"Sumpah, Riana. Kali ini kamu pinter menjawab pertanyaan dari pak Arandra. Padahal kamu kan jarang ikut kelas pak Aran,” puji Daniar.
Saat ini mereka sedang istirahat dan berada di kantin sekolah. Ariana tersenyum bangga dengan pujian sahabatnya itu. Dan memang pada dasarnya Ariana termasuk siswa cerdas hanya saja pemalas.
"Malas boleh. Bodoh jangan!” jawab Ariana bangga.
"Oh iya, Nanti aku pulang ikut kamu naik motor ya. Mobilku masih di bengkel!” ucap Ariana pada Rasty.
"Boleh, Bagaimana kalau kita ke kafe lagi?” ajak Daniar.
Ariana melihat Arandra yang sedari tadi melihatnya. Ia tidak mungkin ikut dua sahabatnya itu karena ia dan Arandra sudah di jadwalkan orang tuanya untuk pergi bersama ke toko perhiasan untuk mencari cincin pertunangan.
"Kayaknya aku gak bisa ikut, Aku ada janji sama Mama. Sorry ya, Ya sudah aku naik angkot saja nanti.”
“Ya ... kamu sekarang gak asyik!”
“Next time deh! Aku janji. Aku kalau gak ada janji sama Mama pasti ikut jalan sama kalian.”
“Ya sudah, habiskan mie ayamnya. Nanti aku yg bayar semua, sekalian kekurangan kemarin di kafe!”
Ariana tersenyum melihat kedua sahabatnya yang begitu pengertian. kedua sahabatnya itu pun tersenyum, mereka berdua begitu beruntung memiliki sahabat seperti Ariana, Walau Ariana anak orang kaya tetapi Ariana mau bersahabat dengan mereka yang hanya siswa sederhana dan masuk di sekolah lewat jalur prestasi.
Setelah mereka selesai makan di kantin, mereka seperti biasa duduk di kursi yang ada di lorong sekolah sambil memakan jajanan mereka serta bercanda ria.
"Ariana!” panggil seseorang,
Ariana menoleh ke arah seseorang tersebut. Seseorang tersebut adalah Fathan, temannya yang berbeda kelas.
"Apa?” tanya Ariana saat Fatan duduk di sebelahnya.
"Malam Minggu nanti, jalan yuk!”
"Aku sibuk, Fath. Untuk Minggu ini aku
gak bisa, soalnya ada acara keluarga!”
"Boleh ikut gak?” tanya Fathan yang memang menyukai Ariana.
"Memangnya kamu keluarganya?” saut Daniar lalu semuanya tertawa. Sedangkan Fathan tampak pasrah tidak bisa mengajak Ariana bermalam minggu.
Ariana kemudian bangkit dari duduknya, sebab jam istirahat tinggal beberapa menit.“ Fathan, sorry ya. Aku ke kelas dulu. Mungkin next time kita jalan sama anak-anak yang lain! bye!” Ariana dan Kedua sahabatnya masuk kedalam kelas.
Tak lama bel istirahat berbunyi, Semua siswa masuk kedalam kelas masing-masing. Arandra pun mengisi kelas lain. Saat Arandra melewati kelas Ariana, Arandra sekilas melihat Ariana yang sedang duduk di bangkunya dan sedang membuka tasnya..
Arandra mengela nafas sambil terus berjalan menuju kelas. Arandra tidak mengetahui jika Ariana sedang mengambil obat alerginya. Sebab Ariana Alergi kacang, dan makam laut dan saat istirahat Ariana makan mie ayam dan jajan yang mengandung kacang.
“Yah, airku habis lagi!“ gumam Ariana lalu melihat Rasty yang sedang berbicara dengan Daniar.
"Rasty, minum kamu masih ada gak?”
"Habis!” Rasty menunjukkan botol minumnya.
"Kamu, Nar?”
"Minumku juga sudah habis, kamu tadi yang habiskan sebelum istirahat.”
"Oh, iya. Lupa, ya sudah aku ke kantin sebentar.” Ariana keluar kelas menuju kantin, lorong kelas sudah tampak sepi dan hanya ia yang ada di luar.
Arandra mendengar langkah kaki seseorang pun menoleh ke arah jendela, kemudian ia berjalan keluar dari kelasnya. Ia melihat Ariana melenggang ke kantin sambil memegang lehernya. Sepertinya Alerginya sudah mulai muncul.
"Hei!” panggil Arandra pada Ariana. Ariana berhenti lalu menoleh dan mencari sumber suara hingga ia menemukan Arandra sudah berdiri di depan pintu kelasnya dengan tatapan tajam dan berkacak pinggang.
"Bapak manggil saya?” Ariana pun mulai terbatuk-batuk.
Arandra berjalan menghampirinya." Mau kemana? Ini jam istirahat sudah selesai!”
"Mau ke kantin sebentar, pak . Air minum saya habis. saya mau....”
"Masuk!” bentak Arandra.
"Tapi, pak! saya mau....”
“Masuk!”
"Saya cuma....”
Tiba-tiba Arandra menarik Ariana dan berjalan menuju kelasnya. Mau tidak mau Ariana tertatih di tarik Arandra. Ariana mulai sesak nafas dan akhirnya terjatuh.
"Pak, stop!”
Arandra mengerutkan dahinya apa yang terjadi pada muridnya itu." Kamu kenapa? Tidak usah berpura-pura.”
"Sesak pak. Alergi saya kumat!” Nafas Ariana mulai terbatuk-batuk sambil mencari obatnya yang terjatuh dari tangannya. Arandra juga ikut panik.
"Obat sa-ya... min-um...” Ariana pun mulai setengah sadar.
"Riana! Malah pingsan lagi!” Arandra pun terpaksa membopong Ariana dan membawa Ariana ke unit kesehatan sekolah.”
Daniar dan Rasty pun melihat Ariana di bopong Arandra pun terkejut dan mereka berpikir Ariana pasti terlambat meminum obat Alerginya. Cepat-cepat Rasty membuka tas Ariana dan mengambilkan obatnya.
"Pak, permisi!” seru Rasty pamit pada guru yang sudah mengisi kelasnya.
"Ada apa?”
“Pak, maaf sepertinya Ariana pingsan. Saya harus melihatnya.”
Guru tersebut pun melihat seisi kelas lalu pak guru itu berjalan keluar melihat lorong sekolah. Benar saja melihat Arandra membopong Ariana.
"Ya sudah, sana. ingatkan, Kalau alergi itu jangan makan pemicu yang membuat alergi kambuh!” ucap Pak guru tersebut yang sudah tahu penyakit Ariana.
"Iya, pak! Terima kasih.” Rasty pun bergegas berlari menuju UKS.
“Ariana!” panggil Rasty bergegas menghampirinya.
"Pasti kamu telat minum obatnya!” Rasty pun membuka botol obat Alerginya lalu membantu Ariana meminumnya.
"Airnya pak!”
Arandra bingung dan mengambilkan minum serta melihat Rasty meminumkan obat pada Ariana.
"Bapak jadi guru jangan kejam, Pak. Ariana sudah biasa keluar kelas di jam-jam tertentu, karena Dia punya alergi dan harus segera minum obat. Tadi habis makan jajanan yang ada kacangnya.”
"Kalau sudah tahu alergi, kenapa masih makan pemicunya. Itu namanya bodoh!”
Rasty hanya diam saja, memang benar apa yang di katakan Arandra jika Alergi sesuatu, jangan memakan pemicunya. Tetapi Rasty tahu Ariana, karena hidup hanya sekali, mamangnya tidak boleh menikmati?
"Ya sudah, Pak. Ini obat Ariana, Saya mau kembali ke kelas. Tolong jaga dia sampai sadar.” Rasty memberikan obat Ariana pada Arandra. kemudian meninggalkan UKS.
Arandra membaca obat tersebut lalu menatap wajah Calon tunangannya tersebut dengan kesal. "Dasar anak ceroboh! Nyusahin!” Arandra kemudian meletakkan botol obat tersebut di tangan Ariana lalu meninggalkannya di UKS dan membiarkan Ariana sendirian.
Tak lama Ariana mulai membaik, dan melihat sekelilingnya.“ UKS? Kenapa aku ada disini, Obat! Siapa yang bawa aku kesini?” Ariana mengingat kejadian sebelum ia jatuh pingsan.
Tak lama ia menjerit kesenangan, sebab ia menduga sudah pasti guru idolanya sekaligus calon tunangannya yang membawanya ke UKS.
Ariana kembali berbaring dan menarik selimut sambil membayangkan Arandra membopongnya. Walau begitu ia juga masih merasakan sesak di dadanya, sebab obat yang ia minum belum sepenuhnya bereaksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Dony Pratama
gara gara kacang akhirnya dibopong calon tunangan sayangnya gabisa ngrasainnya Karena pingsan
2023-05-03
1
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
lagian calon tunangan alergi di kira main-main
2023-04-14
0
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
cerdas tapi pemalas. waduh Ariana 😂😂
2023-04-14
0