Sepasang kuda coklat melintasi jalan dengan cepat dan menuju bukit di belakang wilayah Religia.
Arcturus memimpin jalan dengan tas kulit coklat di punggungnya. Dia sedang menuju sebuah tempat di bukit ini, tempat benda itu terkubur.
Sebuah bukit yang terdapat sebuah pohon beringin besar tumbuh, di sanalah tujuan Arcturus. Setibanya di sana dia menatap pohon besar dengan datar.
‘Dikehidupan sebelumnya dan di novel pohon ini satu-satunya yang tak hancur.’
Pohon beringin ini berdiri kokoh bahkan di tengah-tengah neraka. Bahkan jika daunnya terbakar namun cabang dan pohon itu sendiri sangatlah kokoh.
Ada alasan mengapa pohon ini begitu kokoh. Untuk alasan itu jugalah Arcturus menuju tempat ini.
“Mary, keluarkan benda-benda itu.”
“Dimengerti, Tuan Muda.”
Itu adalah alat pengalian yang dikeluarkan Mary. Tidak hanya pacul saja, tetapi juga ada beberapa batu kemerahan.
“Kita akan menggali. Gunakan Redstone untuk menghancurkan tanah keras.”
Akan dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk melakukan penggalian. Terutamanya dengan kekuatan sampah tubuh Arcturus Religia ini.
‘Sial, aku perlu melatih tubuh ini.’
Arcturus di kehidupan sebelumnya tidak melatih tubuhnya karena terlalu bangga dengan informasi miliknya.
Berkat hal itu dia menderita ketika perang tiba dan diikuti semua kekacauan lainnya. Setidaknya Arcturus perlu melatih tubuh ini hingga sekuat dirinya sewaktu masih di bumi.
Mereka melakukan penggalian setelah menggunakan satu Redstone untuk menghancurkan tanah. Seperti yang diharapkan, Arcturus tidak berguna dan harus menyerahkan penggalian kepada wanita tua Mary.
Mau bagaimanapun wanita tua itu mantan pembunuh, ada alasan mengapa Arcturus memilihnya dan mempercayainya. Bahkan dari kehidupan sebelumnya, Mary mengabdi sampai akhir hayatnya.
“Tuan Muda, aku menemukan sesuatu. Ini tulang yang besar—”
“Hancurkan saja.”
“Dimengerti.”
Mary segera meledakkan batu lainnya dan membuat tulang besar itu hancur. Jika benar adanya, setelah tulang itu hancur maka Arcturus mendapatkan apa yang diinginkannya.
Dia menemukan Mary tertegun karena menjumpai sesuatu di dalam penggaliannya. Arcturus kemudian tersenyum tipis dan melihat apa yang ditemukan Mary.
“Aku mendapatkannya.”
Benda yang menyebabkan pertumpahan darah habis-habisan hingga menyebabkan hancurnya wilayah Religia.
“Ini sebuah … Dungeon?” Mary terkejut karena hal itu.
“Benda itu terkubur di dalam sana.”
Dungeon, sebuah labirin bawah tanah yang tercipta di Era Dewa yang berlangsung ribuan tahun lalu.
Tempat itu menjadi kuil bagi orang-orang di masa lalu untuk menyimpan peninggalan ataupun pusaka berharga mereka.
Seperti halnya Dungeon dalam banyak kisah di bumi, tempat itu menjadi sarang monster.
“Kita akan masuk.” Arcturus mulai berjalan menuju pintu bawah tanah yang baru saja mereka gali.
“Apa tidak masalah, Tuan Muda? Ini belum terindentifikasi.”
“Tidak ada masalah, aku tahu jalannya.”
Novel tidak menyebutkan keberadaan Dungeon ini sampai Arcturus menjalani kehidupan pertamanya.
Kenangan saat dirinya dan yang lain berlomba-lomba untuk meraih benda di dalam Dungeon ini terlintas. Mau bagaimanapun di tempat inilah dia kehilangan Mary dan beberapa rekan lainnya.
Namun kali ini berbeda, Arcturus tidak akan kehilangan apapun. Dia tidak sedang berlomba dengan para bajingan Black Parade, dan dirinya saat ini tahu betul jalan yang harus ditempuh.
“Bersiaplah bertarung, Mary. Aku akan mendukung punggungmu.”
Arcturus telah meminta Mary untuk menyiapkan panah dan beberapa batu sihir.
Rencananya adalah Arcturus akan mendukung dari belakang sementara Mary menghadapi monster yang datang. Tentu, Arcturus memberikan arahan untuk menghindari tempat-tempat perangkap dan memberitahukan jalan yang harus ditempuh.
Mereka memasuki Dungeon. Tempat yang setinggi sepuluh meter dengan pilar, langit-langit dan lantai dari bebatuan yang berlumut. Tidak ada matahari namun tempat ini tidaklah gelap.
Monster lemah berdatangan seperti yang diharapkan. Ini hannyalah titik awal, semakin dalam mereka masuk maka semakin kuat monster yang ada.
‘Aku berhasil mencapai tempat itu setelah melewati banyak monster kuat. Jika bukan karena tokoh utama bersamaku, mustahil mencapainya.’
Namun bajingan Black Parade saat itu lebih diuntungkan karena memiliki peri kecil bersamanya. Mereka menemukan jalan pintas yang langsung menuju ruangan itu.
Arcturus tiba di tempat yang lebih luas di mana ada dua jalan mengarah kiri dan kanan. Dua jalan itu memiliki patung ksatria setinggi empat meter dengan pedang.
‘Di kehidupan sebelumnya aku mengambil jalan bagian kiri untuk menghindari konfrontasi dengan bajingan itu.’
Saat itu Black Parade mengambil jalur kanan. Tidak mungkin Arcturus mencoba mengikuti mereka karena para bajingan itu menggiring monster.
Namun pada kenyataannya itu hannyalah tipuan. Mereka sama sekali tidak melewati salah satu dari gerbang ini.
Arcturus berjalan menuju tengah ruangan dan terus melangkah hingga mencapai dinding kemudian menyentuhnya.
“Tuan Muda …” Mary memanggil namun Arcturus mengabaikannya.
Jalan sebenarnya ada di tempat yang tersembunyi. Ini adalah Dungeon yang sangat luas, bahkan Arcturus tidak tahu apa saja yang ada di dalamnya.
Namun untuk saat ini mendapatkan benda itu lebih penting. Persetan dengan menjelajahi keseluruhan tempat ini.
Arcturus merentangkan kedua tangannya dan berbicara dengan keras.
“Lessar buka pintu!”
"Baik, Tuan.”
Dinding mulai bergeser dan jalan yang tidak pernah terungkap akhirnya muncul di depan mereka. Mary menyaksikan itu dengan tidak percaya, tatapannya tertuju curiga kepada Arcturu, namun dia tidak mengatakan apa-apa dan diam-diam mengikuti Arcturus di belakang.
Lorong gelap sejauh mata memandang. Biasanya orang akan berhati-hati saat berjalan di tempat seperti ini namun Arcturus melakukannya sesantai bernapas.
‘Apa Tuan Muda tahu juga tentang tempat ini? Aku pikir dia bukan orang seperti itu.’
Mary sangat mengenal pria di depannya, lagipula dia telah menjaga Tuan Muda ini sejak masih menggunakan popok.
Dia menyaksikan bagaimana pemuda ini besar dan menjadi bajingan ketimbang bangsawan terhormat.
Arcturus Religia, tuan muda bangsawan yang malang dan kekurangan cinta dari ibunya. Dia terkenal sebagai sampah yang meniduri banyak wanita dan menghabiskan waktunya dengan mabuk-mabukan.
Mary tahu betul bahwa Arcturus bersikap seperti itu agar diperhatikan, bocah ini ingin mendapatkan perhatian orang dan mencari kasih sayang melalui banyak wanita.
Namun pada akhirnya itu bukan sesuatu yang bisa dengan mudah dia dapatkan.
“Kita sampai. Inilah tujuan kita.”
Mary memandang ke depan, terdapat sesuatu yang melayang-layang di udara dan bermandikan cahaya matahari dari langit-langit, juga cahaya kebiruan dari bawahnya.
Hampir seperti benda itu menjadi pusat pertemuan dua cahaya berbeda.
Itu pemandangan menakjubkan, ditambah dengan beberapa patung pendeta mengangkat tangannya seakan berharap benda itu jatuh di tangannya. Tidak, atau lebih tepatnya mereka memujanya melihat wajah patung itu tampak penuh suka cita?
Apapun itu Mary bisa meyakini sesuatu tentang ini. Dia yakin bahwa sesuatu sekuat ini hanya ada satu jawabannya.
“Apa ini … Artefak?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
penggemar_Uangkecil?!
👍👍
2024-04-09
1