“Aku juga merindukan kalian.” Tira berkata sambil fokus kembali ke arah jalanan di depannya.
“Bagaimana kuliahmu di sini? Apa kamu masih yakin ini adalah pilihan terbaikmu?” Tanpa basa-basi, Victor langsung bertanya kepada Tira.
Bagaimanapun, hingga saat ini, Victor masih berharap kalau Tira mau mengubah keinginannya untuk terus kuliah di jurusan musik.
Victor sebagai salah satu pemegang saham perusahaan Adalvino karena menikah dengan Ava yang merupakan adik kandung dari Vincent Adalvino, sangat berharap putri tunggalnya itu mau membantunya di perusahaan Adalvino, dan kelak bisa menggantikn posisinya di sana, yang memegang salah satu anak perusahaan dari Grup Adalvino di bagian non foodnya.
“Aku sangat menikmati semua pelajaran kuliah yang harus aku selesaikan di jurusan musik sampai saat ini Pa.” Tira yang mengerti tentang keinginan papanya itu menjawab pertanyaan Victor sambil tersenyum, berharap papanya yang sedang menghela nafas panjang itu mau tetap menerima dan mendukungnya atas keputusannya untuk mengambil kuliah di jurusan musik.
“Pa… jangan khawatir. Seperti janjiku waktu itu… meskipun aku kuliah di jurusan musik, aku juga akan tetap belajar tentang managemen, agar di masa depan aku bisa tetap membantu Papa di perusahaan.” Perkataan Tira sedikit membuat Victor menyunggingkan senyum tipis di bibirnya karena janji Tira padanya membuatnya masih tetap bisa mengharapkan Tira menjadi penerus bisnis yang dipimpinnya sekarang.
Keberadaan Tira sebagai satu-satunya penerus untuknya membuat Victor begitu ketat dalam segala hal yang berkaitan dengan masa depan kehidupan Tira, dan Victor merasa beruntung karena Tira temasuk golongan anak yang penurut pada orangtua.
“Lalu bagaimana dengan teman-teman priamu? Apa ada yang dekat denganmu?” Wajah Tira sedikit memerah mendengar pertanyaan dari Victor.
“Pa… belum juga ada satu semester aku kuliah, kenapa sudah membahas masalah seperti itu?” Dengan sikap ragu Tira balik bertanya kepada Victor yang terlihat tenang setelah mengucapkan kata-katanya.
“Di usiamu sekarang sudah waktunya kamu melihat para pria di sekelilingmu. Tapi aku tidak mau kamu asal-asalan dalam memilih pasangan hidupmu kelak. Kamu harus membawanya kepadaku sebelum hubungan kalian bertambah serius.” Perkataan Victor meembuat Tira tersenyum kecil.
Meskipun dalam hal hubungan sosial Victor adalah seeorang bangsawan yang dikenal sopan dan rendah hati, tapi untuk urusan teman pria Tira yang akan meenjadi kekasihnya, Victor bukanlah orang yang mudah untuk mengeluarkan restunya.
Tira yang memang dulu pernah sempat dekat dengan seorang teman pria ketika masih sekolah di Gracetian dulu sempat melihat bagaimana pada akhirnya teman prianya itu mundur teratur begitu melihat bagaimana galaknya Victor terhadap para teman pria Tira.
Untung saja, waktu itu Tira tidak benar-benar menyukai temannya itu, sehingga ketika pria itu memutuskan untuk menjauhinya, Tira tidak merasa sedih ataupun kecewa.
“Tenang saja Pa. Aku pasti akan meemberitahu Papa dan mama ketika benar-benar ada laki-laki yang aku sukai. Tapi untuk saat ini, sepertinya belum ada yang bisa aku pertemukan dengan Papa.” Perkataan Tira membuat Ava tersenyum geli.
“Sudah, biarkan dia menikmati masa mudanya sebelum dia benar-benar memutuskan tentang siapa laki-laki yang akan mendampinginya. Lagipula… aku akan lebih senang jika dia bisa meenemukan jodohnya di Gracetian.” Kata-kata Ava membuat Victor berdehem pelan, karena mau tidak mau harus mendukung perkataan Ava.
Jika Tira menikah dengan pria asing, di luar Gracetian, dari negara yang tidak mengenal sistem pemerintahan monarki absolut seperti Gracetian, gelar kebangsawanannya bisa-bisa harus hilang darinya, bahkan mungkin dia harus keluar dari istana Gracetian, meskipun secara hak, dia tetap berhak untuk memiliki saham di perusahaan Adalvino.
Hanya saja, jika sampai keturunannya juga menikah dengan orang di luar Gracetian, maka saat itu, mau tidak mau dia harus menjual saham bagiannya kepada orang lain yang masih memiliki darah Adalvino.
Bagi beberapa orang mungkin peraturan itu terasa tidak adil, tapi di negara dengan sistem monarki absolut, semua tata tertib, aturan yang dibuat oleh Raja adalah hukum yang wajib ditaati oleh siapapun yang merupakan warga negara kerajaan itu.
“Jangan bahas lagi masalah jodoh untuk saat ini, fokus saja dengan kuliahmu. Masa muda tidak akan pernah kembali.” Kata-kata penutup dari Ava sebelum mereka sampai di tempat parkir apartemen, membuat Victor maupun Tira terdiam.
# # # # # # #
“Selamat sore Pa… Ma…. Kenapa kalian berdua menungguku di sini? Apa ada hal penting yang harus dibicarakan?” Tira yang sedikit tersentak kaget karena begitu memasuki pintu apartemen disuguhkan dengan pemandangan sosok kedua orangtuanya yang duduk berdampingan di ruang tamu dengan wajah tegang, langsung bertanya kepada mereka berdua.
Pertanyaan Tira tidak langsung dijawab oleh Victor dan Ava yang langsung berdiri dari duduknya begitu melihat Tira, berjalan ke arah meja yang berada sedikit jauh dari tempatnya berdiri, mengambil sebuah kotak berwarna merah muda dari atasnya, dan meletakkannya di atas meja ruang tamu dimana Victor masih duduk di sana, dengan Tira yang berdiri di dekatnya.
“Tira… kamu harus menjelaskan apa maksud dari semua ini….” Ava menjawab pertanyaan Tira setelah meletakkan kotak berwarna merah muda, yang membaut dada Tira langsung berdetak dengan keras, karena dia mulai bisa menebak apa yang terjadi saat ini.
Bagaimana bisa mama memegang kotak yang biasa digunakan oleh peneror itu mengirimkan kado untukku? Daimana datangnya kotak itu?
Tira berkata dalam hati sambil menahan nfas dan getaran hebat di dadanya karena rasa khawatir dan gelisah yang sedang menghantuinya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 363 Episodes
Comments
hani chaq
wadidau.....apa ketahuan
2023-05-23
2
hani chaq
tira ada bodyguard terdepan klo masalah cowok.wkwkwk
2023-05-23
2
Windy Veriyanti
hadeuuhh datang lagi hadiah dari peneror...si manusia pengecut, tidak gentleman, psikopat...sakit jiwa 😤👊
2023-04-16
2