimana denganmu?” tanya sang Mama.

“Ariana masih sekolah, Ma. Aku sih mau aja. Tapi, kan Ariana masih sekolah. Memangnya gak bisa nunggu aku lulus dulu! Waktunya ini belum tepat.” Ariana bangkit dan menjauh dari meja makan, kakak dan Kakak iparnya hanya bisa melihatnya.

Sementara itu Pak Danu dan istrinya meyakinkan Arandra untuk menerima perjodohan tersebut.

“Ndra. Ariana itu gadis baik. walaupun dia anak serba kecukupan, tapi dia hidup apa adanya.”

"Pa! Dia itu masih sekolah, usia masih kecil, Lagian Andra sudah mempunyai pacar.”

Pak Danu tertawa sambil menepuk pundak Arandra.“Pacar? pacar mana yang kamu maksud? Semenjak lulus kuliah, sampai kamu pulang dari luar negeri. Tidak ada satu pun wanita ada bersamamu. Bahkan Papa saja tidak tahu batang hidung pacar kamu itu yang mana? Sudah Ndra, papa tidak mau ada alasan apapun. Kamu harus menerima perjodohan ini. suka tidak suka, mau tidak mau! Masalah usia itu tidak menjadi kendala!” Tegas pak Danu, membuat Arandra semakin tertekan dengan keputusan Papanya.

“Arandra tetap tidak akan pernah mau dijodohkan dengan gadis tengil seperti, Ariana!” Arandra menatap tajam sang Papa lalu bergegas pergi dari restoran tersebut.

“Arandra!” teriak sang Mama. Namun Arandra tak bergeming. Tiba-tiba Pak Danu menegang dadanya menahan sakit.

“Astaga! Papa!” Pekik Sang Mama lalu memapah Sang suami, Danu yang hampir terjatuh di lantai.

"Ndra! Papa kamu!”

"Astaghfirullah, Papa!” Arandra segera berlari menghampiri Pak Danu saat melihat Papanya kesakitan memegangi dadanya

Keluarga Ariana pun bergegas keluar saat mendengar teriakkan Ibu Rena istri pak Danu. Mereka keluar melihat apa yang terjadi pada pak Danu

Terpopuler

Comments

Dony Pratama

Dony Pratama

wehwehweeeh Ariana😀😀luarnya oh no eeh dalamnya oh yeeesss

2023-05-03

0

рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩

рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩

bagus lah, gak begitu tergantung dan aji mumpung karena jadi orang tajir

2023-04-14

0

Om Rudi

Om Rudi

lanjut mantap

2023-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!