Gilbert mengamati lawannya dengan seksama. Troll sangatlah kuat dari segi kekuatan dan ketahanan tubuhnya. Namun meski begitu Troll bergerak cukup lambat.
Bahkan orang dengan tanpa pengalaman bertarung bisa melihat gerakannya. Bukannya tidak mungkin untuk menghindari serangannya namun sulit memperkirakan jangkauannya.
Gilbert bukannya pesimis dengan kemampuannya dan para petualang di sekitarnya, tetapi itu karena Troll ini sedikit aneh dan berbeda dari biasanya.
“Apa kamu lihat gerakannya saat menghancurkan gerbang, Misa?” tanya Gilbert kepada petualang wanita di belakangnya yang bernama Misa.
Dia adalah petualang yang cukup terkenal di kota ini sebagai penyihir hebat.
“Ya, itu gerakan yang cepat dan tidak biasa. Troll ini berbeda dari yang pada umumnya.”
Pengalamannya sebagai petualang tidaklah singkat. Misa sudah lebih dari sepuluh tahun menjadi petualang dan telah menghadapi berbagai monster.
Troll adalah salah satu yang pernah dia hadapi namun yang ada di depannya ini berbeda. Kecepatan Troll tidak seharusnya seperti ini.
“Tampaknya dia ada di ambang evolusi,” ujar Gilbert yang memulai spekulasinya. “Harus berhati-hati!”
Troll mulai bergerak dan menyeret gada miliknya. Dia mulai mengaum dan membanting gadanya ke depan. Gilbert dan petualang lainnya lekas menyingkir. Tempat mereka berdiri sebelumnya kini memiliki retakan yang amat mengerikan.
Kekuatannya tidak mengejutkan namun sekali lagi kecepatannya tak masuk akal.
“Tahan kakinya sebisa mungkin!” Gilbert menjatuhkan perintahnya dan mengalirkan Mana ke pedangnya.
“Freeze!” para penyihir melemparkan sihirnya dan membekukan kaki Troll.
“Serang!”
Gilbert memiliki api mengalir di pedangnya dan melesat maju dengan sekuat tenaga.
“Serang bagian yang lembut dari tubuhnya!” Gilbert segeralah melompat dengan tujuan menusuk salah satu mata Troll.
Namun seperti yang diharapkan dia menahannya dengan gada namun itu adalah tujuan Gilbert. Selagi dia melakukan bentrokan dengan gada tersebut, petualang lainnya mulai menyerang.
Tidak semua bagian tubuh Troll keras. Ada bagian tubuh yang tidak memiliki kulit keras seperti disekitar persendian dan bahkan ************.
Para petualang lebih memfokuskan menyerang persendian karena bagian ************ lebih sulit dicapai.
Meski dengan segala serangan namun Troll tidak akan tumbang semudah itu. Dia justru mengerang sakit dan menghempaskan Gilbert dengan kuat.
Gilbert berhasil mendarat dengan baik dan segera para petualang mundur saat para penyihir memulai serangannya lagi.
“Bekukan kakinya atau apapun yang memperlambat pergerakannya!” Misa memerintahkan saat dia menyiapkan sihir dukungan.
“Aku akan meningkatkan kekuatan fisikmu, Komandan Gilbert! Enhancement!”
Cahaya kehijauan menyelimuti tubuh Gilbert, kekuatannya seakan-akan meningkat pesat. Gilbert mengalirkan lebih banyak Mana ke dalam pedangnya dan memejamkan matanya.
“Beri aku waktu!”
Para petualang memulai serangannya sekali lagi untuk membeli waktu. Kali ini Misa memegang kendali atas komandonya.
“Kita gunakan serangan itu. Seiramakan napas dan aliran Mana.”
Para petualang mulai bergerak guna mengulur waktu selagi Misa dan Gilbert menyiapkan serangannya sendiri.
“Engkau yang menodai nirwana dewa dan merusak keindahan valhala—”
Troll merasakan bahaya yang datang dari Misa dan empat penyihir di sekitarnya. Instingnya mengatakan untuk membunuhnya segera atau nyawanya akan dalam bahaya.
Namun para petualang tidak membiarkannya begitu saja dan terus mengganggunya.
“Terimalah hukuman dari surga atas dosamu—”
Misa mengangkat tinggi tongkat sihirnya, segera bola mana kemerahan muncul di atas kepalanya dan penyihir di dekatnya. Serangan kombinasi yang dia siapkan akan diluncurkan.
“Burning Flash!”
Bola Mana kemerahan melesat ke udara dan menghilang, beberapa detik kemudian langit bergemuruh dan petir keemasan jatuh menuju Troll.
Para petualang bergegas menyingkir dan petir keemasan jatuh menghantam Troll.
“Groar!” Troll menjerit kesakitan saat merasakan panas luar biasa dari petir emas membara.
Namun jeritannya tak kunjung berhenti yang artinya dia masih baik-baik saja.
“Bajingan, monster ini sungguh berada di ambang evolusi.” Misa tersenyum masam, jika itu Troll biasa maka harusnya sihir tersebut telah membunuhnya.
Namun tak apa, dia sudah memprediksinya. Oleh karena itu kartu trufnya sudah disiapkan dengan baik.
Sesuatu melesat dengan cepat ke udara, di tangannya terdapat pedang yang terbakar sampai berwarna merah.
Itu adalah Gilbert dengan pedangnya yang membara. Dia menatap Troll yang mengeluarkan asap hitam karena serangan Misa dan petualang lainnya.
“Dengan ini tamat riwayatmu—”
Gilbert mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, bilahnya berubah warna, api yang membakar bilahnya semakin besar dan membentuk bilah itu sendiri.
“Inferno!”
Segera Gilbert melesat seperti meteor dan berbenturan langsung dengan gada Troll. Dalam tebasannya dia berhasil memotong gada menjadi dua.
Pedangnya terus maju dan membelah bahu Troll secara perlahan.
“Groar!”
Troll menjerit kesakitan, dia segera meraih Gilbert dan berniat meremasnya. Namun tangannya mulai melepuh karena panas pedang Gilbert. Meski begitu Troll tidak menyerah, baginya kehilangan lengan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan nyawanya.
“Kamu akan mati di sini!”
Gilbert mendorong pedangnya dan memotong bahu Troll. Daging tempatnya memotong terbakar dan larva menetes dari pedangnya yang perlahan menghitam.
Troll perlahan tumbang dan jatuh, pertarungannya sudah berakhir.
Gilbert tidak memiliki banyak tenaga yang tersisa dan ingin beristirahat secepatnya namun semuanya belum berakhir.
Masih banyak monster yang berkeliaran menuju kota. Meski Troll sudah dibunuh namun bukan berarti monster lainnya ikut terbunuh.
“Basmi semua—”
Baru saja dia ingin memerintahkan semua orang untuk menyelesaikannya dengan cepat namun dia merasakan hawa dingin dari punggungnya.
Bayangan hitam merangkak naik di mayat Troll dan aroma busuk mulai tercium.
“Apa-apaan ini?”
Gilbert tak habis pikir bahwa Troll yang baru saja dibunuhnya berubah menjadi Undead. Harusnya itu tidak mungkin karena memerlukan proses yang harusnya tidak sebentar.
Troll yang sudah dikalahkan muncul kembali dengan wujud hitam dan bermata merah. Beberapa bagian di tubuhnya tampak membusuk.
Energi jahat menyelimuti kota, sampai tiba waktu cahaya keemasan melayang di udara.
“Cahaya apa ini?”
Insting Gilbert tidak menyambut baik cahaya keemasan yang kian lama membesar. Dia bisa merasakan energi aneh di dalam cahaya tersebut.
“SEMUANYA MENJAUH!”
Gilbert memerintahkan selagi berlari menjauhi cahaya keemasan. Namun sayangnya dia terlambat, cahaya tersebut semakin membesar hingga akhirnya meledak.
Banyak orang terluka dan tewas karena cahaya misterius tersebut. Apakah itu ulah Undead Troll? Tidak mungkin. Cahaya adalah elemen denhan afinitas suci dan Undead adalah kegelapan.
Tidak mungkin makhluk yang berasal dari kegelapan bisa menggunakannya.
Gilbert mengalami luka parah, armornya hancur dan compang-camping. Tubuhnya seakan-akan baru saja terbakar, hitam dan mengeluarkan asap.
“Ugh— a-apa yang terjadi?”
Tepat saat dia ingin memastikan keadaan, Undead Troll sudah ada di depannya dengan gada dari bayangan hitam.
“Grrww...”
Dia mengerang dengan penuh kemarahan. Gilbert tersenyum kemudian.
“Kamu marah pada orang yang membunuhmu, ya?”
Seakan-akan menjawabnya, Undead Troll mengaum dan mengangkat gadanya. Gilbert memejamkan mata dan siap menerima kematiannya.
‘Dengan ini berakhir sudah—’
Boom!
Sesuatu jatuh tepat diantara Gilbert dan Troll. Entah apa itu namun yang terlihat jelas adalah seseorang menendang Troll sampai terhempas beberapa meter jauhnya.
Diantara awan debu itu, hal pertama yang dilihat Gilbert adalah dua orang dengan rambut hitam.
“Jangan khawatir.”
Pria tampan dengan rambut hitam menyampaikan demikian. Suaranya benar-benar memiliki keyakinan mutlak atas kepercayaan dirinya.
“Semuanya akan baik-baik saja.”
Arcturus yakin dirinya tidak benar-benar terlambat. Bahkan jika sedikit terlambat tidaklah masalah karena dia membawa bala bantuan terkuat.
‘Semuanya akan baik-baik saja karena protagonis sudah tiba.’
Di kehidupan sebelumnya Arcturus selalu ingin menjadi protagonis, tetapi di kehidupan sekarang dia sudah sadar bahwa dirinya hanyalah NPC.
Pertarungan perdana dari sang protagonis, Alda Carinea akan ditunjukkan pada dunia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
penggemar_Uangkecil?!
👍👍
2024-04-10
1
Kang_Wah_Yoe
👍👍👍👍🐣
2023-06-21
0
Ayano
Aku ngerasa protagonisnya bukan dia tapi kamu Rus 🤣🤣
2023-05-06
0