Semalam Sandra tak bisa tidur dengan nyenyak, i gelisah. pikirannya terus berputar dan Sandra merasa khawatir jika Aidan akan mengambil keuntungan darinya saat ia tertidur.
nyatanya pria tampan itu tidur dengan tenang si sebuah sofa yang kekecilan bagi tubuh besarnya.
Sesekali Sandra melihat pria itu membalikkan badannya dengan alis bertaut, tak nyaman.
kakinya yang panjang menjuntai ke lantai dan terlihat beberapa kali ia akan terjatuh.
Sandra jadi tertawa sendiri.
Ia juga merasa tak tega pada Aidan.
bagaimanapun pria itu sudah menolongnya keluar dari rumah keluarga Haris, ia suaminya kini.
Sandra bangkit dan mendekati Aidan.
ia sudah menetapkan hatinya
karena sudah menikahi Aidan, maka ia akan berbakti seperti istri layaknya, walaupun pernikahan mereka adalah sebuah perjanjian.
Hanya saja untuk urusan ranjang, Sandra percaya Aidan bukan pria yang tidak bisa menepati janjinya
"Mas, mas Aidan" panggil Sandra menggoyang bahu pria itu, namun pria itu masih pulas tertidur.
Aidan memang meminta Sandra memang memutuskan memanggil Aidan dengan embel-embel mas, karena untuk menghormati Aidan yang kini suaminya.
tak etis rasanya jika tetap memanggil nama pria itu saja
"Mas, mas bangun.
pindah ke ranjang aja" ucap Sandra lembut kini menepuk pipi Aidan
"Pipinya sangat halus, dari dekat dia sangat tampan" gumam Sandra lirih karena menduga Aidan sudah terbangun.
Aidan memang sudah terbangun Aat sandra menepuk pipinya, ia mengintip Sandra yang terpana menatap wajahnya, Aidan mengintip , bulu matanya yang panjang bergerak, hanya saja Sandra tidak melihat
"Apa istriku kesepian di ranjang besar itu???"
Sandra terpekik kaget, ia limbung tersandung kakinya sendiri.
tangan kekar Aidan dengan sigap menariknya, hingga Sandra kini jatuh diatas tubuh Aidan yang masih dalam posisi terlentang
"Apa ingin di peluk???"
"Lepaskan, kau mesum" ucap Sandra langsung bangkit, wajahnya sudah Semerah tomat
Aidan tersenyum lebar. Ia merasa sangat senang menjahili Sandra
"Kenapa??? aku tidak melakukan apapun.
kau yang membangunkan ku"
"Itu, aku hanya kasihan pada sofa ini di tiduri pria besar sepertimu.
tidurlah di sofa, aku harap kau jangan nakal.
ingat tidak ada kontak fisik selama salah satu dari kit keberatan" ucapan Andra mengingatkan isi kontrak pernikahan mereka
"Aku tak nakal, hanya saja aku takut istriku yang nakal padaku" ucap Aidan dengan senyum usil
"Tidak mungkin, cepat tidur sebelum aku berubah pikiran.
aku bukan istri yang kejam" ucap Sandra buru-buru naik ke atas ranjang dan memejamkan matanya.
ia menarik selimutnya hingga menutupi lehernya.
sungguh menggemaskan menurut Aidan.
Aidan lalu naik ke atas ranjang.
ia melihat bantal guling yang di letakkan Sandra di tengah ranjang mereka.
"Ini wilayah teritorial aku, mas jangan melewati batasnya ya" ucapan Sandra serius
"Iya, iya
aku pria yang memegang janji
hanya saja jika kau yang melewati batasan ini apa kau mau bertanggung jawab padaku???"
"Tidak mungkin, sudah tidur aku ngantuk" ucap Sandra pura-pura memejamkan matanya
"Aku harus tetap sadar etika tidur, jangan sampai tubuh ku ini malah membuatku malu" gumam Sandra.
Tak lama terdengar nafas beraturan Aidan, pria itu sudah terlelap dalam tidurnya.
sandra memandang wajah Aidan lekat, ia memang harus memuji ketampanan Aidan. Ada rasa senang bisa menikah dengan pria setampan Aidan.
Beberapa saat kemudian akhirnya Sandra tertidur.
Alarm di ponsel Aidan berbunyi, ia memang selalu bangun lebih awal sebelum sholat subuh
namun betapa terkejutnya ia melihat wajah Sandra yang sangat dekat dengannya.
wanita itu bahkan memeluknya seperti guling.
Aidan tersenyum lebar.
rupanya istrinya yang menggemaskan itu yang melewati teritorialnya sendiri.
"Kucing nakal, kau melewati batasnya sendiri, apa yang akan kau lakukan saat kau tahu nanti haha.
Cantik, sangat cantik" gumam Aidan menatap lekat wajah Sandra.
tanpa sadar ia mengecup kening Sandra.
Aidan tak percaya dengan apa yang ia lakukan.
tak pernah terbesit di dalam pikirannya bahwa ia akan nyaman di peluk seorang wanita, bahkan kini ia mengecup wanita itu????
Aidan tersenyum lebar.
Rasanya nyaman sekali di peluk Sandra.
Tiba-tiba alarm di ponsel Sandra berbunyi, ia terlihat mengerjapkan matanya beberapa kali
Aidan langsung pura-pura tertidur.
Puk puk puk
tangan Sandra mencari keberadaan ponselnya.
ia tanpa dasar menepuk wajah Aidan.
ingin sekali Aidan bergerak namun ia tahan
"Ehhh berisik" gumam Sandra serak khas suara orang bangun tidur
namun gerakan mencarinya terhenti.
ia membuka matanya dan terkejut.
kini wajahnya bahkan menempel di wajah Aidan.
hembusan nafas Aidan menerpa wajah Sandra
"Astaga" pekiknya
"Ya Allah, apa yang aku lakukan??" pekiknya lagian aat tahu saat ini di sedang memeluk Aidan.
Sandra perlahan menarik kakinya, Aidan tak tersenyum menikmati kepanikan wajah istrinya.
ia menggerakkan tangannya dan memeluk Sandra
"Astaghfirullah, gimana nih???" ucap Sandra panik karena tak bisa bergerak lagi
ia menanti Aidan kembali terlelap, perlahan membebaskan diri dari pelukan pria itu
"Tapi pikiran dan tubuh Sandra tak sejalan.
tangan Sandra malah mengelus wajah tampan Aidan
"Tampan, bulu matanya panjang sekali" gumam Sandra sedang mengagumi Aidan.
tiba-tiba Aidan membuka matanya.
kedua mata mereka beradu temu
"Aaaaaaaaaarrgghhh" Sandra menjerit terkejut, ia mendorong tubuh Aidan menjauh
"tidak menduga istriku melecehkan ku saat tidur" ucap Aidan dengan senyum di kulum
"Kau, kau yang memelukku," ucapan Sandra menyangkal
"Tapi ku lihat kau yang memelukku dan mengelus wajahku. Apa nyonya Lawrence sudah siap lahir batin???"
"Tidak, kau...
kau bermimpi. Jelas-jelas kau memanfaatkan aku saat tidur,"
"Lihat aku tetap di sudut ranjang, kau yang mendekatiku nyonya Lawrence"
"Aduh kebelet pipis" ucap Sandra beralibi, ia segera loncat dari kasur dan masuk ke kamar mandi
bahkan sangking paniknya ia sampai menutup kencang pintu kamar mandi
Aidan tertawa kecil, sungguh ia senang sekali
"Hahaha sungguh lucu" ucap Aidan menggelengkan kepala sambil terus tertawa
Sementara di dalam kamar mandi, Sandra sedang menenangkan hatinya yang berdegup kencang.
ia melihat wajahnya sudah Semerah tomat, malu
"Sandra-sandra loe gak tahu malu
loe yang meluk Aidan.
astaga sebuah kesalahan tidur seranjang dengan Aidan.
untung dia gak lihat gue yang lagi menikmati wajah tampannya.
gimana dong nih??? malu banget" ucap Sandra panik malah berjalan mondar mandir di kamar mandi
"Baby...
aku mau mandi dan sholat.
apa kau masih lama??"udara Aidan membuyarkan lamunannya
"Ah iya, iya"Sandra hampir lupa, ia segera membersihkan diri lalu berwudhu.
saat keluar dari kamar mandi, Sandra terus menusuk karena malu, Aidan hanya tertawa kecil lalu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi.
"Ahhh pria itu...
tapi dia bilang sholat?? aku kira dia bukan pria yang taat agama" gumam Sandra lalu segera menggelar sajadah, ia senang mengetahui kenyataan jika suaminya akan menjadi imamnya dalam beribadah.
Tak alam Aidan sudah keluar, wajahnya sudah fresh, aroma mint segar langsung menyeruak memenuhi ruangan.
"Tunggu kita sholat berjamaah" ucap Aidan lalu memakai baju koko nya, pria itu tak tahu malu membuka handuknya yang menyisakan boxer saja, lalu berpakaian, sementra Sandra memalingkan wajahnya ke arah lain
"Hahaha dia malu" gumam Aidan melirik ke arah Sandra.
akhirnya mereka menjalankan sholat subuh berjamaah, setelah sholat Aidan Menganti pakaiannya, ia bersiap lari pagi.
"Mas, mau kemana???"
"Mau lari dari kenyataan"
"Mau lari pagi juga, dasar aneh.
di tanya gak pernah bener jawabnya" gerutu Sandra
"Nah itu tahu, pake nanya.
Aku jalan dulu, ah apa kau tidak mau aku tinggalkan, jika begitu aku.."
"Tidak pergi sana" ucap Sandra ketus
Aidan tertawa, ia berjalan keluar dari apartemen.
Sandra merasa pagi-pagi jantungnya terus marathon.
ia mengelus dadanya
"Buat sarapan ah, tapi dia makan apa ya???
telepon Sam aja ah" ucap Sandra lalu mulai menghubungi samuel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Biduri Aura
aku jadi mesem sendiri saat baca 🥰🥰🥰🥰
2023-06-21
1
Imas Fatimah
aamiin
2023-04-04
2
Hera Imoet
lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz... semoga Sandra bahagia yaa
2023-04-04
2