Sekilas Ernest menoleh ke arah dua orang pegawai yang sedang berjalan beriringan, dan salah satunya dikenal Ernest sebagai salah satu gadis yang merupakan teman sekelas Tira ketika SMA dan cukup dekat dengan Tira.
Mau tidak mau Ernest tahu tentang keberadaan gadis itu sebagai teman Tira, karena beberapa kali, dulu Ernest pernah diminta oleh Alvero untuk mengantar Tira di acara yang diadakan di sekolah Tira.
Meskipun boleh dibilang Ernest sangat jarang bertemu dengan putri cantik yang satu itu, tapi bagi Ernest, Tira memberikan kesan mendalam ketika dulu Tira pernah membelanya di depan para pelayan yang sempat menggosipkannya.
Bahkan jika mau jujur, Ernest selalu terkesan dengan putri cantik yang begitu pandai bermain musik dan sikapnya lembut tapi tegas itu.
Meskipun Ernest sangat jarang bertemu dan berkomunikasi dengan Tira, tapi entah kenapa, setiap kali ada seseorang yang menyebutkan nama Tira, seolah telinganya otomatis jadi semakin tajam dan ingin mendengar kelanjutan cerita dari orang yang menyebutkan nama Tira itu.
“Dia mengatakan akan pulang ke Gracetian dalam waktu dekat, dan seperti biasanya, dia mengajak kita untuk bertemu di tempat biasanya.” Salah seorang pegawai yang memang merupakan kakak tingkat Tira dan bekerja di perusahaan Adalvino, berkata kepada temannya yang lain.
“Memang beberapa teman dekat Tira di Gracetian, adalah para seniornya dulu ketika dia masih sekolah di bangku SMA dan SMP. Sosok Tira yang dari kecil sangat berbakat dalam hal musik, memang menjadi gadis yang selalu ditampilkan pihak sekolah begitu ada acara.
Apalagi sosok Tira adalah salah seorang putri Gracetian yang dikenal low profile, dan sangat menghormati orang lain.
Hal itu membuat sosok Tira menjadi sangat populer di kalangan teman-teman sekolahnya, termasuk para senior atau kakak dari teman-teman seusianya, sehingga dia memiliki banyak teman yang secara usia, mungkin lebih tua darinya.
“Wah, berita bagus. Terakhir kali aku tidak bisa bertemu dengan putri Tira karena waktu itu aku masih mendapatkan tugas luar kota dari perusahaan. Kali ini, aku harus bertemu dengannya.”
“Aku setuju… rasanya tidak akan asyik kalau kehadiran putri Tira tidak membuat kita semua berkumpul dengan lengkap.”
Suara-suara yang sedang membicarakan Tira semakin lama terdengar semakin jauh, membuat Ernest harus puas mendengar hanya sebagian saja dari pembicaraan mereka.
Bagaimana kabar putri Tira di Amerika? Aku harap beliau selalu dalam keadaan baik-baik saja dan sehat.
Ernest berkata dalam hati sambil menghela nafas panjang, karena di ingatan Ernest, terakhir dia bertemu di istana dengan Tira ketika menghadiri makan malam istana, dia bisa menangkap ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh Tira, sehingga sepanjang acara makan malam terakhir sebelum Tira kembali bernagkat ke Amerika, Ernest bisa melihat bagaimana Tira yang terlihat banyak melamun di meja makan.
Dengan sikap enggan, Ernest kembali melangkahkan kakinya begitu suara para pegawai yang sedang membicarakan Tira tidak lagi terdengar oleh telinganya.
Ernest sedikit menoleh ke belakang menatap para pegawai yang tadi membicarakan Tira, sebelum akhirnya benar-benar pergi ke arah yang berlawanan arah dengan mereka, untuk melakukan perintah dari Alvero.
# # # # # # # #
“Kak Alvero, kenapa tiba-tiba papa dan mama ingin menyusulku ke Amerika? Bukannya beberapa waktu yang lalu rencana mereka ikut ke Amerika untuk mengantarku kembali setelah pulang ke Gracetian?” Tira yang sedang melakukan video call dengan Alvero dan Deanda bertanya sambil mengernyitkan dahinya.
“Aku tidak tahu, aku juga baru mendapat info itu ketika bertemu dengan uncle Victor tadi di acara makan malam istana.” Alvero yang duduk di atas tempat tidur berselonjor sambil melingkarkan lengannya di bahu Deanda menjawab pertanyaan Tira yang juga melakukan panggilan video call dengan Alvero dan Deanda dengan laptop miliknya sambil duduk di atas tempat tidur.
“Uncle Victor memberiku info itu sekaligus meminta ijin untuk menggunakan pesawat jet perusahaan Adalvino untuk menyusulmu ke Amerika. Kebetulan tidak ada orang istana yang menggunakannya pada tanggal itu.” Alvero kembali menjelaskan kepada Tira.
“Ooo, papa belum mengatakan apapun padaku tentang rencananya itu….” Tira berkata pelan.
“Mungkin papa mamamu sedang merindukanmu. Kamu tahu sebagai satu-satunya putri tunggal di keluargamu, papa dan mamamu sangat protektif padamu.” Deanda ikut angkat bicara sambil tersenyum.
Setelah beberapa lama tinggal di istana, pada akhirnya Deanda bisa menilai bagaimana kehidupan para pangeran dan putri Gracetian yang tinggal di sana, termasuk keluarga Victor Lennan dan Ava Adalvino, yang merupakan kedua orangtua Tira, yang hanya memiliki seorang putri tunggal, Tira Lennan, dan begitu menyayangi dan melindungi putri mereka itu.
“Ah ya… kalau masalah itu, semua orang di istana sepertinya tahu.” Tira berkata sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sambil tersenyum kecil.
Sudah menjadi rahasia umum di istana Gracetian kalau kedua orangtua Tira, sangat ketat dalam mendidik dan mengatur kehidupan anaknya, sehingga saat itu, hanya Alvero satu-satunya orang yang bisa melakukan negosiasi dengan kedua orangtua Tira agar mengijinkan anak gadisnya itu berangkat kuliah ke Amerika mengambil jurusan musik.
“Apa Kak Deanda dan Kak Alvero ada rencana ikut ke Amerika? Pasti akan menyenangkan kalau kalian berdua ikut kesini.” Pertanyaan Tira membuat Deanda langsung tertawa renyah.
“Andaikata aku diijinkan oleh kakakmu Alvero….” Deanda berkata sambil mengerlingkan matanya ke arah Alvero yang tampak cuek, meskipun tahu jika diijinkan, dia yakin Deanda yang memiliki jiwa petualang yang begitu besar, pasti akan benar-benar ikut terbang ke Amerika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 363 Episodes
Comments
hani chaq
knp ga ngikut aja deanda.biasanya deanda paling peka ma keadaan
2023-05-22
2
hani chaq
peka bgt ya si nest
2023-05-22
2
ria aja
next
2023-04-24
2