“Ah… benarkah seperti itu? Aku jadi semakin tidak sabar menunggu waktunya kita berangkat ke Gracetian. Aku akan buktikan kata-katamu kalau memang di Gracetian adalah gudangnya para pria tampan.” Anna berkata sambil tertawa senang.
“Bukan hanya gudangnya para pria tampan. Tapi juga pria-pria hebat.” Tira menambahkan kata-katanya sambil membayangkan sosok para pria yang ada di sekitarnya.
Alvero, Enzo, Evan, para pangeran, termasuk beberapa kakak sepupunya yang lain, juga para petugas keamanan istana yang seringkali lalu lalang di dalam istana, termasuk… Erich dan Ernest… bukan hanya bagi Tira, tapi bagi banyak orang, mereka adalah para pria tampan yang hebat.
Bahkan saat Tira mengingat tentang sosok Red, Marcello paman Deanda dan juga Alexis, ayah dari Deanda, meskipun di usia mereka yang tidak lagi muda, kegagahan mereka masih terliaht jelas, dan semua orang pasti tahu, di masa mudanya, kedua orang itu adalah para pria tampan yang pasti dikagumi oleh banyak wanita, meskipun pada akhirnya dua diantara mereka sampai saat ini tetap saja tidak mau menikah.
Bahkan Alexis, yang kehilangan istrinya ketika berusaha menyelamatkan permaisuri Larena sempat menikah lagi, ketika kembali ke Gracetian dan mengetahui perlakuan Lilian kepada Deanda selama dia pergi, membuatnya langsung menceraikan Lilian tanpa mau memberikan kesempatan kepada Lilian lagi.
“Setelah kamu berada di sana, kamu akan melihat kalau apa yang aku katakan bukanlah sekedar omong kosong belaka.” Tira mengakhiri kata-katanya begitu mereka sudah berada di dekat pintu masuk ruangan kelas dimana mereka akan mengikuti mata kuliah selanjutnya.
# # # # # # #
“Kenapa denganmu Tira?” Anna langsung bertanya begitu melihat wajah pucat dari Tira setelah gadis itu membaca pesan masuk di handphonenya, sebuah pesan dari nomer tidak dikenal seperti biasanya.
Tanpa menjawab pertanyaan Anna, Tira langsung menyodorkan handphone di tangannya kepada Anna yang wajahnya terliaht begitu penasaran.
Tira Lennan, apa maksudmu dengan membuang kado sebagai tanda cinta yang aku berikan padamu? Apa ada pria lain yang sudah memberikan kado padamu? Aku benar-benar akan membuatnya menyesal jika sampai itu terjadi. Aku akan menghancurkan siapapun pria yang berani mendekatimu. Aku! Hanya aku yang boleh menjadi laki-lakimu!
Bulu kuduk Anna langsung berdiri begitu membaca pesan masuk yang ada di handphone Tira.
“Mengerikan. Bagaimana dia tahu kalau kado itu kamu buang? Bukannya kamu bilang kalau tidak ada seorangpun di sekitarmu ketika kamu membuang kado itu?” Anna yang tadinya sedang menikmati makan malamnya bersama Tira di sebuah tempat makan sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing, langsung kehilangan nafsu makannya begitu membaca pesan berisi ancaman kepada Tira itu.
“Benar. Aku benar-benar yakin kalau tidak ada orang lain yang melihatku membuang kado itu. Kalau tidak, mana berani aku melakukan hal seperti itu. Bisa-bisa langsung akan menjadi bahan gosip besar di kampus.” Tira menanggapi Anna sambil meraih kembali handphonenya dari tangan Anna.
“Tira, sepertinya kamu tidak bisa lagi menundanya. Orang itu pasti orang yang ada di sekitarmu, dan dia bisa tahu kejadian di dalam kampus kita, berarti dia adalah orang yang memiliki akses untuk bisa masuk ke kampus kita. Artinya, dia bisa saja mahasiswa, dosen, petugas kebersihan, security. Dia bisa siapa saja Tira. Kamu harus memberitahukan kepada pihak kampus tentang hal ini sebelum semuanya terlambat dan kita menyesal kalau sampai ada apa-apa yang terjadi padamu.” Anna berkata panjang lebar tanpa henti, dengan nada khawatir kepada Tira yang terlihat terdiam dengan kening sedikit berkerut.
“Anna, apa kamu sadar, kalau aku melakukan itu bisa jadi aku justru mengundang kemarahan dan membuat peneror itu berbuat nekat?” Tira berkata sambil menghela nafas panjang.
“Apa maksudmu Tira?”
“Seperti katamu tadi, kemungkinan dia orang yang bisa masuk ke area kampus kita dengan bebas, sehingga bisa tahu apa yang aku lakukan di dalam kampus. Dia juga pastilah orang yang mengamatiku diam-diam tanpa aku ketahui. Itu artinya, kalau sampai aku memberitahukan kepada pihak kampus tentang apa yang menimpaku, peneror itu juga akan mengetahui hal itu….” Tira menghentikan kata-katanya sejenak.
“Jika itu benar terjadi, aku justru khawatir kalau-kalau peneror itu justru akan berbuat semakin nekat padaku. Aku takut ancamannya bukan lagi sekedar ancaman, tapi dia benar-benar akan melaksanakan ancaman itu karena merasa terpojok.” Penjelasan Tira membuat Anna menahan nafasnya, lalu menghembuskannya dengan keras melalui sela-sela bibirnya yang sedikkit terbuka.
“Benar katamu….” Anna berkata dengan sikap pasrah sekaligus khawatir.
“Bagaimana kalau mulai malam ini kamu tidur di rumahku saja Tira?” Tiba-tiba sebuah ide muncul di benak Anna, untuk dapat membantu Tira untuk sementara waktu.
“Aduh, sepertinya tidak bisa begitu Anna. Mama papaku hampir setiap malam menghubungiku lewat video call. Kalau mereka tahu aku tidak tidur di apartemen, mereka pasti akan bertanya-tanya. Lagipula, di rumahmu hanya ada kamu, adikmu yang masih SMP dan mamamu saja. Aku tidak mau kalian berada dalam masalah karena aku.” Tira yang tahu bahwa ayah Anna bekerja di luar negeri dan hanya akan pulang setahun sekali, justru merasa tidak tega kalau sampai Anna dan keluarganya berada dalam masalah karena dia.
Di apartemen, meskipun Tira tinggal sendiri, paling tidak, pengamanan di lingkungan apartemen mewah itu cukup ketat, jika dibandingkan dengan rumah Anna yang berada di lingkungan rumah penduduk biasa, sehingga tidak ada pos penjagaan resmi seperti di apartemen yang dia tinggali sekarang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 363 Episodes
Comments
hani chaq
benar2 penasaran......
2023-05-16
2
hani chaq
bilang ma al trus bawa pengawal dr gracetian
2023-05-16
2
Windy Veriyanti
memang harus extra hati-hati jika harus menghadapi psikopat 😥
2023-04-03
3