Jomungandr menarik kembali ekornya ketika melihat ratusan— ribuan tengkorak merangkak membentuk gunung tulang tepat di hadapannya. Itu pemandangan luar biasa sekaligus menjijikkan.
Di puncak gunung tersebut terdapat Zegion yang lenteranya menyala ungu gelap.
Melihat itu Jomungandr mau tak mau sedikit resah. Itu bukanlah kekuatan yang bisa dicapai Lich dalam waktu seratus tahun.
Dia bisa menemukan bahwa Zegion tidak menciptakan itu hanya dengan murni kekuatannya, tetapi lentera yang dibawanya juga faktor utama.
“Bagaimana caramu menjadi Lich? Siapa yang mengajarkan caranya?”
Jomungandr tahu bahwa Zegion tidak mungkin mengetahui cara menjadi Lich tanpa bantuan seseorang. Untuk menjadi Lich tidak hanya membutuhkan banyak tumbal, tetapi memerlukan lingkaran sihir kuno.
‘Aku kira sihir itu sudah lenyap dari dunia. Namun siapa yang masih mengetahui lingkaran bahkan tata caranya?’
Sesuatu yang bahkan Jomungandr tidak ketahui namun orang lain ketahui. Sihir kuno itu harusnya sudah lenyap bersama dengan Era Dewa yang misterius. Bisa dikatakan orang yang mengetahui sihir tersebut, mungkin juga tahu tentang Era Dewa.
Itu membuat rasa ingin tahunya menggebu-gebu dan berharap andaikan dia memiliki umur lebih panjang untuk bisa mengetahuinya.
“Mengapa penting bagi monster yang mau mati untuk mengetahuinya?” ujar Zegion dengan nada mengejek.
“Kamu begitu percaya diri, ya?” Jomungandr dengan tenang berkata demikian.
Disaat itu juga gunung tengkorak berubah menjadi tengkorak seukuran raksasa yang mampu mencengkram Jomungandr. Gerakannya cepat tidak seperti Undead pada umumnya.
Jomungandr menemukan bahwa Zegion rupanya menggunakan sihir untuk membuat tengkorak besar itu mudah bergerak.
“Jangan lupa kalau sebelum jadi Lich aku adalah Wizard terhebat!”
Jomungandr tidak memiliki kebanggaan setinggi naga. Dia yang saat ini jelas tidak mampu melawan Zegion, tidak dengan luka dalam yang dia miliki.
‘Aku harus mengulur waktu sampai dia berhasil melarikan diri.’
Meski gagal menyelamatkan nyawanya namun setidaknya Jomungandr telah memberikan hal yang berharga baginya kepada Arcturus Religia.
Saat pertama kali mendengar namanya, Jomungandr begitu terkejut. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Arcturus Religia, tuan muda dari bangsawan Religia. Religia adalah nama bangsawan yang sudah ada bahkan sebelum dia lahir.
Diantara banyaknya bangsawan, Religia Family adalah salah satu yang bertahan dari berbagai badai dan gempa di dunia ini.
‘Sama seperti halnya Era Dewa, Religia adalah rumah tangga yang misterius. Tampaknya bocah itu sendiri tidak tahu apa-apa tentang silsilah keluarganya.’
Jomungandr tidak berencana mengatakan apapun, toh dia tidak punya lagi waktu untuk melakukannya.
“Apa ada perkataan terakhir?” tanya Zegion.
Jomungandr mulai mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang Zegion.
“Orang mati harusnya tetap mati!”
***
Arcturus terus jatuh ke dalam sarang Jomu, tempatnya tertidur dalam waktu lama.
“Aku pasti mati jika terlibat pertempuran di atas.”
Getarannya sampai ke tempat ini yang berada di bawah tanah. Meski Arcturus tidak ahli soal sihir namun dia bisa merasakan kacaunya gelombang Mana di atas saat ini.
“Semuanya masuk akal sekarang. Goblin King itu dikendalikan Zegion seperti halnya monster lain.”
Lich itu membuat banyak kekacauan itu hanya untuk memberikan dirinya ruang untuk bertemu Jomungandr. Tidak ada bukti namun Arcturus yakin Zegion datang untuk sesuatu.
“Serpent yang mengalahkan Mad Dog dan membunuh Shin bukanlah Jomu.”
Arcturus tidak mengetahuinya sampai Jomu membuat permintaan khusus kepadanya. Dia masih ingat setiap detil percakapan sebelumnya.
‘Arcturus Religia, aku ingin kamu mengambil sesuatu di dalam sarangku dan lekaslah pergi dari sini secepatnya.’
Arcturus kala itu mengerutkan alisnya, ‘Mengapa? Meski sedikit namun aku bisa membantumu.’
Jomu menentang gagasannya, ‘Kamu yang sekarang tidak akan bisa menghadapinya. Bahkan aku tidak percaya diri bisa melakukannya. Dia memiliki sesuatu yang mengerikan bersamanya.’
Arcturus akhirnya menginjak tanah setelah jatuh cukup lama. Dengan bantuan Ancient Determination mudah untuknya melakukan pendaratan aman.
“Ini … benar-benar sarang?”
Sarang besar berbentuk lingkaran dengan banyak gua yang terhubung ke tempat lain di setiap dindingnya. Di tengah sarang besar itu, ada sebuah telur putih bersih bermandikan sinar bulan dari celah kecil di langit-langit.
‘Tolong bawa dan rawat telur itu. Aku telah menjaganya selama separuh hidupku. Kamu akan mendapatkan manfaat luar biasa ketika berhasil menetaskannya. Jaga dia baik-baik wahai Putra Alam.’
Itu kalimat terakhir Jomungandr sebelum memaksa Arcturus pergi ke sarangnya. Sampai saat ini dia masih kesal karena disebut dengan Putra Alam, istilah yang tidak dia ketahui sama sekali.
“Apakah ini telurnya? Tidak, dia bilang sudah merawatnya dalam waktu yang lama.”
Serpent tidak membutuhkan waktu selama itu untuk menetaskan telurnya. Bahkan jika Jomu adalah spesial karena berada di puncak evolusi, paling lama dia hanya butuh sepuluh tahun untuk menetaskan telurnya.
Serpent bukanlah spesies naga yang memerlukan waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk menetaskan telurnya.
Arcturus mendekatinya dan menyentuhnya. Keningnya segera membuat kerutan yang cukup dalam.
“Ini bukan telur Serpent. Tidak, apa ini benar-benar telur?”
Telur berwarna putih namun memiliki warna biru samar itu mengkilap dan sangat halus seperti kristal sampai Arcturus bisa melihat pantulan wajahnya. Tidak hanya itu, ukurannya setengah dari tubuh Arcturus. Akan sulit untuk membawanya.
Arcturus mencoba mengangkatnya dan berakhir dengan kegagalan. Dia lupa bahwa tubuhnya saat ini adalah sampah.
“Ini benar-benar tubuh tidak berguna jika bukan karena wajah dan latar belakangnya.”
Dia lupa telah bereinkarnasi menjadi Arcturus Religia, sampah yang tidak melatih tubuh dan hanya mabuk serta bermain wanita.
Pada kehidupan sebelumnya dia telah berhasil melatih tubuh Arcturus sampai mendapatkan kekuatan fisik yang setara dengan dirinya di bumi.
Namun pada kesempatan ini dia belum melakukan latihan apapun.
Arcturus mencoba memasukkan telur ke dalam cincinnya namun seperti yang diharapkan bahwa itu tidak berhasil.
“Cincin ini tidak bisa menyimpan sesuatu yang hidup.”
Telur mungkin bukan kategori makhluk hidup, tetapi lain ceritanya jika di dalam cangkangnya sudah menyimpan kehidupan.
Memutar otaknya akhirnya Arcturus menemukan opsi yang tersedia. Meskipun opsi tersebut hanyalah spekulasi belaka namun tidak rugi untuk dicoba.
“Hei, Assassin. Bisakah aku menggunakan ketrampilan utama?”
Assassin yang dimaksud merujuk pada The Envy of Assassin. Awalnya Arcturus tidak tahu jika Ancient Determination berbicara. Dia baru tahu ketika si Assassin berbicara hal aneh saat Zegion muncul.
•...Tidak. Kamu belum memiliki jubah dan pedangku.
“Sudah kuduga.”
Ancient Determination, The Envy of Assassin adalah kekuatan pembunuh hebat. Ini adalah ketrampilan membunuh tingkat tinggi. Semua hal yang Arcturus gunakan selama ini bukanlah potensi utamanya.
Sayang bahwa dia tidak bisa berkompromi tentang ketrampilan utama. Namun tujuan Arcturus adalah memastikan jika si Assassin mendengarnya.
Jika Assassin menjawabnya maka bisa dipastikan eksistensi pembunuh itu tetap bersama Ancient Determination.
‘Kekuatan yang menyimpan kesadaran pemiliknya, ya? Aku belajar banyak hal.’
Hal itu membuat bibirnya tersenyum seperti iblis kecil.
“Wahai pembunuh, aku akan meminjamkan satu hal padamu.”
•… Menarik.
Arcturus tersenyum cerah setelah mendengar tanggapan lambat Assassin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Frando Kanan
ternyata dlony wizard huh...tpi berakhir jd lich....ironic
2024-04-11
0