Biasanya novel ataupun kisah fiksi lainnya memiliki satu tokoh utama yang memainkan peran utama untuk menjalankan cerita. Namun di bumi ada novel dengan empat tokoh utama berbeda.
Tokoh utama di novel The Rise of Hero In Chaostic World ada empat orang. Lima volume awal yang Arcturus baca berisi pengenalan beberapa tokoh utama.
Tentu tidak semuanya diketahui dan ada beberapa tokoh yang hanya sedikit diceritakan. Meski begitu pada akhirnya hanya akan ada satu tokoh yang akan benar-benar menggerakkan cerita. Hanya saja Arcturus belum membaca novelnya sejauh itu.
Bahkan pengalaman kehidupan sebelumnya tidak membuatnya mengetahui siapa protagonis utama yang akan membimbing cerita.
Wanita di depan Arcturus saat ini adalah salah satu tokoh utamanya.
“Terima kasih telah menolongku,” ujar Arcturus selagi memijat kakinya yang terkilir.
“Bukan masalah. Apa kamu sungguh baik-baik saja?” tanyanya dengan wajah acuh tak acuh.
“Ya. Aku baik-baik saja.”
Arcturus tersenyum saat mengatakannya. Dia masih ingat tentang novel yang memberikan deskripsi sangat panjang untuk menjelaskan kecantikan tokoh utama yang satu ini.
“Kamu siapa? Aku mencium aroma unik darimu.”
Arcturus segera mencium ketiaknya dengan khawatir, “Apa bauku seburuk itu?”
“Aku tidak mengatakannya busuk namun lebih seperti harum dan misterius.”
Arcturus tersenyum, wanita ini tidak berubah sama sekali. Baik dikehidupan ini maupun sebelumnya. Bahkan novelnya juga memiliki karakteristik sama dengan aslinya.
“Aku anggap itu pujian. Sekali lagi terima kasih telah menolongku.”
Wanita itu menaikkan alisnya seakan terkejut, “Kamu tampak tidak benar-benar terpesona oleh kecantikanku. Apa kamu jenis yang tidak tertarik dengan wanita?”
“Aku masih menyukai wanita! Tentu aku kagum bahwa ada wanita dengan tampilan sesempurna ini. Namun seperti halnya langit yang indah, terkadang kamu hanya perlu mengagumi tanpa mencoba memiliki.”
Arcturus yakin bahwa sesuatu yang indah cukup dikagumi tanpa pernah dimiliki siapapun. Justru karena tidak memiliki, semakin lama dia bisa mengaguminya.
Yah, meskipun dia mengatakan seperti itu, kenyataannya di kehidupan sebelumnya Arcturus cukup dekat dengan wanita ini. Dia sendiri berusaha memiliki langit di pelukannya.
Kecantikan benar-benar racun dunia!
“Namaku Arcturus Religia. Boleh aku tahu siapa kamu?”
Meskipun Arcturus sudah mengenalnya sejak sangat lama, namun akan aneh jika dia langsung memanggilnya tanpa pernah berkenalan di regresi ini.
Wanita itu tersenyum tipis yang membuat Arcturus sedikit berdegup.
“Aku suka kalimatmu yang persis dengan perkataan pengasuhku. Namaku Alda Carinea, panggil saja Alda. Kamu manusia pertama yang tidak jatuh cinta dengan kecantikanku dan berusaha memiliki diriku.”
Itu bukanlah kesombongan melainkan murni karena kepolosan dan pengalamannya. Siapapun yang melihatnya akan terpincut.
Diantara penjelasan panjang novel tentangnya ada bagian yang Arcturus ingat dengan betul.
—Langit mencuci tangan ribuan kali di kolam firdaus demi menciptakan manusia dengan tampilan sempurna yang penuh kesucian.—
—Dengan waktu tak terhitung yang dilaluinya, langit mulai menangis penuh kebahagiaan atas mahakarya yang dinamakan Alda Carinea.—
—Untuk pertama kalinya langit memuja sesuatu yang dia ciptakan.—
—Dan, pertama kalinya pula langit jatuh cinta.—
“Itu nama yang sangat bagus.”
Alda Carinea, ada kemiripan tertentu dengan Arcturus tentang dari mana nama itu berasal. Itu adalah nama lain dari bintang Canopus.
Mungkin hanya kebetulan belaka tentang penamaan itu dikarenakan dunia ini tidak memiliki berbagai hal tentang sistem perbintangan.
“Omong-omong ada apa tentang aliran Mana mengerikan ini? Aku merasakan bentrokan besar tidak jauh dari sini.”
Alda Carinea memiliki kepekaan kuat terhadap Mana dan hal unik lainnya. Arcturus menatap tangan kanannya yang diperban dengan buruk.
‘Sepertinya sejak awal tidak hanya kekuatannya, tetapi tangannya juga disegel.’
Pada novelnya Alda Carinea memiliki dua segel pada tubuhnya. Pertama adalah segel jiwa yang merampas kekuatannya dan kedua adalah tangan kanannya.
Dia adalah tokoh utama yang amat percaya diri akan kemampuannya dan terkenal sombong. Namun kesombongan itu ditempa melalui kekuatan yang benar-benar nyata sampai membuatnya sangat layak.
‘Di kehidupan sebelumnya dia baru membuka segel tangan kanannya dan itupun disaat-saat krisis. Aku masih tidak tahu seberapa jauh kekuatan penuhnya.’
Pada suatu kesempatan Arcturus mendapatkan kesempatan untuk melihat ketika Alda menggunakan kekuatan penuhnya sesaat dengan kondisi khusus.
Itu luar biasa indah dan kuat. Yah, mau bagaimanapun tokoh utama ini dibesarkan oleh seekor naga.
“Situasinya sangatlah kacau. Mana yang kamu rasakan berasal dari dua makhluk tua yang saling bertarung. Lalu Mana lainnya mungkin dari kota.”
Mendengar situasinya dari Arcturus membuat Alda menganggukkan kepalanya.
“Hm, sangat disayangkan jika aku datang jauh-jauh untuk membiarkan tempat itu hancur. Aku akan mengurusnya, mulai dari bentrokan kuat dulu—”
“Tunggu!” Arcturus menghentikan Alda yang berniat melompat menuju tempat Jomungandr.
Jika bisa Arcturus ingin Jomu tetap hidup dan selamat karena membutuhkan pengetahuannya. Akan tetapi ketimbang monster yang bisa membunuhnya, Arcturus akan memilih penduduk biasa yang bisa menolongnya.
“Jika kamu berkenan bisakah membantuku mengatasi masalah di kota? Aku akan memberikanmu imbalan setelah ini semua selesai!”
Tidak peduli apapun yang terjadi Arcturus harus membawa Alda ke sisinya. Dia perlu mengumpulkan banyak pion penting di papan caturnya.
Alda menatap Arcturus dengan bimbang. Di satu sisi dia tidak mempercayai siapapun, tetapi di sisi lain Arcturus membawa getaran berbeda dari orang lain.
Itu adalah perasaan misterius yang unik seperti halnya naga yang membesarkan dirinya.
‘Ada apa dengan dadaku? Rasanya begitu sesak dan sangat sedih.’
Alda merasa seperti mengenal pria di depannya dengan sangat baik. Hampir seakan-akan mereka saudara yang terpisah dan tak pernah bertemu lagi.
Itu perasaan yang aneh namun Alda memilih pengabaian.
“Baiklah, sebagai gantinya aku akan membuat permintaan padamu nanti sebagai imbalan. Apa yang harus aku lakukan?” tanya Alda.
Arcturus tersenyum karena tahu Alda akan membantunya. Meski dia tidak memahami hal-hal umum tentang kehidupan sosial dan lainnya, setidaknya dia memiliki kebaikan besar bersamanya.
“Aku punya rencana.” Arcturus tersenyum seperti iblis kecil yang licik.
***
Gerbang kota Pelabuhan Timur sedang panas dan dipenuhi benturan. Melalui benteng para prajurit menembakkan sihir dan panah kepada para monster.
Mulai dari Goblin, Orc, Wolfhorn dan yang paling merepotkan adalah Troll. Jenis monster seperti gorila botak dan muka hancur. Tingginya mencapai lima meter, setengah dari dinding kota.
“Jangan biarkan gerbangnya dihancurkan! Lakukan yang terbaik untuk mereka tidak mendekati gerbang!”
Kepala kesatria Pelabuhan Timur, Gilbert memerintah dengan tergesa-gesa. Para prajurit mematuhinya dengan baik namun dia mulai khawatir.
“Ini tidak ada habisnya sama sekali. Cepat atau lambat kita akan kehabisan senjata.”
Para penyihir juga sudah mulai kelelahan. Meski sudah ada perintah penyerbuan dari Shin, dan bantuan para petualang namun itu tidak cukup.
Awalnya Gilbert berencana melakukan penyerbuan jika evakuasi sudah selesai dilakukan. Tentunya dia tahu kerusakan akan terjadi namun dia mengenal Shin dengan baik.
“Tuan Shin merelakan kerusakan ketimbang nyawa.”
Kota bisa dibangun kembali namun nyawa yang hilang tak bisa dikembalikan. Itu adalah moto utama Shin dalam memerintah. Untuk alasan itulah dia diberikan kepercayaan mengawasi pelabuhan ini.
“Komandan, kita tidak bisa bertahan selamanya!” Salah seorang prajurit memberikan laporannya.
“Aku tahu itu! Kita harus bertahan sedikit lagi sampai evakuasi selesai!”
Kekhawatiran terbesar Gilbert ada pada Troll yang diam mengamati sejak tadi, tak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Jika monster itu bertindak maka tidak diragukan gerbang hancur dalam sekali serangan.
“Apa yang sedang kau tunggu?” gumam Gilbert saat tatapannya bertemu dengan Troll.
Seakan-akan memahami kalimat, Troll mulai tersenyum dan menghantam gada besi berkaratnya ke tanah dengan kuat. Mata merahnya bersinar, para monster di depannya lekas memberinya jalan menuju gerbang.
Gilbert terbelalak dan menyadari tujuan Troll, “Bajingan, dia menunggu semua orang kelelahan?!”
Seakan menjawab temuannya, Troll mengambil lompatan besar dan membanting gada miliknya ke pintu gerbang.
Satu serangan kuat menghancur gerbang dan menghempaskan apapun di sekitarnya. Beberapa orang terhempas dan terluka karenanya.
Troll adalah monster yang sangat kuat dan mampu mengalahkan dua puluh ksatria dengan mudah. Kekuatannya mungkin setara lima puluh orang.
Jangankan kekuatan, tetapi kulitnya juga sangat keras seperti armor.
“Serang yang paling lemah dulu!” perintah Gilbert. “Biar aku dan para petualang mengatasi Troll dan lainnya!”
Lawan berbahaya bukanlah lawan kuat yang mampu menghancurkan apapun, melainkan lawan lemah dalam jumlah besar.
Gilbert segera melompat turun dan menebas bahu Troll namun hanya berhasil memberikan goresan kecil. Dia mulai melompat lagi dan menjaga jarak.
Para petualang dan beberapa ksatria memposisikan diri di belakangnya. Beberapa mulai mengejar monster seperti Goblin yang berusaha memasuki kota semakin dalam.
“Tuan Gilbert, kami akan membantu!” Perwakilan petualang, sang wanita dengan tongkat sihir menempatkan diri tepat di belakang Gilbert.
“Terima kasih.”
Meski begitu Gilbert tahu ini tidak akan mudah sama sekali. Troll bukanlah lawan yang bisa mereka kalahkan hanya dengan jumlah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Kang_Wah_Yoe
👍👍👍👍👍🐣
2023-06-21
0
Ayano
Ih iya bener banget. Aku bikin juga di awal pake troll tapi karena baru awal jadi mikirnya gak se real kakak. Aku nganggep trollnya tuh kek kartu yugi aja yang atk sama defnya rendah
2023-04-30
0
Ayano
Tokoh utama kalo sombong tuh kek anti hero aku ngebayanginnya
2023-04-30
1