"Ya Tuhan, pakaian ini sangat manis.
bagaimana dia bisa tahu ukuran pakaianku??
ah lupakan.
mungkin saja dia seorang player, bukan urus ku" gumam Sandra masih berputar-putat di depan kaca.
ia lalu keluar dari kamar menuju ruang tamu, ia melihat di sana ada dua buah paper bag dan memeriksanya.
ia tersenyum lebar menatap box makanan.
namun paper bag satunya sepertinya berisi sepatu, ia tak berani membukanya.
Dia hanya mengeluarkan paper bag berisi makanan dan menatanya.
semua lengkap, ada lima box makanan,
isinya masing-maisng, buah, sandwich, salad sayur, dan juga nasi goreng.
Sandra menatap semua dengan mata berbinar, air liurnya menetes
"Lap tuh iler lalu cuci tanganmu" ucap Aidan
"Aku bukan anak kecil, lagi pula aku baru habis...."
"Cuci tanganmu atau kau tak dapat sarapan pagi" ucap Aidan tak ingin di bantah
"Kau seperti nenekku, menyebalkan" gerutu Sandra dengan malas melangkah ke wastafel, Aidan hanya menggelengkan kepala. Ia paling tak suka orang jorok.
Aidan memiliki phobia kebersihan dan juga wanita.
namun entah mengapa pada Sandra ia tak merasa phobia itu???
Apa Sandra obat yang dikirim Tuhan untuknya????
jika demikian Aidan akan menikahinya, seperti yang Sandra minta padanya saat mabuk.
Tidak ada salahnya bekerjasama dengan sandra
mereka sama-sama di Untungkan.
Sandra dapat membalas dendamnya, sementara ia..
mungkin saja ia bisa sembuh dari phobia nya nanti.
Sandra kembali dari mencuci tangan, ia lihat pria itu menunggunya, apa ia harus merasa tersanjung???
"Mengapa kau belum makan???
apa kau menunggu ku datang???" tanya Sandra
"Imajinasimu terlalu tinggi nona Sandra.
aku habis menyelesaikan pekerjaanku" ucap Aidan lalu berjalan menuju wastafel, tak lama kemudian dia kembali.
Keduanya lalu makan dengan lahap tanpa suara.
Sesekali Aidan melirik wanita di depannya.
setelah mandi wanita itu terlihat lebih cantik dan fresh walau kedua matanya bengkak karena menangis.
begitu juga Sandra yang melirik ke arah Aidan.
pria itu terlihat elegan dan karismatik. bahkan saat ia makan terlihat sangat...
Sandra tak pernah melihat pria yang makan dengan sangat rapih, seperti seorang pangeran yang harus makan dengan table manner yang baik.
Mata keduanya bertemu, Sandra langsung menunduk memutuskan pandangan mereka.
ia pura-pura sibuk dengan makannya.
"Habiskan makan mu.
Aku akan mengantarmu pulang"
Sandra tertegun.
ia terlihat menghentikan gerakan sendoknya.
sungguh, ia tak ingin pulang ke rumah, terlebih rumah itu.
Jika melihat Sarah, hatinya akan kembali terluka.
Sandra ingin keluar dari rumah itu, namun ia tak kuasa meninggalkan neneknya sendiri.
selama ini hanya Sandra yang perduli pada neneknya itu, sementara om nya sibuk bekerja dan istrinya Tante Anya lebih menyukai berada di luar, baik kegiatan Sosialitanya maupun traveling ke beberapa negara
"Aku bisa pulang sendiri" ucap Sandra tanpa menoleh
"Aku keberatan.
setidaknya aku harus mengenal keluarga calon istriku
Sandra tak bisa berkata apapun apalagi menolak karena kini ia sudah berada di dalam mobilnya dimana Aidan yang menjadi supirnya.
Harus Sandra akui pria itu sangat-sangat tampan dengan alis hitam dan juga mata abu-abunya, Sandra tahu jika Aidan mungkin saja blasteran bule.
Namun anehnya pria itu sangat fasih berbahasa Indonesia.
Semua sempurna kecuali satu, pria itu memiliki tatapan dingin menusuk dan juga angkuh, ah satu lgi dia pelit, Selain itu tubuh, wajah dan penampilannya sangat sempurna.
"Dua belokan lagi rumahku, rumah nomor delapan belas" ucap Sandra.
ia merasa ingin mati bosan karena sejak berada di dalam mobil tersebut, keduanya hanya diam.
Sandra hanya berbicara untuk mengarahkan jalan pada Aidan
"Ah satu lagi, dia menyebalkan, sangat menebalkan" gumam Sandra dalam hati memberi penilaian tentang Aidan.
"Nona Lora, jangan mengumpat ku dalam hati.
bagaimanapun aku adalah penolong mu" ucap Aidan tanpa menoleh.
Reflek Sandra menutup mulutnya, bagaimana pria aneh ini tahu di sedang mengumpatnya???
apa Aidan seorang cenayang??? Sandra menatap wajah Aidan, ia menelisik wajah pria itu, dari samping saja ia sangat tampan dengan hidung mancung nya
"Jangan terus menatapku seperti itu, aku tahu aku tampan. Jadi aku khawatir kau akan jatuh cinta padaku" ucap Aidan lalu menoleh sambil tersenyum,.menampilkan dua lesung Pipit yang menghiasi wajah tampannya
"Jangan tersenyum lagi, atau aku bisa kena diabetes karena senyummu manis sekali tuan" gumam Sandra memalingkan wajahnya karena malu tertangkap sedang memandangi Aidan
"Aaa... siapa yang memandangi mu.????? pedeee
Itu rumahku" ucap Sandra menunjuk sebuah rumah megah di depannya.
"Disini saja.
tuan Aidan , aku perlu waktu"
Aidan melirik ke arah rumah sebentar dan ia memarkirkan mobilnya di luar
"Nona cantik, aku sudah mengantarmu selamat sampai rumah, jika kau masih tak berubah pikiran akan menikahi ku.
Hubungi aku dan siapkan semua dokumennya, aku permisi"ucap Aidan menyerahkan sebuah kartu nama dan langsung turun dari mobil Sandra
"Hei, ini perumahan, akan sulit menemukan taxj disini" ucap Sandra mau tak mau khawatir.
karena perumahan tersebut adalah perumahan elit yang tidak sembarang. orang bisa masuk
"Katakan, apa kau khawatir padaku???" tanya Aidan mencondongkan tubuhnya ke arah Sandra, jarak mereka yang dekat membuat Sandra deg deg an
"Tidaaaakkkk" ucap Sandra mendorong tubuh Aidan
"Astaga nona kau membuat aku sakit hati loh.
telepon aku segera ya, Jangan kelamaan.Bulan depan Aku sudah tidak berada di Indonesia, aku tak punya alasan tinggal.
Jika kau mau menikah denganku, maka kau alasanku tinggal" ucap Aidan mengedipkan sebelah matanya lalu berjalan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.
Sandra membeku,ia memegang pipinya yang terasa panas. Ini semua gara-gara dia mabuk dan melamar pria itu.
Ia melihat pria itu berjalan menjauh, namun untuk mengantar pria itu sampai gerbang perumahan, Sandra enggan.
pria itu membuat jantungnya deg deg an dan ia terlalu malu mengakuinya.
Sandra memarkirkan kendaraanya di garasi lalu bergegas masuk.
di ruang keluarga, nenek, bibi , paman dan adik sepupunya serta Rizky duduk.
Sandra jadi merasa seperti orang asing yang salah masuk, menggangu keluarga harmonis itu yang terlihat tertawa bersama, Tan ada beban atau rasa bersalah sedikitpun.
Hanya neneknya yang terlihat menatap Rizky tak berkedip dengan wajah masam.
Saat melihat Sandra datang, semua orang terkejut, namun tidak dengan nyonya tua, nenek Sandra.
wanita itu langsung menghampiri cucu kesayangannya dengan bantuan kursi roda
"Sandra, dari mana kamu nak???
nenek sampai khawatir padamu" ucap Ajeng nenek Sandra dari pihak almarhum mamanya
"Sandra dari kantor" ucap Sandra mencoba tersenyum
"Kantor??? kau yakin kak??? bukan bermalam dengan seorang pria???" tanya Sarah bangkit dari duduknya, memandang Sandra dari ujung kepala hingga kaki
"Aku tak semurah kau"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Eko Eko
lanjuuuuuut lanjuuuuuut lanjuuuuuut
2023-03-26
2
Rose Diana
lanjut
2023-03-26
1
y_res
hhmmm sarah menyamakn dirix dg org lain
2023-03-26
1